tag:blogger.com,1999:blog-2542675785646232082024-03-14T01:00:53.579-07:00Kaum Cerdas CendekiawanAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/10661280979405836890noreply@blogger.comBlogger10125tag:blogger.com,1999:blog-254267578564623208.post-49709212508020524812017-12-03T19:08:00.002-08:002017-12-03T19:08:57.826-08:00<pre style="background: white; line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">TEORI MASYARAKAT NEO-LIBERAL<o:p></o:p></span></b></pre>
<pre style="background: white; line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Simon Clarke<o:p></o:p></span></b></pre>
<pre style="background: white; line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Landasan Ideologis Neo-Liberalisme</span></b><b><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></pre>
<pre style="background: white; line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span></b></pre>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sebagai
paham ekonomi politik yang lahir dari ketidak sepakatan akan peran negara yang
terlalu jauh mengatur proses perekonomian suatu negara (pasar). Neoliberalisme
hadir dengan gagasan yang terkait dengan upaya untuk kembali pada kebijakan
ekonomi liberal klasik yang diusung oleh Adam Smith dan David Ricardo.
Neoliberalisme dengan demikian dicirikan dengan gagasan yang lebih menekankan
pada deregulasi pasar, privatisasi badan usaha milik negara, campur tangan
pemerintah yang terbatas, serta pasar internasional yang lebih terbuka. Namun,
berbeda dengan liberalisme klasik yang diperkenalkan oleh Adam Smith dan David
Ricardo, neoliberalisme lebih merupakan kebijakan ekonomi daripada sekedar
sebuah perspektif ekonomi politik.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidohk4rUUyohe_4tLsrBT6HDsL8LHw63oMGfWTt97Ry5lA2icikZAfYy6_o5WbrhOjmHOnBATu6GNVKAwuPJINY0fySd1_j2GLV9_bPYrwpfnYQAxQFRYsw6BUtmYfwtJUDvgAGXR6ngdb/s1600/download+%25281%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="225" data-original-width="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidohk4rUUyohe_4tLsrBT6HDsL8LHw63oMGfWTt97Ry5lA2icikZAfYy6_o5WbrhOjmHOnBATu6GNVKAwuPJINY0fySd1_j2GLV9_bPYrwpfnYQAxQFRYsw6BUtmYfwtJUDvgAGXR6ngdb/s1600/download+%25281%2529.jpg" /></a></div>
<o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">David
Clarke kemudian menjelaskan bahwa Neoliberalisme menampilkan dirinya sebagai
doktrin yang didasarkan pada kebenaran ekonomi modern yang kehadirannya tak
terhindarkan. Dasar-dasar ekonomi modern, dan ideologi neoliberalisme, pada
dasarnya kembali merujuk pada gagasan Adam Smith dan karya besarnya, The Wealth
of Nations. Selama dua abad terakhir,
argumen Smith telah diformalkan dan dikembangkan dengan ketelitian analisis
yang lebih besar, namun asumsi fundamental yang mendasari neoliberalisme tetap
diajukan oleh Adam Smith.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Adam
Smith menulis The Wealth of Nations sebagai kritik terhadap negara merkantilis
yang korup dan menegangkan, dimana negara menarik atau mengenakan pajak
berdasarkan monopoli dalam perdagangan melalui perizinan. Aspek monopoli
biasanya dilakukan oleh negara dalam hal ekspor dan impor, dimana negara
merkantilis berusaha untuk memperbesar ekspor ke negara lain dan menekan agar
lebih sedikit impor barang dari negara lain. Teori-teori yang mendukung negara
seperti ini menganggap pertukaran sebagai 'permainan zero-sum', di mana
keuntungan satu pihak adalah kerugian pihak lain, sehingga keuntungan maksimal
dari pertukaran akan diekstraksi dengan kekerasan dan kecurangan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ide
dasar kritik Smith adalah bahwa 'kekayaan bangsa' berasal bukan dari akumulasi
kekayaan oleh negara, dengan mengorbankan warganya dan kekuatan asing, tapi
juga dari pengembangan pembagian kerja. Pembagian kerja yang dikembangkan
sebagai hasil inisiatif dan usaha individu pribadi dan akan berkembang dengan
lebih cepat sehingga individu semacam itu bebas untuk menerapkan usaha dan
inisiatif mereka dan untuk memetik imbalan yang sesuai.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Smith
meletakkan fondasi neo-liberalisme dengan argumennya bahwa pertukaran bebas
adalah transaksi yang harus selalu diambil oleh kedua belah pihak, karena tidak
ada orang yang secara sukarela akan terlibat dalam pertukaran dimana mereka
akan menjadi lebih buruk. Seperti yang dikatakan oleh Milton Friedman,
neoliberalisme bergantung pada 'proposisi elementer bahwa kedua pihak mendapat
keuntungan dari transaksi ekonomi darinya, asalkan transaksi tersebut bersifat
sukarela dan bersifat bilateral' (Friedman, 1962, hal 55). Akibatnya, setiap
pembatasan kebebasan perdagangan akan mengurangi kesejahteraan dengan menyangkal
kesempatan individu untuk memperbaiki situasi mereka. Apalagi, Smith
berpendapat, perluasan pasar memungkinkan peningkatan spesialisasi sehingga
pengembangan pembagian kerja. Keuntungan yang didapat melalui pertukaran
bukanlah keuntungan yang didapat oleh satu pihak dengan mengorbankan pihak
lain. Pertukaran adalah cara dimana keuntungan diperoleh melalui peningkatan
pembagian kerja dibagi antara kedua pihak ke bursa. Implikasi langsung dari
argumen Smith adalah bahwa setiap hambatan terhadap kebebasan pertukaran
membatasi pengembangan pembagian kerja dan dengan demikian pertumbuhan kekayaan
bangsa dan kemakmuran masing-masing warganya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Meskipun
Adam Smith tidak mengharapkan argumentnya dapat meberikan dampak terhadap
system sebuah negara. namun tak dapat dipungkiri bahwa, argument Adam Smith
inilah yang kemudian mendasari lahirnya paham baru yang berusaha menghidupkan
kembali Liberalisme Klasik dengan gaya yang lebih baru yang kemudian dikenal
dengan paham Neoliberalisme, yang berusaha merubah peranan negara tidak lagi
membatasi dan melakukan perdagangan pajak, namun menggunakan semua kekuatannya
untuk memperluas kebebasan perdagangan di dalam dan di luar batas nasionalnya. <o:p></o:p></span></div>
<pre style="background: white; line-height: 150%;"><b><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">KRITIK ROMANTIK DAN SOSIALIS TENTANG LIBERALISME</span></b><b><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></pre>
<pre style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Meskipun gagasan Adam Smith yang menjadi landasan Liberalisme dianggap efektif dalam pembangunan di beberapa negara. Hal tersebut ternyata dianggap tidak tepat dan bahkan mendapatkan krtitik dari beberapa kalangan. </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Kritikus 'romanti</span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">k</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">' Smith </span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">misalnya,</span><b><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> </span></b><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">yang mengkritik anggapan Smith bahwa </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">masyarakat ideal adalah salah satu individu terisolasi, masing-masing mengejar minat dirinya sendiri.</span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> “</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Pria mengejar kepentingan pribadi mereka, sementara wanita dan anak-anak tetap menjadi tanggungan mereka</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">dalam keluarga</span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">”. Kritik Romantik Smith menganggap </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">model ini mengabaikan</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">ciri khas masyarakat </span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">atau </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">moralitas</span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> manusia baik</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> agama, seni dan budaya</span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">, hal</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> itu</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">memberikan nilai lebih tinggi daripada individu dan meninggikan manusia di atas kondisi hewani</span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> yaitu </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">mencari kepuasan</span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">. <o:p></o:p></span></pre>
<pre style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Disisi lain, perdagangan bebas yang menuntut persaingan individu untuk saling menunjukkan kapasitas dan keunggulan, mengakibatkan meningkatknya kemiskinan bagi mereka yang tidak bisa atau gagal dalam persaingan, sementara mereka yang sukses bersaing akan mendapatkan kemakmuran. Persaingan seperti ini merupakan konsep kapitalisme yang hanya berusaha untuk menumpuk keuntungan tanpa memperhatikan nasib kelas atau produsen bawah (lemah). <o:p></o:p></span></pre>
<pre style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Kritikus liberalisme konservatif berusaha meniadakan kejahatan kapitalisme dengan mengubah</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">jam kembali ke bentuk ideal masyarakat abad pertengahan di mana individualisme disubordinasikan</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">nilai dan institusi masyarakat, bangsa dan agama. Namun, kenaikan dramatisnya</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Kemakmuran yang ditawarkan kapitalisme kepada mereka yang bisa mendapatkan keuntungan dari dinamikanya</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Respons reaksioner semacam itu secara politis sangat tidak realistis. </span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Permasalahan yang dialami atau bahkan yang terjadi sebagai dampak liberalism dari abad-ke abad yang cenderung dianggap mengabaikan agama dan rasa persamaan, sehingga kemudian hal ini disimpulan oleh Simon Clarke bahwa </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">liberalisme bukanlah ilmu </span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">dimana </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">kapitalisme sebagai teologinya.</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Tuhan tidak bisa disalahkan jika orang berdosa menemukan dirinya di neraka; cara untuk menghindari neraka adalah dengan hidup </span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">dalam sebuah keshalehan. <o:p></o:p></span></pre>
<pre style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Kritikus sosialis kapitalisme, sejak awal abad kesembilan belas, telah berkembang kritik</span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> yang</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> lebih radikal</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">terhadap kapitalisme dan ideologi legitimasinya, berdasarkan kritik dari diamnya</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">prasuposisi, kepemilikan pribadi. Agen ekonomi Adam Smith tidak hanya terisolasi</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Individu, mereka adalah pemilik properti, dan itu karena mereka adalah pemilik properti yang beberapa</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">memiliki kekuatan, terkandung dalam hak legal, untuk mendapatkan keuntungan dari kerja orang lain. Kritik sosialis</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">melihat ketidaksetaraan yang diciptakan kapitalisme bukan akibat dari kegagalan pasar, tapi juga sebagai</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Ekspresi distribusi properti yang tidak setara, dan meminta pemerataan dan / atau</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">sosialisasi kepemilikan pribadi dan pengorganisasian produksi atas dasar kesamaan</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">kepemilikan, didukung oleh ketersediaan kredit secara gratis.<o:p></o:p></span></pre>
<pre style="background: white; line-height: 150%;"><b><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Kritik Marxis tentang liberalisme: penentuan sosial pribadi</span></b><b><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span></b><b><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">minat</span></b><b><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></pre>
<pre style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Kritik paling radikal terhadap liberalisme dikembangkan oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, yang</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Titik awal adalah kritik sosialis terhadap kepemilikan pribadi, yang kemudian Marx selangkah lebih maju</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">menunjukkan bahwa kejahatan kapitalisme tidak berasal dari distribusi properti yang tidak setara,</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">tapi dari institusi milik pribadi itu sendiri. Properti pribadi kapitalis didasarkan pada</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">kepemilikan pribadi atas produk tenaga kerja, yang dijual sebagai komoditas.</span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></pre>
<pre style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kritik ini beranggapan bahwa nilai yang diperoleh atau harga suatu property </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> tidak diberikan, namun ditentukan melalui proses sosial</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">pertukaran dan bisa digelembungkan atau dihancurkan semalaman oleh kenaikan dan penurunan harga pasar.</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Besarnya keuntungan </span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">dalam kapitalisme </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">disesuaikan oleh kaum kapitalis bergantung pada kemampuan mereka untuk menginduksi atau memaksa yang mereka miliki</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">dipekerjakan untuk menghasilkan komoditas yang bisa dijual dengan jumlah uang lebih banyak daripada yang mereka miliki</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">awalnya ditata untuk</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">produksinya. Dalam pengertian ini, sumber keuntungan adalah surplus tenaga kerja,</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">di atas dan di atas yang dibutuhkan untuk menutupi subsisten karyawan mereka, yang oleh kaum kapitalis</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">mampu mengekstrak dari angkatan kerja mereka. Inilah wawasan yang tertangkap dalam kerja Marx</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">teori nilai dan teorinya tentang nilai surplus (Clarke, 1991, Bab Empat).<o:p></o:p></span></pre>
<pre style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span></b><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kritik Marx menganggap bahwa dalam system kapitalisme pasar menjadi factor dominan yang juga menjadi penentu dan mengatur nilai dari sebuah property berdasarkan kepentingan social secara umum. Marx menjelaskan bahwa </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Kepentingan pribadi menjadi kepentingan yang ditentukan secara sosial, yang bisa diraih</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">hanya dalam kondisi yang ditetapkan oleh masyarakat dan dengan sarana yang disediakan oleh</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">masyarakat; Oleh karena itu terikat pada reproduksi kondisi dan sarana ini. Ini adalah</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">minat orang pribadi; namun isinya serta bentuk dan sarananya</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">realisasi, diberikan oleh kondisi sosial secara independen dari semua (Grundrisse, hal 156, my</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">tekanan).</span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></pre>
<pre style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Kritik Marx menganggap bahwa dalam system kapitalisme tidak ada yang namanya individu, yang ada hanyalah kelas-kelas atau golongan. Sehingga kepentingan pribadi ditentukan secara social. <o:p></o:p></span></pre>
<pre style="background: white; line-height: 150%;"><b><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Dinamika Sistem Produksi Kapitalis</span></b><b><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></pre>
<pre style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Marx dan Engels menunjukkan bahwa satu-satunya tujuan produksi kapitalis bukanlah produksi barang untuk memenuhi kebutuhan manusia, </span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sistem produksi kapitalisme </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">haus akan keuntungan untuk mempertahankan akumulasi modal. Tentu saja, kapitalis harus mencari jalan keluar untuk produknya, menjualnya kepada kapitalis lain sebagai alat produksi atau pekerja dan kapitalis sebagai alat konsumsi, namun jauh dari tujuan produksi, kebutuhan untuk menjual produk adalah untuk kapitalis hanya menjadi penghalang bagi akumulasi modal lebih lanjut.</span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></pre>
<pre style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Prinsip system kapitalis adalah bagaimana agar senantiasa mendapatkan keuntungan, hal ini kemudian membuat p</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">ara kapitalis terus berinovasi </span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">dan bersaing untuk mecari cara agar bisa menumpuk modal sebagai keuntungan bagi mereka. </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Persaingan tidak hanya memaksa kaum kapitalis berinovasi dan berinvestasi untuk</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">meningkatkan</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">produktivitas tenaga kerja dan mengembangkan produk baru, juga memaksa kaum kapitalis untuk terus mencari</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">menekan upah, mengintensifkan tenaga kerja dan mengurangi</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">jumlah yang dipekerjakan.</span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></pre>
<pre style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Persaingan para kapitalis untuk mendapatkan modal kemudian melahirkan strategi dan inovasi melalui proses produksi yang tidak hanya menggunakan tenaga manusia tapi juga dengan menggunakan bantuan teknologi industry (mesin). Persaingan para capital yang semakin sengit akhirnya meberi dampak terhadap kelas pekerja. </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Kecenderungan inheren akumulasi kapitalis,</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">yang dikenakan pada setiap kapitalis oleh tekanan persaingan, oleh karena itu semakin intensif</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">tenaga kerja, perpanjangan hari kerja dan redundansi kerja. Hasilnya untuk</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Kelas pekerja adalah meningkatnya</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">ketidakamanan pekerjaan sebagai tanggapan terhadap perubahan yang selalu terjadi</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">tuntutan modal Intensifikasi tuntutan modal semakin banyak</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">orang masuk dalam jajaran yang tidak bisa dipekerjakan. Akumulasi modal tentu mengarah pada</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">polarisasi kerja paksa dan pengangguran, kemakmuran dan kemelaratan. Ini ditandai oleh Marx</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">sebagai 'hukum umum absolut akumulasi kapitalis' (Marx, Capital, Volume One, Chapter</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">XXV).<o:p></o:p></span></pre>
<pre style="background: white; line-height: 150%;"><b><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Proyek </span></b><b><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">N</span></b><b><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">eoliberal<o:p></o:p></span></b></pre>
<pre style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Simon Clarke mengatakan bahwa, </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Neoliberalisme merupakan penegasan kembali keyakinan fundamental ekonomi politik liberal</span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> sebagai</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> ideologi politik yang dominan pada abad kesembilan belas, terutama di Inggris dan Inggris</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Amerika Serikat. Neoliberalisme muncul sebagai respon ideologis terhadap krisis 'negara kesejahteraan</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Keynesian',</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">yang diendapkan oleh krisis kapitalis yang terkait dengan akhir perang</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">ledakan rekonstruksi dan meningkatnya biaya perang AS melawan</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Vietnam pada awal tahun 1970an (Clarke 1988, Bab Sepuluh, Sebelas).</span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></pre>
<pre style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Neoliberalisme hadir sebagai solusi dari kegagalan Keynesian, dan mulai kembali pada gagasan-gagasan liberal klasik namun dengan bentuk yang lebih mengedepankan relasi dengan dunia global (pasar bebas). Neoliberalisme menjadi ideology ekonomi modern dimana pasar dikendalikan dengan bebas dan secara global dapat menjalin hubungan dengan negara lain. <o:p></o:p></span></pre>
<br />
<pre style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Kritikus ekonom neoliberalisme telah berulang kali mengungkapkan bagaimana restriktif dan tidak realistis</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">adalah asumsi yang menjadi dasar model neoliberal. Namun, untuk membantah bahwa</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Model neoliberal yang tidak realistis agak ketinggalan, karena model neoliberal tidak</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">menggambarkan dunia seperti apa adanya, tapi dunia sebagaimana mestinya. </span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Inti </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">neoliberalisme bukan untuk membuat model yang lebih memadai untuk dunia nyata, melainkan untuk mewujudkan </span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">model </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">dunia </span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">yang </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">lebih memada</span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">i</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">. Ini bukan hanya fantasi intelektual, tapi juga proyek politik</span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> yang </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">sangat nyata, untuk mewujudkan neoliberalisme yang telah menaklukkan ketinggian global yang memerintah</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">intelektual, politik dan ekonomi, yang kesemuanya dimobilisasi untuk mewujudkan proyek neoliberal</span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="color: #212121; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">yang menundukkan seluruh populasi dunia ke pengadilan dan moralitas modal.<o:p></o:p></span></pre>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10661280979405836890noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-254267578564623208.post-40409656250950407972017-12-03T18:57:00.000-08:002017-12-03T19:02:58.608-08:00Pariwisata dan Pembangunan Ekonomi<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">BAB I<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo1; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">A.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Latar Belakang. <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Indonesia
dikenal sebagai negara yang majemuk, negara yang kaya akan keberagaman suku,
adat, dan agama. Indonesia terdiri 1340 Suku dan Budaya, 546 Bahasa Daerah, 180
Tarian Daerah, 27 Rumah Adat, 40 Pakaian Adat, dan 256 Juta Jiwa Penduduk. (BPS,
2016). Selain itu, Indonesia merupakan negara yang kaya akan keindahan alamnya
yang terdiri dari 17.504 Pulau yang tersebar dari sabang sampai merauke.
Keindahan alam yang beraneka ragam ini, menjadikan Indonesia sebagai destinasi
wisata bagi wisatawan lokal ataupun manca negara. <o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiG1_PJcl5I7cAlHmXX0i0O1zPr3Ub4EKfKo2HpCEK2836oU84n1UkiTcOoatkymrLB8KYqtdLl6J92xd6M608GPCj5B7HSKTU9rQKuwfleCFkO8Si_NtIx1TdArgsiGSairknmRpq4LcIM/s1600/wisatamalang_com_logo_by_lumansupra.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="450" data-original-width="600" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiG1_PJcl5I7cAlHmXX0i0O1zPr3Ub4EKfKo2HpCEK2836oU84n1UkiTcOoatkymrLB8KYqtdLl6J92xd6M608GPCj5B7HSKTU9rQKuwfleCFkO8Si_NtIx1TdArgsiGSairknmRpq4LcIM/s320/wisatamalang_com_logo_by_lumansupra.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Data dari kementrian pariwisata menyebutkan bahwa,
setiap tahun jumlah wisatawan mancanegara yang masuk atau berkunjung ke
Indonesia mengalami peningkatan. Hal ini berdasarkan data yang menunjukan bahwa,
pada tahun 2016 terdapat sekitar 1,006,653 wisatawan yang mengunjungi
Indonesia. Pada tahun 2017, jumlah ini meningkat meningkat menjadi 1,121,710
wisatawan yang masuk ke Indonesia dari seluruh pintu masuk (Bandara dan
Pelabuhan). Hal ini menunjukan bahwa, potensi pariwisata di Indonesia menjadi
destinasi wisatawan dari negara lain. Hal ini tentunya memberikan dampak
positif bagi pembangunan Indonesia khusunya sector pariwisata. Hal ini
berkaitan dengan, bagaimana sector pariwisata bisa dikelola dengan baik untuk
meningkatkan perekonomian negara. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial
untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Usaha
memperbesar pendapatan asli daerah, maka program pengembangan dan pemanfaatan
sumber daya dan potensi pariwisata daerah diharapkan dapat memberikan sumbangan
bagi pembangunan ekonomi. Pariwisata dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai
multidimensi dari rangkaian suatu proses pembangunan. Pembangunan sektor
pariwisata menyangkut aspek sosial budaya, ekonomi dan politik (Spillane, 1994
:14).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Dampak
Pariwisata Terhadap Perekonomian Industri pariwisata menghasilkan manfaat
ekonomi yang besar baik bagi Negara tuan rumah, maupun Negara asal para turis.
Salah satu motivasi utama sebuah Negara mempromosikan dirinya sebagai Negara
dengan tujuan wisata adalah timbul kemajuan dalam ekonomi, terutama bagi
Negara-negara berkembang. Bersamaan dengan dampak lainnya, peningkatan ekonomi
yang begitu pesat juga terjadi dengan berbagai keuntungan dan kerugian. Dapak
besar pariwisata terlihat dari data World Tourism Organization, pada tahun
2000, 698 juta orang melakukan perjalanan ke luar negeri dan menghabiskan lebih
dari 478 juta US dollar. Gabungan dari pendapatan pariwisata internasioanl
dengan pendapatan transportasi maka menghasilkan lebih dari 575 juta US dollar,
yang membuat pariwisata menjadi penghasil ekspor terbesar di dunia diikuti oleh
produk otomotif, bahan kimia, minyak bumi, dan makanan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Pembangunan
ekonomi melalui sector pariwisata sejalan dengan yang tercantum dalam
Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan yang menyatakan bahwa
Penyelenggaraan Kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan pendapatan nasional
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperluas dan
memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan
daerah, memperkenalkan dan mendayagunakan obyek dan daya tarik wisata di
Indonesia serta memupuk rasa cinta tanah air dan mempererat persahabatan antar
bangsa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Salah satu daerah di Indonesia yang telah
melakukan pertumbuhan ekonomi yang begitu pesat melalui sector pariwisata
adalah Kota Batu. Salah satu kota di daerah Jawa Timur ini dikenal juga dengan
daerah tujuan wisata bagi masyarakat di sekitarnya seprti, kota Malang, Kab.
Malang, Kab. Kediri, Banyuwangi dan kota-kota lain dJawa Timur. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Kota ini terletak 90 km sebelah barat daya
Surabaya atau 15 km sebelah barat laut Malang. Kota Batu berada di jalur yang
menghubungkan Malang-Kediri dan Malang-Jombang. Kota Batu berbatasan dengan
Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan di sebelah utara serta dengan
Kabupaten Malang di sebelah timur, selatan, dan barat. Kondisi geografis kota Batu yang menjadi
poros perjalanan antar kabupaten, menjadikannya sebagai kota yang strategis dan
menjadi persinggahan bagi masyarakat yang sedang dalam perjalanan ke wilayah
lain. Selain itu, kondisi alam kota Batu yang pada dasarnya merupakan
pegunungan dengan yang berada pada ketinggian 700-1.700 meter di atas permukaan
laut dengan suhu udara rata-rata mencapai 12-19 derajat Celsius. Menjadikan
kota Batu cocok sebagai daerah penghasil sayur-sayuran dan buah-buahan, salah
satunya adalah buah apel. Kondisi alam yang sebagian besar terdiri dari
pegunungan, menjadikan suhu dan udara di daerah ini sejuk dan segar, ditambah
lagi dengan bayaknya wahana dan potensi wisata yang mendukung, menjadikan kota
batu sebagai tujuan wisata terkenal di daerah Jawa Timur. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Batu dikenal sebagai salah satu kota wisata
terkemuka di Indonesia karena potensi keindahan alam yang luar biasa. Kekaguman
bangsa Belanda terhadap keindahan dan keelokan alam Batu membuat wilayah kota
Batu disejajarkan dengan sebuah negara di Eropa yaitu Swiss dan dijuluki
sebagai De Kleine Zwitserland atau Swiss Kecil di Pulau Jawa. Bersama dengan
Kota Malang dan Kabupaten Malang, Kota Batu merupakan bagian dari kesatuan
wilayah yang dikenal dengan Malang Raya (Wilayah Metropolitan Malang).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Berdasarkan hal ini, menjadi hal yang menarik
untuk mengetahui bagaimana dampak sector pariwisata terhadap pembangunan atau
pertumbuhan ekonomi masyarakat di kota Batu. Serta bagaimana peran pemerintah
dalam pengelolaan sector pariwisata untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat kota
Batu. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan diuraikan hal-hal sebagaimana
rumusan masalah berikut: <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">B.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">RUMUSAN MASALAH.<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">a.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bagaimana
peran sektor pariwisata dalam pembangunan ekonomi masyarakat kota Batu ?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">b.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bagaimana
peran pemerintah dalam peningkatan peran pariwisata terhadap pembangunan
ekonomi ?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">C.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">TUJUAN PENULISAN. <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">a.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Untuk
mengetahui peran sektor pariwisata dalam pembangunan ekonomi masyarakat kota
Batu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">b.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Untuk
mengetahui bagaimana peran pemerintah dalam peningkatan peran pariwisata
terhadap pembangunan ekonomi masyarakat Kota Batu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">BAB II<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">KONSEP DASAR<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo4; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">A.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pariwisata.<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Secara
etimologis pariwisata berasal dari bahasa sansekerta, yang terdiri dari dua
suku kata Pari yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap. Dan
kata wisata yang berarti perjalanan, bepergian yang bersinonim dengan kata
travel dalam bahasa Inggris, maka dapat di artikan bahwa pariwisata adalah
perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari satu tempat ke
tempat lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Didalam
kamus besar indonesia pariwisata adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan
perjalanan rekreasi. Sedangkan pengertian secara umum pariwisata merupakan
suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara waktuyang
diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain dengan meninggalkan tempat
semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud mencari nafkah di tempat
yang dikunjunginya, tetapi semata mata untuk menikmati kegiataan pertamasyaan
atau reakreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Pengertian
pariwisata sebagaimana yang terkandung dalam Undang-undang No. 10 Tahun 2009
tentang kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan
didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Pariwisata
menjadi salah satu sub-sector dalam pembangunan ekonomi di berbagai negara,
khusunya Indonesia. Sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang no 10 tahun
2009 tentang kepariwisataan, bahwa keariwisataan bertujuan untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Pelaksanaan kepariwisataan di
Indonesia mengikuti prinsip yaitu menjunjung tinggi norma agama dan nilai
budaya sebagai pengejewantahan dari konsep hidup dalam keseimbangan hubungan
antara manusia dan tuhan yang maha Esa, hubungan antara manusia dan sesame
manuisa, dan hubungan antara manuisa dan lingkungan. Selain itu, pariwisata
juga dilakukan untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman budaya dan
kearifan lokal serta member manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan
kesetaraan dan proporsionalitas. <b><o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo4; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">B.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pembangunan Ekonomi. <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Istilah
pembangunan ekonomi digunakan sebagai nama lain atau sinonim dari istilah
“pertumbuhan ekonomi” atau bahkan “kemajuan ekonomi” (<i>economic progress</i>) secara umum (Sen dalam Jan Erik Lane dan Svante
Ersson, 2002). Tolak ukurnya adalah tingkat ekspansi atau pertambahan produk
domestic bruto (GDP: <i>Gross Domestik
Product</i>) per kapita. Berkaitan dengan hal ini, yang menjadi bahasan adalah
bagaimana menguasai apa yang disebut sebagai pembangunan ekonomi, misalnya
bagaimana cara mengidentifikasi kekuatanlkekuatan yang menentukan laju
peningkatan pendapatan per kapita. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Berdasarkan
hal ini, Jan Erik lane dan Svante Ersson mengatakan bahwa, ada beberapa teori dan
pendekatan yang kemudian saling berselisih terkait pembangunan ekonomi ini
yaitu, mulai dari neo-klasik, institusionalis, Keynesian, dualis,
ketergantungan, hingga neo-liberal. Menurut Prof. Meier pembangunan ekonomi
adalah sebagai proses kenaikan pendapatan riil perkapita dalam suatu jangka
waktu yang panjang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu perubahan yang terjadi
secara terus-menerus melalui serangkaian kombinasi proses demi mencapai sesuatu
yang lebih baik yaitu adanya peningkatan pendapatan perkapita yang terus
menerus berlangsung dalam jangka panjang<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Selain
pendekatan dan defenisi pembangunan ekonomi diatas, pendapat lain muncul
terkait pengertian pembangunan ekonomi yaitu oleh aliran pemikiran yang
menggunakan pendekatan indicator social (<i>Sosial
Indikator Approach</i>). Pendekatan ini mengatakan bahwa pembangunan ekonomi
mengacu kepada sesuatu yang lebih dari sekedar pertumbuhan pendapatan per
kapita nasiional, harus ada indicator lain termasuk indicator kesejahteraan
dalam konsep tersebut. Menurut pendekatan ini, peningkatan pendapatan secara
nasional tidak identik dengan meningkatknya kesejahteraan rata-rata penduduk,
bahkan tidak jarang peningkatan pendapatan disertai dengan melebarnya
kesenjangan kaya dan miskin. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Menurut
Lauterbach dalam Jane Erick Lane; 2002. Pembangunan ekonomi adalah suatu upaya
menciptakan kondisi yang lebih baik bagi rakyat suatu negara secara
keseluruhan, sesuai dengan kebutuhan mereka yang sesungguhnya, tanpa mengganggu
system nilai dan cara-cara hidup mereka. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Berdasarkan hal ini, Lauterbach
memberikan pendekatan akan konsep pembangunan ekonomi yang telah menyertakan
factor-faktor social sesuai apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Artinya,
pembahasan terkait pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pembahasan mengenai
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang terjadi pada masyarakat. <b><o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Unsur-Unsur
Pembangunan Ekonomi<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">a.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pembangunan
sebagai suatu proses. Artinya bahwa pembangunan merupakan suatu tahap yang
harus dijalani oleh setiap masyarakat atau bangsa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">b.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pembangunan
sebagai perubahan sosial. Masyarakat sebagai pelaku dalam perubahan sosial
dimana secara langsung atau tidak langsung perubahan sosial akan berdampak pada
kelancaran pembangunan atau bahkan menghambat pembanguna.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">c.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pembangunan
sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita. Sebagai suatu
usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus dilakukan oleh suatu
negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">d.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Peningkatan
pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang. Suatu perekonomian
dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila pendapatan perkapita dalam
jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini tidak berarti bahwa pendapatan
perkapita harus mengalami kenaikan terus menerus.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo4; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">C.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Gambaran Umum Kota Batu. <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo8; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">1.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sejarah
Umum. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Sejak
abad ke-10, wilayah Batu dan sekitarnya telah dikenal sebagai tempat
peristirahatan bagi kalangan keluarga kerajaan, karena wilayah adalah daerah
pegunungan dengan kesejukan udara yang nyaman, juga didukung oleh keindahan
pemandangan alam sebagai ciri khas daerah pegunungan. Pada waktu pemerintahan
Kerajaan Medang di bawah Raja Sindok, seorang petinggi Kerajaan bernama Mpu
Supo diperintah oleh Raja untuk membangun tempat peristirahatan keluarga
kerajaan di pegunungan yang didekatnya terdapat mata air. Dengan upaya yang
keras, akhirnya Mpu Supo menemukan suatu kawasan yang sekarang lebih dikenal
sebagai kawasan Wisata Songgoriti.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Atas
persetujuan Raja Sindok, Mpu Supo yang konon kabarnya juga sakti mandraguna itu
mulai membangun kawasan Songgoriti sebagai tempat peristirahatan keluarga
kerajaan serta dibangun sebuah candi yang diberi nama Candi Supo. Di tempat
peristirahatan tersebut terdapat sumber mata air yang mengalir dingin dan sejuk
seperti semua mata air di wilayah pegunungan. Mata air dingin tersebut sering
digunakan mencuci keris-keris yang bertuah sebagai benda pusaka dari Kerajaan
Medang. Oleh karena sumber mata air yang sering digunakan untuk mencuci
benda-benda kerajaan yang konon katanya bertuah dan mempunyai kekuatan supranatural
yang dahsyat, akhirnya sumber mata air yang semula terasa dingin dan sejuk
akhirnya berubah menjadi sumber air panas, dan sumber air panas itu sampai
sekarang menjadi sumber abadi di kawasan Wisata Songgoriti.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Wilayah
Kota Batu yang terletak di dataran tinggi di lereng pegunungan dengan
ketinggian 700 sampai 1.700 meter di atas permukaan laut, berdasarkan
kisah-kisah orang tua maupun dokumen yang ada maupun yang dilacak
keberadaannya, sampai saat ini belum diketahui kepastiannya tentang kapan nama
"Batu" mulai disebut untuk menamai kawasan peristirahatan tersebut. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Dari
beberapa pemuka masyarakat setempat memang pernah mengisahkan bahwa sebutan
Batu berasal dari nama seorang ulama pengikut Pangeran Diponegoro yang bernama
Abu Ghonaim atau disebut sebagai Kyai Gubug Angin yang selanjutnya masyarakat
setempat akrab menyebutnya dengan panggilan Mbah Wastu. Dari kebiasaan kultur
Jawa yang sering memperpendek dan mempersingkat mengenai sebutan nama seseorang
yang dirasa terlalu panjang, juga agar lebih singkat penyebutannya serta lebih
cepat bila memanggil seseorang, akhirnya lambat laun sebutan Mbah Wastu
dipanggil Mbah Tu menjadi Mbatu atau Batu sebagai sebutan yang digunakan untuk
sebuah kota dingin di Jawa Timur.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Sedikit
menengok ke belakang tentang sejarah keberadaan Abu Ghonaim sebagai cikal bakal
serta orang yang dikenal sebagai pemuka masyarakat yang memulai babad alas dan
dipakai sebagai inspirasi dari sebutan wilayah Batu, sebenarnya Abu Ghonaim
sendiri adalah berasal dari wilayah Jawa Tengah. Abu Ghonaim sebagai pengikut
Pangeran Diponegoro yang setia, dengan sengaja meninggalkan daerah asalnya Jawa
Tengah dan hijrah ke kaki Gunung Panderman untuk menghindari pengejaran dan
penangkapan dari serdadu Belanda (Kompeni). Abu Ghonaim atau Mbah Wastu yang
memulai kehidupan barunya bersama dengan masyarakat yang ada sebelumnya serta
ikut berbagi rasa, pengetahuan dan ajaran yang diperolehnya semasa menjadi
pengikut Pangeran Diponegoro. Akhirnya banyak penduduk dan sekitarnya dan
masyarakat yang lain berdatangan dan menetap untuk berguru, menuntut ilmu serta
belajar agama kepada Mbah Wastu. Awalnya mereka hidup dalam kelompok
(komunitas) di daerah Bumiaji, Sisir dan Temas, namun akhirnya lambat laun
komunitasnya semakin besar dan banyak serta menjadi suatu masyarakat yang
ramai. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Kota
Batu, Malang adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini
terletak 90 km sebelah barat daya Surabaya atau 15 km sebelah barat laut
Malang. Kota Batu Malang berada di jalur yang menghubungkan Malang-Kediri dan
Malang-Jombang dan Malang Pasuruan. Kota Batu berbatasan dengan Kabupaten
Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan di sebelah utara serta dengan Kabupaten Malang
di sebelah timur, selatan, dan barat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Kota
Batu Malang dahulu merupakan bagian dari Kabupaten Malang, yang kemudian
ditetapkan menjadi kota administratif pada 6 Maret 1993. Pada tanggal 17
Oktober 2001, Batu ditetapkan sebagai kota otonom yang terpisah dari Kabupaten
Malang. Batu dikenal sebagai salah satu kota wisata terkemuka di Indonesia
karena potensi keindahan alam yang luar biasa. Kekaguman bangsa Belanda
terhadap keindahan dan keelokan alam Batu membuat wilayah kota Batu
disejajarkan dengan sebuah negara di Eropa yaitu Swiss dan dijuluki sebagai De
Kleine Zwitserland atau Swiss Kecil di Pulau Jawa Bersama dengan Kota Malang
dan Kabupaten Malang, Kota Batu merupakan bagian dari kesatuan wilayah yang
dikenal dengan Malang Raya (Wilayah Metropolitan Malang). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">2.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kondisi
Geografis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Wilayah
Kota Batu terletak di kaki dan lereng pegunungan dan berada pada ketinggian
rata-rata 700-1.700 m di atas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata
mencapai 12-19 derajat Celsius. Batu dikelilingi beberapa gunung, di antaranya
adalah: Gunung Anjasmoro (2.277 m), Gunung Arjuno (3.339 m), Gunung Banyak (1.306
m), Gunung Kawi (2.551 m), Gunung Panderman (2.045 m), Gunung Semeru (3.676 m),
Gunung Welirang (3.156 m) dam Gunung Wukir (335 m).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Dengan
luas wilayah sekitar 202,30 km², sebagian besar keadaan topografi kota Batu
didominasi kawasan dataran tinggi dan perbukitan yang berlembah-lembah yang
terletak di lereng dua pegunungan besar, yaitu Arjuno-Welirang dan
Butak-Kawi-Panderman. Wilayan Kota Batu secara keseluruhan adalah sekitar
19.908,72 Ha atau sekitar 0,42% dari luas wilayah Jawa Timur. Sebagai daerah
yang topografinya didominasi wilayah perbukitan, Kota Batu memiliki pemandangan
alam yang sangat indah, sehingga banyak dijumpai tempat - tempat wisata yang
mengedepankan potensi wisata alam. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Apabila
dilihat dari jenis tanah, Kota Batu terdiri dari empat macam tanah yaitu
andosol yang merupakan jenis lahan paling subur seluas 1.831,04 Ha di Kecamatan
Batu, 1.526,19 Ha di Kecamatan Junrejo dan di Kecamatan Bumiaji seluas 2.873,89
Ha. Selanjutnya tanah jenis kambisol yang masih relatif subur seluas 3.026,37
Ha, jenis alluvial berupa tanah yang kurang subur dan berkapur seluas 816,27 Ha
dan yang terakhir jenis tanah latosol seluas 885,95 Ha yang terbagi menjadi
260,34 Ha di Kecamatan Batu, 217 Ha di Kecamatan Junrejo dan seluas 408,61 Ha
di Kecamatan Bumiaji. Ditinjau dari letak astronomi, Kota Batu terletak
diantara 122° 17‟ - 122° 57‟ Bujur Timur dan 7° 44‟ - 8° 26‟ Lintang Selatan.
Adapun batasbatas wilayah Kota Batu adalah sebagai berikut :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sebelah Utara :
Kabupaten Mojokerto dan Pasuruan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sebelah Timur :
Kabupaten Malang<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sebelah Selatan :
Kabupaten Malang dan Blitar<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sebelah Barat :
Kabupaten Malang<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">3.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Potensi
Wisata.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Pariwisata
kota Batu merupakan salah satu yang terbesar di Indonesia. Jumlah kunjungan
wisatawan ke kota ini merupakan salah satu yang terbesar bersama dengan Bali
dan Yogyakarta. Objek wisata kota Batu sangat beragam, dari sejarah, retail,
pendidikan, hingga kawasan alam. Di objek wisata Songgoriti terdapat Candi
Songgoriti peninggalan Kerajaan Medang dan arca Ganesha peninggalan Kerajaan
Singhasari serta tempat peristirahatan yang dibangun sejak zaman Belanda. Untuk
lebih jelas, berikut gambaran umum wahana wisata yang ada di kota Batu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 50.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">a.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Wisata
gua, wisata gua terdapat di Cangar dan Tlekung<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 50.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">b.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Air
terjun, coban Rais, Coban Talun, Coban Putri<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 50.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">c.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pemandian,
Songgoriti (pemandian air panas), Selecta (pemandian air panas), Cangar
(pemandian air panas mengandung belerang)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 50.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">d.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Agrowisata,
Arboretum Sumber Brantas (mata air Sungai Brantas), Kusuma Agrowisata
(perkebunan apel, stroberi, jambu, dan jeruk, serta tempat outbound)<o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhB8TzwaOLSYKKUnX1sYJcDLh4t8DtPZfYIuCzEwnxTSaVAbUqoyjwdcccW1StwfBTtuxsQuU3RGtiOYHjSzkpdwvXIVDGlQmqV592_hns_33u4DqzkdbjKvIv7pexk_59EFtTxDJ5Ddkno/s1600/4-dolandolen.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="484" data-original-width="860" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhB8TzwaOLSYKKUnX1sYJcDLh4t8DtPZfYIuCzEwnxTSaVAbUqoyjwdcccW1StwfBTtuxsQuU3RGtiOYHjSzkpdwvXIVDGlQmqV592_hns_33u4DqzkdbjKvIv7pexk_59EFtTxDJ5Ddkno/s320/4-dolandolen.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 50.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 50.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">e.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perkemahan,
Taman Hutan Raya Raden Soerjo, Gunung Panderman<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 50.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">f.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Keluarga,
Batu Secret Zoo (Jawa Timur Park 2), Jawa Timur Park 1, Batu Night Spectacular
(BNS), Batu Wonderland, Eco Green Park, Kusuma Waterpark, Predator, Fun Park<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 50.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">g.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP)
Batu, Museum Angkut dan Museum Satwa (Jawa Timur Park 2), The Bagong Adventure
Museum Tubuh<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 50.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">h.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Akomodasi,
Di Kota Batu terdapat banyak tempat akomodasi mulai dari guest house / rumah
singgah, villa, losmen, hingga hotel berbintang yang tersebar di beberapa titik
strategis kota. Ada pula objek wisata terbaru di Kota Batu berupa wisata udara
paralayang. Setiap hari Minggu, di alun-alun Batu diselenggarakan Pasar Wisata
Minggu yang menjual makanan khas Batu serta berbagai macam kerajinan tangan.
Jawa Timur Park merupakan salah satu tempat wisata paling populer di Jawa
Timur. <span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><a href="file:///G:/Tugas%20kopol/Makalah%20Ekopol%20Wahyuddin%20Al-Arasy.docx#_ftn1" title="">[1]</a></span></span><a href="file:///G:/Tugas%20kopol/Makalah%20Ekopol%20Wahyuddin%20Al-Arasy.docx#_ftn1" title=""><!--[endif]--></a></span><o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJQJylouFCfEjvxo55vZEQk_DeFukRzxTVTIRLBzQ_MFlFNi7_QS8-ERMPGIPAsx3sEms-PIvEJiA1GGu47Xvb9QKojoUC09Q95YKax9G4aozczdVXp48UBTMVUlqlE0zt0R1IboiDi95W/s1600/42-tempat-wisata-malang-batu-dan-sekitarnya-terbaru-murah-10.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="408" data-original-width="720" height="181" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJQJylouFCfEjvxo55vZEQk_DeFukRzxTVTIRLBzQ_MFlFNi7_QS8-ERMPGIPAsx3sEms-PIvEJiA1GGu47Xvb9QKojoUC09Q95YKax9G4aozczdVXp48UBTMVUlqlE0zt0R1IboiDi95W/s320/42-tempat-wisata-malang-batu-dan-sekitarnya-terbaru-murah-10.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhp7UDC_vnspLvkoPTib4hRhl510JC4Pds9a2zmNvvwOv27jBF6Grt8Zeh-e9fpK4ZXY1RsjdsPIUBN4bRelm4czmQkl-bqojBk-JLxazgh_Egt0JusBWbxqCk9DWHVq2AkTNw4Et34LlXW/s1600/6-haeratna-esy-es1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="600" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhp7UDC_vnspLvkoPTib4hRhl510JC4Pds9a2zmNvvwOv27jBF6Grt8Zeh-e9fpK4ZXY1RsjdsPIUBN4bRelm4czmQkl-bqojBk-JLxazgh_Egt0JusBWbxqCk9DWHVq2AkTNw4Et34LlXW/s320/6-haeratna-esy-es1.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 50.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><br /></span></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">4.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kondisi
Ekonomi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Perekonomian
Kota Batu banyak ditunjang dari sektor pariwisata dan pertanian. Letak Kota
Batu yang berada di wilayah pegunungan dan pembangunan pariwisata yang pesat
membuat sebagian besar pertumbuhan PDB Kota Batu ditunjang dari sektor ini. Di
bidang pertanian, Batu merupakan salah satu daerah penghasil apel terbesar di
Indonesia yang membuatnya dijuluki sebagai kota apel. Apel Batu memiliki empat
varietas yaitu manalagi, rome beauty, anna, dan wangling. Batu juga dikenal
sebagai kawasan agropolitan, sehingga juga mendapat julukan kota agropolitan.
Karena letak geografis yang berada di dataran tinggi, kota Batu banyak
menghasilkan sayur mayur, dan bawang putih. Selain itu, Batu juga merupakan
kota seniman di mana terdapat banyak sanggar lukis dan galeri seni di kota ini.
Pembangunan tempat wisata di Kota Batu mengalami perkembangan dari tahun ke
tahun yang memberikan efek pengganda bagi sektor lain khusunya sector ekonomi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo4; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">D.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Teori Ekonomi Politik Neo-Klasik. <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Teori
Neo-klasik merupakan pendekatan terhadap ekonomi politik sekitar Abad ke 19,
teori ini dianggap pembaharuan dari teori klasik dan juga pembelaan teori
klasik atas kritik yang dilakukan oleh teori Marxian. Adapun persamaan teori
klasik dan neo-klasik sama-sama memandang bahwa kegiatan ekonomi sebagai sebuah
sistem yang berdiri sendiri. Akan tetapi pembaharuan dari neo-klasik
menggunakan sifat utilitarian untuk menjawab pertanyaan tentang apa sifat dan
tujuan dari ekonomi pasar. Bagi para pemikir neo-klasik, ekonomi adalah
transaksi-transaksi swasta yang dilakukan untuk memaksimalkan kegunaan yang
didapatkan individu sementara politik adalah penggunaan kewenangan publik untuk
mencapai tujuan yang sama juga. Bahasan penting dalam neo-klasik adalah: <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l8 level1 lfo10; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">a.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hak
Kepemilikan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Hak
kepemilikan merupakan bagian penting dari analisis neoklasik. Dalam
pandangannya hak kepemilikan bukanlah sebuah bagian dari kegiatan ekonomi.
Melainkan bagian dari sebuah sistem hukum, yang dilindungi guna maksimalisasi
kepuasaan yang rasional. Hal itu kemudian diatur agar hak-hak kepemilikan
memiliki batas-batas yang tidak boleh dilanggar. Artinya kebebasan dalam
memilik tidak boleh sampai bersinggungan dengan kebebasan orang lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l8 level1 lfo10; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">b.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Eksternalitas<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Eksternalitas
adalah dampak dari transaksi terhadap pihak ketiga atau pihak yang tidak ikut
transaksi, yang tidak melewati system harga dan muncul sebagai efek samping
yang tidak disengaja dari kegiatan orang lain atau kegiatan perusahaan lain. Rhoads dalam Rudianto 2011. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Hubungan
teoritis antara eksternalitas dengan Negara. Ini bisa di mulai dengan
mengajukan beberapa pertanyaan. Pertama mengapa eksternalitas sebaiknya tidak
terjadi? Kedua apa masalah yang di timbulkan oleh eksternalitas bagi pendepatan
neoklasik? Pertanyaan tersebut di jawab dengan perspektif keadilan social,
yaitu bahwa jika eksternalitas terjadi, maka akan ada orang lain yang menerima
keuntungan atau harus mengeluarkan biaya untuk urusan urusan yang terjadi bukan
atas kehendak mereka sendiri. Dalam ilmu ekonomi neoklasik sendiri memiliki
alasan, bahwa eksternalitas dapat mengganggu efisiensi dari operasi dalam
perekonomian. Contoh eksternalitas negative yang di timbulkan oelh perusahaan,
seperti polusi yang menimbulkan biaya atau kerugian bagi pihak pihak di luar
perusahaan dalam bentuk gangguan kesehatan dan biaya pengobatan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l8 level1 lfo10; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">c.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Barang
Publik<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Barang
public adalah barang yang begitu di produksi untuk anggota tertentu dari sebuah kelompok akan secara otomatis bisa
digunakan oleh semua anggota dalam kelompok itu. Defenisi ini menunjukkan
pentingnya sifat non-eksklusif (terbuka bagi semua orang) dalam barang public. Sifat
umum dari barang public adalah sifat non-eksklusif dan non-rival (tidak
tersaingi dan tidak menyaingi) Hubungan antara barang public dengan ekonomi
politik, barang public adalah tema yang menarik Karena barang public
menunjukkan batas-batas dari model pasar sempurna yang terdiri dari pelaku
pelaku yang mencari keuntungan bagi dirinya sendiri. Alasan-alasan mengapa
barang-barang public tidak dapat diroduksi oleh pasar dan kelemahan pasar ini
mendorong orang untuk beralih ke politik. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Masalah
yang menghambat penciptaan barang-barang public pada level mikro-ekonomi bahwa
individu tidak menginvestasikan energy dan sumber daya untuk memproduksi
barang-barang public itu karena individu yang melakukan investasi semacam itu
tidak bisa mendapatkan semua keuntungan yang bisa diberikan oleh barang public
itu. Untuk level makro-ekonomi, kesulitan pasar untuk memproduksi barang public
ini terjadi karena biaya dan keuntungan dari individu tidak dapat dihubungkan
dengan biaya dan keuntungan sosial yang dihasilakan barang public itu. Seperti
yang ditunjukkan oleh Shitglitz, kekurangan pada barang public ini adalah
sebuah bentuk inefisiensi yang dapat menjadi alasan bagi pemerintah untuk
melakukan intervensi (Sitglitz 1988:75)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Fakta
bahwa pasar tidak dapat menghasilakan barang public tidaklah terlalu berarti
bahwa pemerintah pasti bisa menyediakannya. Selain itu, penyediannya barang
public memerlukan kerja tim, sehingga di dalamnya juga akan terjadi masalah
tindakan kolektif. Negara-negara pada posisi lebih baik untuk mengatasi
masalah-masalah ini karena Negara punya kewenangan untuk menggunakan koersi
(kekerasan , paksaaan) untuk memaksa setiap individu-individu untuk melakukan
tindakan-tindakan demi kepentingan bersama (yaitu memaksa mereka untuk membayar
agar bisa mendapatkan keuntungan dari barang public). Selain itu pemerintah adalah lembaga yang
lebih kuat sentralisasinya daripada pasar sehinga memungkinkan Negara untuk
memngatasi masalah-masalah koordinasi dalam pengambilan keputusan yang
desentralisai.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l8 level1 lfo10; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">d.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Oligopoli
dan Monopoli<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Oligopoli dikatakan terjadi ketika beberapa perusahaan
mengendalikan sebagian besar dari pasar atau aset dalam pasar untuk sebeuah
sektor tertentu. Perusahaan hanya bisa mengatur parameter-parameter utama dalam
pasar, seperti misalnya harga. Perusahaan-perusahaan dalam oligopoli bisa
menentukan atau menetapkan level harga lebih tinggi dibandingkan dengan level
harga yang bisa terbentuk dalam persaingan sempurna. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Selain
menaikan harga, perusahaan dalam oligopoly juga bisa membatasi output, karena
mereka sudah mendapatkan laba yang tinggi dengan menjual prodok yang lebih
sedikit dengan harga yang lebih tinggi.
Dari sudut pandang efesiensi,scenario diatas akan dirasa memperhatikan.
Perusahaan akan menghaasilkan terlalu sedikit tapi meminta harga yang terlalu
tinggi jika dibandingkan dengan standar berupa kondisi dalam persaingan
sempurna. Individu - individu dan perusahaan-perusahaan yang hanya mampu
membeli dengan harga yang lebih rendah akan menjadi tersingkir dari pasar.
Kepuasaan atau kegunaan (utility) akan menurun. Dalam situasi ini, harga tidak
mencerminkan biaya produksi dan kelangkaan sumber daya tidak teralokasikan
dengan efisien.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">BAB III</span></b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo6; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">A.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Peran Sektor Pariwisata dalam Pembangunan
Ekonomi Masyarakat Kota Batu. </span></b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Industri pariwisata dapat
menghasilkan manfaat ekonomi yang sangat besar baik bagi negara, bagi wilayah
setempat yang bersangkutan, maupun bagi negara asal dari para wisatawan yang
datang berkunjung. Hal itu sejalan dengan tujuan dari didirikannya sebuah
negara yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 pada alinea keempat yang menyebutkan bahwa tujuan dari
didirikannya suatu negara Indonesia adalah untuk : melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Atas dasar hal itu pemerintah dalam
menjalankan dan melaksanakan tujuan dari negaranya tersebut, tidak dapat
bekerja sendiri tanpa adanya didukung oleh partisipasi dari rakyat yaitu dari
masyarakat Indonesia sendiri. Salah satu bentuk dari partisipasi masyarakat
Indonesia itu di antaranya adalah dengan cara setiap daerah / wilayah memajukan
sektor pariwisata di daerahnya dengan memanfaatkan berbagai sumber daya alam
dan sumber daya manusia yang ada dengan sebaik-baiknya sehingga dapat menarik
para wisatawan yang ada di dalam negeri maupun wisatawan asing untuk berkunjung
dan berwisata ke daerahnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Sebagai salah
satu daerah yang terkenal dengan potensi wisatanya yang beraneka ragam,
pertumbuhan ekonomi masyarakat kota Batu tentunya diharapkan dapat berkembang
dengan memanfaatkan potensi wisata yang ada. Namun demikian, untuk mengelola
potensi wisata yang ada dibutuhkan kerjasama yang baik antar semua elemen
masyarakat seperti pemerintah, masyarakat dan tentunya pengusaha sebagai
pemilik modal. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Joseph
Schumpeter, salah seorang tokoh pemikiran Neo-Klasik menjelaskan bahwasanya
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, diperlukan peran dari para pengusaha
yang bisa membuat inovasi di dalam perekonomian. Para pengusaha ini mempunyai
modal yang selanjutnya akan di investasikan untuk kegiatan ekonomi. Dan hal ini
tentunya akan menambah tingkat konsumsi masyarakat dan pendapatan sehingga
terjadilah pertumbahan ekonomi. Di dalam proses inovasi teori schumpter ini ada
3 faktor yang mempengaruhi, yaitu : Laba/keuntungan sebagai modal, Pemanfaatan
teknologi-teknologi baru dan Proses Meniru (imitasi) dari para pengusaha yang
lebih maju.<a href="file:///G:/Tugas%20kopol/Makalah%20Ekopol%20Wahyuddin%20Al-Arasy.docx#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Berdasarkan
hal ini, pembangunan sector pariwisata dalam usaha pertumbuhan ekonomi tentunya
harus bisa melibatkan pengusaha atau <i>prifat
sector</i>. Hal ini dikarenakan pengusaha adalah pihak yang memiliki modal dan
jasa. Pengelolaan tempat wisata yang baik dan menarik tentunya membutuhkan dana
dan pekerja yang besar dan berkualitass untuk bisa menghasilkan atau menjadikan
tempat wisata menarik bagi wisatawan. Oleh karena itu, peran pengusaha sebagai
pemilik modal sangat menentukan pembangunan ekonomi dengan investasi yang
dimiliki. Peran para pengusaha selain sebagai pengelola tempat wisata,
pengusaha juga dapat terlibat dalam pengelolaan atau penyediaan layanan jasa
bagi para wisatawan. Misalnya, dengan membuat hotel atau penginapan, layanan
transportasi, warung atau café dan lain sebagainya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Adanya
keterlibatan pengusaha dalam pengelolaan pariwisata dengan membuat usaha
terhadap sector pariwisata, tentunya akan menyerap tenaga kerja dari
masyarakat. Hal ini akan meberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang
kemudian secara bertahap akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi masyarakat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Hal seperti
ini telah terjadi di kota Batu, dimana pengusaha dengan kekuatan modal atau
investasi yang dimiliki telah berjasama dengan pemerintah dan melibatkan
masyarakat didalamnya untuk bersama-sama mengelola sector pariwisata. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Pihak
swasta yang ikut membantu perkembangan pariwisata Kota Batu di antaranya adalah
Jawa Timur Park Group. Jawa Timur Park Group yang didirikan oleh Paul Sastro
asal Malang ini, merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri
pariwisata terbesar di Jawa Timur dan Pulau Jawa dan banyak anak perusahaan
tersebar khususnya di wilayah Jawa Timur. Anak perusahaanya yang terletak di
Kota Batu di antaranya Jawa Timur Park 1, Jawa Timur Park 2, Batu Night
Spectaculer, Hotel Pohon Inn, Pondok Jatim Park dan Eco Green Park. Alasan
memilih Kota Batu sebagai pembangunan wisata dari Jawa Timur Park Group adalah
keindahan Kota Batu dan faktor lingkungan yang mendukung. Dengan adanya
investor tersebut secara tidak langsung membantu pembangunan Kota Batu dalam
hal perekonomian. Mereka adalah pihak swasta yang ikut membantu perkembangan
pariwisata Kota Batu. Keberadaan swasta akan membuka lapangan pekerjaan baru
bagi masyarakat Kota Batu. Tingkat pengangguran di Kota Batu pada tahun 2013
menurun menjadi 3.404 orang atau 2,32 persen dibandingkan tahun 2012 kurang
lebih 6.000 orang atau 4,34 persen.<a href="file:///G:/Tugas%20kopol/Makalah%20Ekopol%20Wahyuddin%20Al-Arasy.docx#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Selain
itu, masyarakat setempat juga ikut membantu dalam perkembangan pariwisata di
Kota Batu. Bentuk partisipasi masyarakat di antaranya adalah membangun home
industri dan kesenian, seperti home industri yang terletak di Kecamatan Bumiaji
yaitu kerajinan bambu anjasmoro, keripik tempe, roti roterrdam, petik apel dan
usaha lainnya. Peran serta melalui kesenian. Kesenian yang ada di Kota Batu di
antaranya seperti kuda lumping, reog, karawitan, campur sari dan pencak silat.
Kesenian tersebut biasanya tampil dalam acara karnaval tujuh belasan, acara
Suroan yang dilaksanakan dengan berbagai macam tarian dan budaya seperti reog
dan kuda lumping dan karnaval bunga yang dilaksanakan secara rutin dan menjadi
salah satu even tahunan. Mereka sebagai masyarakat ikut berpartisipasi dalam
pembangunan pariwisata di Kota Batu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Peran
serta masyarakat tersebut adalah wujud partisipasi dan kesadaran masyarakat
Kota Batu dalam membantu perkembangan pariwisata dan adanya keinginan untuk
mengharumkan nama Kota Batu secara nasional maupun internasional. Untuk jenis
wisata yang ada di Batu cenderung menonjolkan potensi alamiah lingkungan
sekitarnya. Mengingat sektor pariwisata memberikan kontribusi yang sangat besar
untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) maka pendapatan yang diperoleh akan dikelola
dan diwujudkan dalam bentuk pembangunan berupa pembangunan secara fisik maupun
pembangunan non fisik. Beberapa wisata alam yang di Kota Batu antara lain
kawasan wisata bunga Sidomulyo, obyek wisata Cangar, obyek wisata alam Gunung
Panderman, obyek wisata Gunung Banyak, obyek wisata Alam Cuban Talun dan obyek
wisata Alam Cuban Rais. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Untuk
wisata buatannya yaitu, obyek wisata Songgoriti, obyek wisata Jatim Park 1,
Museum Satwa (Jatim Park 2), obyek wisata Selecta, obyek wisata Taman Rekreasi
Agro Wisata dan Batu Night Spectaculer (BNS). Selain itu ada juga wisata Budaya
yang menampilkan kebudayaan serta kesenian yang ada di Kota Batu, seperti Kuda
Lumping, reog dan kesenian lainnya. ada juga wisata kerajinan, seperti kain
batik apel, patung, kerajinan besi, cowek dan lainnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Pembangunan sector pariwisata di Kota Batu
meberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi masyarkatnya. Dengan
adanya pariwisata, sebagian masyarakat Kota Batu dapat merubah mata pencaharian
mereka dari sektor pertanian atau sektor lain ke sector pariwisata, seperti
pedagang, pelayan rumah makan, pelayanan hotel, pelayanan vila dan jasa
perjalanan umum. Secara tidak langsung kegiatan pariwisata di Kota Batu membawa
perubahan yang berarti bagi masyarakat Kota Batu dan sekitarnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Perubahan
masyarakat dengan adanya sector pariwisata khususnya dalam hal ekonomi atau
menyangkut mobilitas vertikal terlihat pada beralihnya mata pencaharian
masyarakat dari sektor pertanian ke sector pariwisata, misalnya dulu menjadi
buruh tani meningkat menjadi pemilik vila dan sebagainya. Hal ini akan
memberikan kedudukan lebih baik daripada sebagai buruh tani.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Namun
demikian, berkenaan dengan masalah pembangunan ekonomi, tentunya tak lepas dari
permasalahan persaingan, baik itu persaingan dalam mekanisme pasar, persaingan
antar penyedia barang (produksi) dan lain sebagainya. Persaingan ini pada
dasarnya bertujuan untuk mendapatkan untung dengan memanfaatkan ketertarikan
konsumen. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Dalam teori neo-klasik mengasumsikan
bahwa tindakan konsumsi terhadap berbagai barang yang berbeda semuanya
sama-sama menghasilkan satu dampak yang sama, yaitu kepuasan (satisfication)
atau kegunaan (utility) bagi konsumen (Caporaso dan Levine, 2008: 187). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Pilihan atau
tindakan pelaku ekonomi harus berdasarkan tujuan yang mengandung kepuasaan dan
kegunaan, yang dimaksudkan kegunaan setiap barang adalah tiap-tiap individu
dalam memenuhi kepuasaan tentunya berbeda hal inilah yg dimaksudkan bahwa
tiap-tiap barang juga memliki kegunaan yang berbeda.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Berdasarkan
hal ini, persaingan antar pengelola tempat wisata atau penyedia layanan jasa
(penginapanm transportasi, dan cinderamata) terhadap konsumen (wisatawan)
merupakan usaha para produsen antuk membuat suatu produk dan layanan yang
sesuai dengan kepuasan, dan kegunaan bagi konsumen. Selain itu, kita juga harus
paha bahwa setiap orang itu punya kadar yang berbeda-beda tentang nilai
kepuasaan dan kegunaan. Oleh karena itu, tugas para pengelola wisata adalah
meberikan pelayanan yang sebaik mungkin. Perkara apakah itu menarik atau tidak,
itu tergantung kepuasan para wisatawan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Selain itu, ide utama dalam pemikiran
neoklasik adalah konsep “pilihan yang dibatasi” (constrained choice). Konsep
ini memandang individu sebagai pelaku yang membuat pilihan, atau orang yang
harus memilih dari beberapa alternatif tindakan berdasarkan pandangan atau
imajinasinya sendiri tentang apa dampak dari tiap-tiap alternatif itu bagi
dirinya. Ekonomi dalam pendekatan neoklasik dipandang sebagai proses dimana
orang berusaha memaksimalkan pemenuhan terhadap kebutuhan berdasarkan sumber
daya yang ada. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Hal ini diasumsikan bahwa, pilihan konsumen pada
dasarnya terbatasi dengan apa yang disediakan oleh produk. Artinya, dalam
sector pariwisata misalnya pilihan para wisatawan akan layanan atau jenis
barang yang dibutuhkan itu terbatas pada apa yang disediakan oleh pengelola
pariwisata. Hal ini tentunya berdampak positif bagi masyarakat karena,
masyarakat dan penglola akan semakin berusaha untuk meningkatkan layanan untuk
menarik minat wisatawan. Sehingga, hal ini akan semakin menambah pertumbuhan
ekonomi masyarakat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Pertumbuhan
ekonomi masyarakat kota Batu dari sector pariwisata sangat berkembang dengan
adanya sector pariwisata. Pariwisata dianggap dapat membuka lapangan kerja bagi
penduduk lokal di bidang pariwisata seperti : tour guide, waiter, bell boy, dan
lain-lain. Selain itu, dibangunnya fasilitas dan infrastruktur yang lebih baik
demi kenyamanan para wisatawan yang juga secara langsung dan tidak langsung
bisa dipergunakan oleh penduduk lokal pula. Dan yang paling penting adalah mendapatkan
devisa (national balance payment) melalui pertukaran mata uang asing (foreign exchange).
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Pertumbuhan
ekonomi dalam pandangan neo-klasik juga dipengaruhi oleh ekternalitas, yaitu dampak
dari transaksi terhadap pihak ketiga (yang tidak ikut transaksi) yang tidak
melewati system harga dan muncul sebagai efek samping yang tidak disengaja dari
kegiatan orang lain atau kegiatan perusahaan lain”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Jika
eksternalitas terjadi, maka akan ada orang lain yang menerima keuntungan atau
harus mengeluarkan biaya untuk urusan urusan yang terjadi bukan atas kehendak
mereka sendiri. Dalam ilmu ekonomi neoklasik sendiri memiliki alasan, bahwa
eksternalitas dapat mengganggu efisiensi dari operasi dalam perekonomian.
Contoh eksternalitas negative yang di timbulkan oleh perusahaan, seperti polusi
yang menimbulkan biaya atau kerugian bagi pihak pihak di luar perusahaan dalam
bentuk gangguan kesehatan dan biaya pengobatan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Hal
seperti ini harus menjadi perhatian bagi pengelola industry pariwisata khusunya
di kota Batu. Salah satu dampak ekternalitas pariwisata misalnya adalah dampak
terhadap lingkungan dan ekosistem hewan yang ada di sekitar tempat wisata.
Sebagian wilayah Kota Batu pada dasarnya memang terdiri dari hutan lindung, dan
kebanyakan tempat wisata alam seperti Coban Rondo, coban rais, Permandian air
panas Cangar dan lain sebagainya terletak dalam kawasan hutan lindung yang
dihuni oleh beberapa jenis kera dan makhluk hidup lain. Hal ini harus menjadi
perhatian bagi masyarakat dan pemerintah kota Batu, jangan sampai ada pihak
yang dirugikan dalam pengelolaan sector pariwisata.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">B.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Peran Pemerintah dalam Peningkatan
Pariwisata terhadap Pembangunan Ekonomi Masyarakat Kota Batu. <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Pengembangan pariwisata merupakan peran yang
sangat penting bagi pembangunan suatu wilayah. Adanya berbagai kegiatan
pariwisata maka daerah-daerah yang memiliki potensi dasar pariwisata akan dapat
lebih berkembang dan maju. Selain itu, pariwisata di beberapa daerah dapat
memberikan dampak positif dalam perekonomian terutama dalam pemasukan devisa.
Dengan adanya berbagai misi kepariwisataan, maka daerah yang memiliki potensi
dasar pariwisata cenderung mengembangkan potensi daerah yang ada sehingga
diharapkan mampu menarik wisatawan dalam jumlah besar. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Pertumbuhan
ekonomi sangatlah penting dan memiliki pengaruh yang begitu besar dalam
pembangunan politik suatu negara. Oleh
karena itu, dibutuhkan kerjasama yang baik dari setiap stake holder
(pemerintah, masyarakat dan swasta) dalam pengelolaan sector pariwisata ini. Di
era modern sekarang kesadaran akan pengembangan periwisata menuntut kita untuk
kembali memperlajari soal regulasi. Karena pengembangan pariwista tidak lepas
dari peran serta pemerintah, lembaga, dan masyarakat. Dimana hubungan ketiga
komponen itu dijelaskan secara panjang lebar di dalam teori regulasi yang
membahas tentang konsumsi dan analisis diskursif pandangan kedepan dalam
penelitian ekonomi politik pariwista. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Permasalahan
selanjutnya adalah bagaimana negara bisa menjaga dan memaksimalkan potensi
pariwisata ini agar bisa terus berkembang dan tidak tersaingi dengan negara
lain. Serta bagaimana peran pemerintah dalam industri pariwisata terhadap
pembangunan ekonomi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Peranan pemerintah atau negara dalam perekonomian
berdasarkan teori ekonomi politik telah banyak ditelaah oleh para ilmuan. Salah
satu teori atau pendekatan ekonomi politik adalah teori neo-klasik, yang
mengatakan peranan politik dalam pandangan neo-klasik mempunyai persamaan dan
juga perbedaan dengan pandangan klasik. Persamaan klasik dan neo-klasik,
sama-sama memandang bahwa urusan ekonomi diluar urusan politik, artinya politik
atau pemerintah diciptakan untuk mengurusi hal-hal diluar ekonomi. Namun disisi
lain kalangan neo-klasik juga memiliki pandangan yang lain mengenai peranan
politik dalam ekonomi, adanya tiga jenis kegagalan pasar yang ternyata tidak
bisa dijelaskan oleh kalangan klasik. Jenis kegagalan pasar itu disebabkan
karena adanya eksternalitas, kegagalan yang terkait dengan barang publik
(public good) dan kegagalan yang disebabkan karena terjadinya monopoli. Peranan
politik sangat diperlukan dalam pandangan neoklasik apabila pasar tidak
memberikan peluang kepada individu untuk mencapai level pemenuhan kebutuhan
sesuai dengan sumber daya yang tersedia.<a href="file:///G:/Tugas%20kopol/Makalah%20Ekopol%20Wahyuddin%20Al-Arasy.docx#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Berdasarkan
hal ini, ajaran neo-klasik mengatakan bahwa dalam proses pertumbuhan atau
pembangunan ekonomi, peran pemerintah, negara (politik) sangat diperlukan.
Peran politik atau pemerintah dalam hal ini adalah bagaimana negara atau
pemetintah memberikan perlindungan dan pengendalian pertumbuhan ekonomi melalui
kebijakan atau regulasi yang dikeluarkan. Berdasarkan hal ini, peran pemerintah
kota Batu dalam pembangunan sector pariwisata sebenarnya telah dimulai sejak
Kota Batu ditetapkan sebagai pemerintah Kota pada tahun 2001, Kota Batu mulai
menata dan membangun kotanya. Dengan mengacu kepada kebijakan Pemerintah
Indonesia tentang kepariwisataan dan dengan berdasarkan pada konsep daerah yang
ingin memajukan pariwisata, maka Pemerintah Kota Batu mulai menjalankan
kebijakan kebijakan tertentu guna memajukan industri pariwisata. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Hal
tersebut tertuang dalam visi Kota Batu di bawah pimpinan Walikota pertama Kota
Batu, H. Imam Kabul, yaitu : “Batu agropolitan bernuansa pariwisata dengan
masyarakat madani”. Misi Kota Batu bertujuan untuk meningkatkan kepariwisataan
di antaranya adalah “Meningkatkan kwalitas Sumber Daya Manusia (SDM), yang
ditandai dengan meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, keterampilan dan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknolog (IPTEK) guna menghadapi era
globalisasi serta mengelola sumber daya alam berbasis pada pertanian dan
pariwisata yang berwawasan lingkungan, pengembangan sistem ekonomi kerakyatan
yang selaras dengan perkembangan dunia usaha melalui kemitraaan usaha ekonomi
lemah dengan industri pariwisata dan pertanian dalam rangka meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, pendapatan masyarakat serta mengurangi kesenjangan sosial
ekonomi maupun kemiskinan dan pengangguran dan perwujudan kehidupan sosial yang
dinamis dan berkembang seni budaya serta olahraga untuk menunjang pariwisata
daerah”<a href="file:///G:/Tugas%20kopol/Makalah%20Ekopol%20Wahyuddin%20Al-Arasy.docx#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Berdasarkan hal ini,
kebijakan atau pembangunan sector pariwisata di Kota Batu telah menjadi program
jangka panjang yang dimulai dari tahun 2001 dan menjadi acuan bagi wali kota
selanjutnya untuk membangun kota Batu yang memanfaatkan sector pariwisatanya
tentuna dengan inovasi baru sesuai dengan perkembangan zaman. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Kebijakan
tentang kepariwisataan di Kota Batu memang sudah diatur dan direncanakan dengan
baik. Seperti dalam PERDA Kota Batu Nomor 4 Tahun 2004 tentang fungsi Kota
Batu. Dijelaskan bahwa fungsi Kota Batu yaitu sebagai Kota Pertanian dan Kota
Pariwisata. Kota Pertanian (agropolitan) yaitu pengembangannya diarahkan pada
kegiatan pembangunan pertanian terpadu dimana kondisi fisik, sosial budaya dan
ekonomi cenderung kuat dan mengarah pada kegiatan pertanian. Kota pariwisata
yaitu pengembangan pariwisata Kota Batu yang meliputi pengembangan daya tarik
dan atraksi wisata, pengembangan usaha jasa wisata, pengembangan pusat
pelayanan wisata, pengembangan pusat informasi wisata terpadu (PERDA Kota Batu,
2004:09). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Kebijakan yang dikeluarkan
selain dalam bentuk Perda no. 4 tahun 2004 tentang Fungsi Kota Batu, pemerintah
juga mengatur pelaksanaan industry pariwisata melalui perda no. 7 tahun 2011
tentang RTRW, yang mengatur tentang bagaimana pembangunan kota dan wilayah kota
Batu, termasuk wahana pariwisata. sebagaimana pada pasal 10 ayat 1 poin a,
bahwa kebijakan pembangunan struktur ruang bertujuan untuk mewujudkan pusat
kegiatan yang memperkuat kegiatan agribisnis, pariwisata, dan kegiatan kota
lain secara maksimal. Selain itu, Perda
RTRW Kota Batu juga bertujuan untuk mewujudkan kota Batu sebagai kota
pariwisata yang diperhitungkan di tingkat regional, nasional bahkan
internasional. (pasal 7 poin c Perda Kota Batu no. 7 Tahun 2011 tentang RTRW). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Berdasarkan hal ini, peran pemerintah Kota Batu
dalam pembangunan ekonomi yaitu sebagai pihak yang mengeluarkan peraturan dan
regulasi tentang mekanisme pengelolaan pembangunan ekonomi (sector pariwisata)
telah dilaksanakan dengan adanya regulasi seprti dijelaskan di atas. Tugas
selanjutnya adalah bagaimana ketiga sector (masyarakat, pemerintah dan swasta)
semakin berinovasi dalam pengelolaan pariwisata yang ada di kota Batu, untuk
mewujudkan cita-cita bersama kota Batu yaitu menjadikan Kota Batu sebagai kota
Pariwisata Internasional. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">BAB IV<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">PENUTUP<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo7; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">A.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kesimpulan. <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span></b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pertumbuhan
ekonomi merupakan agenda nasional dan menjadi bagian dalam pembangunan bangsa
Indonesia. Salah satu sector yang ikut
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah pariwisata. Hal ini didukung dengan
kondisi bangsa Indonesia yang kaya akan keindahan budaya dan keindahan alam dan
tersebar di suluruh nusantara<b><o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span></b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Kota Batu adalah daerah yang memiliki potensi pariwisata
yang beraneka ragam dan telah terkenal di Indonesia bahkan mancanegara.
Pembangunan sector pariwisata di Kota Batu melibatkan peran masyarakat,
pemerintah dan swasta (pengusaha), sehingga dengan adanya kerjasama antar
ketiganya dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi kota Batu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Adanya
sector pariwisata di Kota Batu, memberikan dapak positif bagi perekonomian
masyarakatnya, dampak positif ini antara lain. Terciptanya lapangan pekerjaan
bagi masyarakat seperti petugas hotel/penginapan, pelayan, tour guide, petugas
transporasi. Selain itu, mata pencaharian masyarakat tidak hanya pada sector
pertanian tapi juga dengan menyediakan pelayanan bagi wisatawan, misalnya
membuat villa penginapan, café, warug makan, atau membangun home industry
kuliner seperti keripik, dan kerajinan tangan. Sector pariwisata membuka
lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Kota Batu. Tingkat pengangguran di Kota
Batu pada tahun 2013 menurun menjadi 3.404 orang atau 2,32 persen dibandingkan
tahun 2012 kurang lebih 6.000 orang atau 4,34 persen. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Peran pengusaha dalam pembangunan pariwisata di
kota Batu sangat berpengaruh, hal ini karena pengusaha sebagai pihak yang
memiliki modal dapat mengelola sector pariwisata dengan baik. Hal ini sesuai
apa yang dikatakan oleh Joseph Schumpeter, salah seorang tokoh pemikiran
Neo-Klasik menjelaskan bahwasanya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
diperlukan peran dari para pengusaha yang bisa membuat inovasi di dalam
perekonomian. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Peran pemerintah dalam pembangunan sector
pariwisata adalah disamping sebagai pihak yang memiliki wewenang dan kekuasaan,
pemerintah juga berperan untuk mengatur pengelolaan pariwisata di Kota Batu
dengan mengeluarkan kebijakan atau aturan terkait bagaimana pengelolaan sector
pariwisata agar tidak merugikan pihak ain. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">B.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saran. <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Pembangunan ekonomi dari sector
pariwisata seperti yang telah dilakukan di Kota Batu, harus bisa menjadi contoh
dan inspirasi bagi daerah lain di Indonesia, apalagi Indonesia kaya akan
potensi wisata yang tersebar di seluruh wilayah dan daerah di nusantara.
Potensi itu harus dikelola dengan baik agar bisa meningkatkan perekonomian
masyarakat di daerah pada khusunya dan meningkatkan perekonomian negara pada
umumya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Referensi
Buku:<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Lane,
Jan-Erik & Svante Ersson, 2002, <i>Ekonomi
Politik</i> <i>Komparatif</i>, Raja Grafindo
Persada, Jakarta. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Nawawi,
Ismail, 2006, <i>Pembangunan dan Problema
Masyarakat, </i>Putra Media Nusantara, Surabaya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Rudianto,
2011, <i>Perencanaan Pembangunan Nasional
dan Regional</i>, Cakrawala Media, Malang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Referensi Website:<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<a href="http://www.kemenpar.go.id/userfiles/LAKIP.pdf"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">http://www.kemenpar.go.id/userfiles/LAKIP.pdf</span></a><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<a href="http://waodesh.blogspot.co.id/2014/05/33-pertumbuhan-ekonomi-menurut-teori.html"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">http://waodesh.blogspot.co.id/2014/05/33-pertumbuhan-ekonomi-menurut-teori.html</span></a><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Website,
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batu, </span><a href="http://website.batukota.go.id/kategori-2-pariwisata"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">http://website.batukota.go.id/kategori-2-pariwisata</span></a><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">.
diakses pada 21 November 2017, pukul 17.44.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batu, </span><a href="http://kotabatu.web.id/item/profil-dinas-kebudayaan-dan-pariwisata-kota-batu/"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">http://kotabatu.web.id/item/profil-dinas-kebudayaan-dan-pariwisata-kota-batu/</span></a><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">,
diakses pada tanggal 22 november 2017. Pukul 22.45.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Imran,<i>MengembangkanPariwisataMembangunKota</i>,http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/68099/Imron%20Hanas.pdf?sequence=1,
diakses pada 20 November 2017, pukul 21.22.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<br />
<div>
<!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<br />
<div id="ftn1">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///G:/Tugas%20kopol/Makalah%20Ekopol%20Wahyuddin%20Al-Arasy.docx#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "times new roman" , "serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "times new roman" , "serif";"> Website, Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Batu, </span><a href="http://website.batukota.go.id/kategori-2-pariwisata"><span style="font-family: "times new roman" , "serif";">http://website.batukota.go.id/kategori-2-pariwisata</span></a><span style="font-family: "times new roman" , "serif";">. diakses pada 21 November 2017,
pukul 17.44.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn2">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///G:/Tugas%20kopol/Makalah%20Ekopol%20Wahyuddin%20Al-Arasy.docx#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "times new roman" , "serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "times new roman" , "serif";"> Lane, Jan-Erik & Svante
Ersson, <i>Ekonomi Politik</i> <i>Komparatif</i>, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2002, hlm. 65.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn3">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///G:/Tugas%20kopol/Makalah%20Ekopol%20Wahyuddin%20Al-Arasy.docx#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "times new roman" , "serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "times new roman" , "serif";"> Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kota Batu, </span><a href="http://kotabatu.web.id/item/profil-dinas-kebudayaan-dan-pariwisata-kota-batu/"><span style="font-family: "times new roman" , "serif";">http://kotabatu.web.id/item/profil-dinas-kebudayaan-dan-pariwisata-kota-batu/</span></a><span style="font-family: "times new roman" , "serif";">, diakses pada tanggal 22
november 2017. Pukul 22.45.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn4">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///G:/Tugas%20kopol/Makalah%20Ekopol%20Wahyuddin%20Al-Arasy.docx#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "times new roman" , "serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "times new roman" , "serif";"> Ibid, hlm. 66.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn5">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///G:/Tugas%20kopol/Makalah%20Ekopol%20Wahyuddin%20Al-Arasy.docx#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "times new roman" , "serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "times new roman" , "serif";"> Imran, <i>Mengembangkan Pariwisata Membangun Kota</i>,
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/68099/Imron%20Hanas.pdf?sequence=1
, diakses pada 20 November 2017, pukul 21.22.<o:p></o:p></span></div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10661280979405836890noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-254267578564623208.post-10162767307442452982017-11-20T02:39:00.000-08:002017-11-20T02:48:22.372-08:00Etika Politik dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">ETIKA POLITIK DALAM PEMILUKADA <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">A.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Etika Politik. <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Etika
berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethos” yang berarti memiliki watak, adat
ataupun kesusilaan. Jadi pada dasarnya etika dapat diartikan sebagai suatu
kesediaan jiwa seseorang untuk senantiasa patuh kepada seperangkat
aturan-aturan kesusilaan. Drs. Inu Kencana mengemukakan bahwa, etika adalah
sama dengan kesusilaan yang berarti norma kehidupan. Etika menyangkut kelakuan
yang menuruti norma-norma yang baik. Etika merupakan setiap kesediaan jiwa
seseorang untuk senantiasa taat dan patuh kepada seperangkat peraturan
kesusilaan<o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfOaBIwVpVnV4GxrDPR1Nj6tUpJbY4KMNq7UiXdjxiSRBwpm91IC-onsaAKKhHAkqLMLSr3KHBZMVHipn9tT74McuHglkJcKvYeYMdllwR4RIkf_TUE_QuADvbUjp55Zpssb8qfPpzyiMI/s1600/download+%25281%2529.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="188" data-original-width="268" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfOaBIwVpVnV4GxrDPR1Nj6tUpJbY4KMNq7UiXdjxiSRBwpm91IC-onsaAKKhHAkqLMLSr3KHBZMVHipn9tT74McuHglkJcKvYeYMdllwR4RIkf_TUE_QuADvbUjp55Zpssb8qfPpzyiMI/s1600/download+%25281%2529.jpg" /></a></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Sementara
itu, menurut Miriam Budiarjo politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu
system politik atau Negara yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan
system itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Berdasarkan hal ini,
etika politik dapat dimaknai sebagai refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah tentang perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik. Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik
untuk memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan keseimbangan antara
penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi peribadi, dan kebijaksanaan di dalam
pelayanan publik<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Aristoteles
penah mengemukakan bahwa, etika dan politik itu terdapat hubungan yang pararel.
Hubungan itu tersimpul pada tujuan yang sama-sama ingin dicapai, yaitu:
terbinanya warga negara yang baik, yang susila, yang setia kepada negara dan
sebagainya, yang semuanya itu merupakan kewajiban moral bagi setiap warga
negara, sebagai modal pokok untuk membentuk kehidupan bernegara, berpolitik
yang baik, dalam arti makmur, tenteram dan sejahtera<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Etika
politik menuntut agar segala klaim atas hak untuk menata masyarakat dan
dipertanggungjawabkan pada prinsip moral. Etika politik dapat membantu
masyarakat untuk mengejewantahkan ideology Negara yang luhur kedalam realitas
politik yang nyata. Etika politik mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban
manusia sebagai manusia bukan hanya sebagai warga Negara, terhadap Negara dan
hokum yang berlaku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">B.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pemilukada. <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Pemilihan
Umum Kepala Daerah atau yang biasa disingkat dengan Pemilukada atau Pilkada,
adalah pemilihan umum untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
secara langsung di Indonesia oleh penduduk daerah setempat yang memenuhi syarat.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Pemilukada
merupakan instrumen yang sangat penting dalam penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah berdasarkan prinsip demokrasi di daerah, karena disinilah wujud bahwa
rakyat sebagai pemegang kedaulatan menentukan kebijakan kenegaraan. Mengandung
arti bahwa kekuasaan tertinggi untuk mengatur pemerintahan Negara ada pada
rakyat. Melalui Pemilukada, rakyat dapat memilih siapa yang menjadi pemimpin
dan wakilnya dalam proses penyaluran aspirasi, yang selanjutnya menentukan arah
masa depan sebuah negara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Pemilukada merupakan pengejeantahan dari proses
demokrasi di tingkat daerah. Pemilukada menjadi ajang partisipasi masyarakat
untuk ikut andil dalam pesta demokrasi yang juga memilih pemimpin daerahnya.
Oleh karena itu, Pemilukada merupakan ritual sacral dan harus dijaga
penyelenggaraannya karena menyangkur kepentingan masyarakat luas dan tentunya
terkait dengan penentuan masa depan sebuah daerah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">C.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Etika Politik dalam Pemilukada.<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Pemilukada
pertama kali diperkenalkan melalui UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah. Mekanisme ini dipilih sebagai langkah koreksional pembentuk
undang-undang terhadap mekanisme demokrasi perwakilan yang terapkan berdasarkan
UU Nomor 22 tahun 1999, dimana kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih
oleh DPRD. Pemilukada diharapkan akan lebih mendekati makna demokrasi yang
sesungguhnya dimana rakyat memiliki hak untuk memilih dan dipilih dalam
pemerintahan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Pada awal pelaksaannya, pemilukada disambut dengan
apresiasi yang begitu tinggi oleh masyarakat. Antusiasme masyarakat ditunjukan
dengan besarnya tingkat partisipasi setiap kali pemilukada dilaksanakan atau
diselenggarakan. Hal ini wajar mengingat Demokrasi pada dasarnya memang selalu
menyediakan wadah yang luas bagi masyarakat untuk berpartisipasi atau ikut
serta secara politik dalam penyelenggaraan pemerintahan. Maka tak heran jika
kemudian banyak yang mengaggap bahwa semakin rendah partisipasi masyarakat
dalam pemilukada semakin rendah pula kualitas pemilukada. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Seiring berjalannya waktu, tingkat partisipasi dan
antusiasnme masyarakat terhadap pelaksanaan pemilukada ternyata lambat laun
mengalami penurunan. Masyarakat tidak lagi memiliki antusias dan semangat yang
besar untuk ikut terlibat dalam penyelenggaraan pemilukada. Hal ini tentu
memiliki penyebab dan alansan tertentu mengingat masyarakat kita pada umumnya
telah sadar betul dengan tujuan dan konsekuensi dari pemilukada itu sendiri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Mahfud MD dalam tulisannya tentang Evalusasi
Pemilukada dalam Persfektif Demokrasi dan Hukum (2012), mengatakan bahwa
terdapat sekurang-kurangnya 4 (empat) penyebab menurunnya partisipasi
masyarakat dalam Pemilukada yaitu, <i>pertama</i>,
masyarakat secara sadar memang tidak mau menggunakan hak pilihnya karena
dilandasi oleh sikap apatis. Bagi mereka, menggunakan atau tidak menggunakan
hak suara dalam Pemilukada maknanya sama saja dan tidak memberikan pengaruh
signifikasn dalam keseharian hidup. <i>Kedua</i>,
Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang amburadul dan tidak akurat berkonstribusi besar
melemahkan semangat masyarakat yang semula berniat untuk berpartisipasi. <i>Ketiga, </i>masyarakat pemilih cenderung
lebih mendahulukan kepentingan individualnya, seperti bekerja, berladang,
merantau, atau sekolah ketimbang hadir ke TPS untuk menggunakan hak pilihnya. <i>Keempat</i>, partisipasi dalam Pemilukada
didorong semangat pragmatisme masyarakat. Kalau ada kandidat yang member
keuntungan mereka mau berpartisipasi, kalau tidak maka tidak perlu
berpartisipasi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Alasan atau penyebab penurunan partisipasi
masyarakat terhadap pelaksanaan pemilukada seperti yang dikatakan Mahmud MD ini
merupakan dampak dari pelanggaran etika dalam berpolitik yang dilakukan oleh
para pemangku kepentingan. Sehingga masyarakat mulai kehilangan kepercayaan
terhadap pelaksanaan pemilikada yang sehat. Fenomena seperti ini memberikan
pergeseran makna dari Pemilukada yang dulunya merupakan momen pesta demokrasi,
menjadi fenomena politik yang selalu diwarnai persoalan. Jika kita cermati lebih
jauh, persoalan-persoalan yang terjadi pada Pemilukada sangatlah kompleks
karena dapat terjadi disemua tahapan Pemilukada. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Jika melihat kondisi Pelaksanaan Pemilukada
sekarang ini dengan permasalahan yang kompleks, maka wajar jika kemudian
masyarakat mulai apatis atau hilang kepercayaan dengan pelaksanaan Pemilukada. Kompleksitas
permasalahan dalam pemilukada ini dapat digambarkan dalam beberapa permasalahan
utama yang dianggap menciderai etika politik. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> <i>Pertama, </i>Pemilukada seakan-akan menjadi
arena rivalitas kekuasaan secara tidak sehat sehingga belum dapat melahirkan
pemimpin yang dapat bertanggung jawab, mengutamakan kepentingan masyarakat
diatas kepentingan pribadi, kelompok, atau partai. Contoh kasus seperti ada
banyak kita temui diberbagai daerah di tanah air, dimana banyak kepala daerah
hasil Pemilukada yang bermasalah terutama dengan hukum. Data menunjukan bahwa
pada era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono misalnya, yang telah
mengeluarkan sekitar 150 surat izin pemeriksaan kepala daerah. Artinya, sekitar
20 hingga 25 persen dari jumlah seluruh kepala daerah hasil Pemilukada
bermasalah.<a href="file:///E:/ETIKA%20POLITIK%20DALAM%20PEMILUKADA.docx#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Kedua,</span></i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
Pemilukada mendorong sikap atau moral pragmatisme, baik calon kepala daerah,
penyelenggara Pemilukada, maupun masyarakat. Etika yang cenderung pragmatism
inilah yang kemudian membuat politik uang (<i>money
politic</i>) mewarnai setiap tahapan Pemilukada. Meskipun sama bahayanya bagi
setiap kalangan, namun saya mengaggap bahwa pelanggaran etika yang cenderung menimbulkan
pragmatism ini lebih parah dilaksanakan oleh para Penyelenggara Pemilukada.
Pragmatisme akan membuat para penyelenggara Pemilukada menjadi tidak
professional, kehilangan integritas, tidak akuntabel dan tidak mandiri yang
secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas dan keaslian Pemilukada. Hal
ini sangat miris mengingat para penyelenggara Pemilukada yang pada dasarnya
adalah jabatan yang paling berperan penting dalam pelaksanaan Pemilukada
ternyata begitu mudahnya dipengaruhi dengan iming-iming harta atau uang. Etika
politik seakan-akan bukan hal yang mesti dijaga. Hasilnya, hal seperti inilah
yang pada dasarnya menjadi sumbu terjadinya tindakan-tindakan anarkis dari
pendukung pasangan calon yang kalah kaarena tidak relevannya hasil Pemilukada. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Ketiga,</span></i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
Pemilukada mengekalkan oligarki kekuasaan sekaligus melahirkan orang-orang yang
kecanduan kekuasaan. Kita mungkin sudah tidak asing dengan istilah politik
dinasti, sebuah fenomena dalam perebutan kekuasaan di daerah. Buktinya, sejauh
ini telah ada kepala daerah yang telah menjabat sebanyak dua periode namun
tetap maju pada pemilihan selanjutnya meskipun itu hanya menjadi wakil. Atau
para mantan kepala daerah mendorong istri atau anaknya untuk ikut dalam
pencalonan. Bahkan yang lebih miris lagi, ada bupati di sebuah daerah yang
jelas-jelas korupsi dan dinyatakan gagal dalam kepemimpinannya, namun seakan
tak punya dosa dia tetap maju lagi dalam pemilihan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Keempat</span></i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">,
Pemilukada menimbulkan persoalan anggaran. Sudah tidak bisa kita pungkiri bahwa
Penyelenggaraan Pemilukada memakan dana yang begitu besar. Hal ini sendiri
pernah disebut oleh presiden SBY dalam pidato kenegaraannya bahwa pilkada
langsung yang dilaksanakan menyuguhkan kecenderungan praktik demokrasi dengan
biaya tinggi. Beban biaya di daerah terkadang tersedot dengan pelaksanaan
Pemilukada ini, hal ini berdasarkan pasal 112 UU Nomor 32 tahun 2004. Namun
demikian, saat ini telah diterbitkan mekanisme baru dalam pemilihan kepala
daerah yang dilaksanakan secara serentak atau brsama-sama di berbagai daerah.
Tentunya kebijakan baru ini diharapkan dapat memberikan jalan keluar terkait
tingginya dana yang dikeluarkan disbanding pelaksanaan Pemilukada sebelumnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Kelima, </span></i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pemilukada
memicu politisasi birokrasi. Netralitas birokrasi, sebuah jargon yang menunjukan
cita-cita mulia dimana birorasi harus netral tanpa adanya politisasi
didalamnya. Namun hal ini seakan-akan cuma sekedar motto belaka. Di berbagai
daerah, calon kepala daerah petahana hampir selalu melibatkan mobilisasi massa
PNS, baik itu pegawai biasa, camat, kepala desa, lurah dan lain-lain untuk
memenangkan dirinya. Tentunya dengan iming-iming jabatan atau hal menggiurkan
lainnya. Padahal dalam aturan, birokrasi diharuskan bebas dari pengaruh ikatan
politik dengan kekuatan-kekuatan politik sehingga diharapkan pelayanan kepada
masyarakat yang diberikan oleh birokrasi netral, tidak memihak, dan objektif. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span></i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Berdasarkan gambaran tentang permasalahan yang
terjadi seputar penyelenggaraan Pemilukada di atas. Kesimpulan yang dapat
dikemukakan adalah bahwa kondisi perpolitikan di negara ini telah meninggalkan
prinsip-prinsip dasar serta etika dalam berpolitik. Etika bukan lagi hal tabu
yang harus dijaga dan ditaati, etika dewasa ini seakan-akan menjadi sebuah
pelengkap semata dalam sebuah konsep perpolitikan yang hanya dimiliki sebagai
pencitraan semata tanpa bukti etiket dalam realisasinya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsP33mPjerF4J-B0gPoNPXgNI96KjBm2aZ9M8efJrG-9Zxi2EY1Vrr_VEszxY3leonUFQiLqFk4tFgb85w9pWPwoqyM1TuvC3Fs9QB6iTdl_xn-ZQcHB2uRHWqA-pwYBPqU0_SgTLfsWol/s1600/download+%25283%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="177" data-original-width="285" height="248" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsP33mPjerF4J-B0gPoNPXgNI96KjBm2aZ9M8efJrG-9Zxi2EY1Vrr_VEszxY3leonUFQiLqFk4tFgb85w9pWPwoqyM1TuvC3Fs9QB6iTdl_xn-ZQcHB2uRHWqA-pwYBPqU0_SgTLfsWol/s400/download+%25283%2529.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Oleh karena itu, wajar jika kemudian masyarakat
mulai apatis dan hilang semangat untuk ikut berpartisipasi dalam pemilihan
kepala daerah, masyarakat mulai sadar dengan carut marut dalam penyelenggaraan
Pemilukada, sehingga ikut atau tidak ikut dalam pelaksanaan hanya buang-buang
waktu, toh hasilnya pasti mengikuti calon dengan modal yang banyak. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Disisi lain, masyarakat juga mulai ikut memainkan
peran antagonis dalam penyelenggaraan Pemilukada dengan moral pragmatisnya yang
cenderung memilih karena iming-iming uang yang kadang diistilahkan dengan
“Berjuang” Beras, baju dan uang. Masyarakat memilih asalkan ada nilai tukar
yang sepadan. Fenomena sperti ini harus segera dicari jalan keluarnya, karena
hal seperti ini adalah bukti nyata kehancuran system demokrasi yang sebenarnya.
Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran dari semua elemen masyarakat untuk
kembali kepada etika dalam perpolitikan dan aturan serta norma yang berlaku
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara demi kamajuan bangsa ini kedepan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">D.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Penutup/Kesimpulan.<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Etika
politik merupakan aturan, nilai dan norma moral yang harus dipegang teguh oleh
setiap manusia. karena manusia pada dasarnya adalah makhluk politik (<i>zoon politicon)</i>. Etika berkaitan dengan
bagaimana manusia menggunakan dan menyelenggarakan kekuasaan dengan baik untuk
kepentingan bersama tanpa merugikan pihak lain. Aristoteles penah mengemukakan
bahwa, etika dan politik itu terdapat hubungan yang pararel. Hubungan itu
tesimpul pada tujuan yang sama-sama ingin dicapai, yaitu: terbinanya warga
negara yang baik, yang susila, yang setia kepada negara dan sebagainya, yang
semuanya itu merupakan kewajiban moral bagi setiap warga negara, sebagai modal pokok
untuk membentuk kehidupan bernegara, berpolitik yang baik, dalam arti makmur,
tenteram dan sejahtera. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Pemilukada adalah bagian penting dari demokrasi
yang merupakan ajang dimana masyarakat ikut andil dalam dunia politik. Oleh
karena itu, penyelenggaraan Pemilukada tidak boleh mengabaikan etika politik
dalam Pelaksanannya, hal ini berkaitan dengan adanya permainan atau pelanggaran
etika yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu yang tujuannya sama yakni
memenangkan salah satu kandidat namun dengan cara yang tidak sesuai dengan
etika politik. Padalah Pemilukada meruapakan ritual sacral untuk menentukan
arah masa depan sebuah daerah. Pemilukada sejauh ini memiliki polemic dan
segudang masalah dalam penyelenggaraannya, sehingga hal ini mengakibatkan
masyarakat enggan untuk ikut berpartisipasi dalam pelaksanannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Penyelenggaraan
Pemilukada yang baik adalah ketika masyarakat dengan penuh kesadaran ikut
berpartisispasi dalam Pelaksanaan Pemilukada tanpa adanya unsure-unsur lain
yang mendasari. Pemilukada yang baik haruslah lepas dari permainan-permainan
dari pihak manapun sehingga masyarakat bisa dengan sadar (objektif) dalam
memilih pemimpin masa depan. Oleh karena itu, masyarakat baik itu pemerintah,
penyelenggara Pemilukada, masyarakat awam atau pihak manapun harus mulai sadar
bahwa etika bukanhal yang seharusnya diabaikan, karena ini menyangkut masa depan
bangsa dan negara. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<br />
<div>
<!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<br />
<div id="ftn1">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///E:/ETIKA%20POLITIK%20DALAM%20PEMILUKADA.docx#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></a> <span style="font-family: "times new roman" , "serif";">Haryadi, <i>Demokrasi Lokal</i>, (Jakarta:Konstitusi Press, 2012) Halaman 10.</span></div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10661280979405836890noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-254267578564623208.post-80557629116689004002013-05-04T22:01:00.000-07:002013-05-04T22:02:58.352-07:00Relasi antara Pemerintah, Sektor Swasta dan Masyarakat dalam Mengatasi Masalah Kemiskinan<br />
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiP7OlI1pXqVquoOn5CUJ7CB5nP6SrQO3nqEdWsg-9cAmvdXgPM2uoSqlvtibbs_wXeAuOXnIjl5PdKjY5_R1BSS62rtW2P7szkDXUrSiPEDa8kSbMmJj4OzIpmFjle_tv1e4xahlT_CjHG/s1600/b.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="370" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiP7OlI1pXqVquoOn5CUJ7CB5nP6SrQO3nqEdWsg-9cAmvdXgPM2uoSqlvtibbs_wXeAuOXnIjl5PdKjY5_R1BSS62rtW2P7szkDXUrSiPEDa8kSbMmJj4OzIpmFjle_tv1e4xahlT_CjHG/s400/b.jpg" width="400" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgarjaES3mtE3liF08LPZOYy42Jb4eYVMBV7V0pOklHw19L9hWud6JszS0Xxmnu-sjJkz75RUmHkIlQg-FbO6ZvhnyyJFNP9vLtk_LhC8cpRZEWMlyyPYLhCMrXA49BsGxq0b01G0yL_LML/s1600/r.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a>“Relasi Tiga Aktor (Pemerintah, Masyarakat dan Prifat Sektor) dalam Mengatasi Kemiskinan” <br />Latar Belakang. <br />Upaya penanggulangan kemiskinan pada hakekatnya merupakan upaya bersama dari semua pemangku kepentingan, sehingga membutuhkan sinergi dan kemitraan dengan semua pihak. Pemerintah, termasuk pemerintah daerah, kalangan swasta, kalangan organisasi kemasyarakatan, kalangan universitas dan akademisi, kalangan politik dan tentunya masyarakat sendiri perlu membangun visi yang sama, pola pikir dan juga pola tindak yang saling menguatkan dengan difokuskan pada upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam kemitraan yang saling menguatkan inilah maka berbagai sasaran peningkatan kesejahteraan rakyat dapat dicapai dengan baik. Pemerintah sangat mendukung setiap prakarsa dan inovasi yang dijalankan serta dikembangkan oleh semua pihak dalam mendukung upaya peningkatan kesejahteraan rakyat ini.<br />Kemiskinan dan pengangguran adalah masalah mendasar bagi negara berkembang, termasuk Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan hasil survei pada Maret 2010, jumlah orang miskin di Indonesia sebanyak 32,53 juta jiwa atau sebesar 14,15 % dari total jumlah penduduk Indonesia. Hal ini tidak jauh berbeda dengan hasil survey ditahun 2009. Sedangkan tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2010 mencapai 8,59 juta orang atau sebesar 7,41 % dari total penduduk Indonesia. Sementara itu, angka <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgarjaES3mtE3liF08LPZOYy42Jb4eYVMBV7V0pOklHw19L9hWud6JszS0Xxmnu-sjJkz75RUmHkIlQg-FbO6ZvhnyyJFNP9vLtk_LhC8cpRZEWMlyyPYLhCMrXA49BsGxq0b01G0yL_LML/s1600/r.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a>kemiskinan di Indonesia dari tahun ke tahun memang mengalami penurunan. Pada tahun 2010 angka kemiskinan mencapai 32 juta jiwa, kemudian menurun jadi 30 juta ditahun 2011. Hingga Maret 2012, tingkat kemiskinan di Indonesia adalah 11,96 persen, apabila angka tersebut dikonversikan ke jumlah penduduk, maka ditemukan angka 29,13 juta jiwa penduduk masih masuk dalam kategori miskin. Pemerintah menggenjot pemberantasan kemiskinan dengan beragam program, diantaranya progam PNPM Mandiri, bansos, hingga beras murah. <br />Program tersbeut dirasa masih jauh dari ideal lantaran penurunan angka kemiskinan yang stagnan. Bahkan, selama pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono angka kemiskinan dibagi menjadi golongan miskin, dan hampir miskin. Beberapa pengamat menilai pemisahan itu merupakan cara pemerintah memecah angka kemiskinan.<br />Hal ini merupakan permasalahan nasional dimana pemerintah diharapkan dapat segera menekan angka kemiskinan dan pengangguran tersebut. Namun, karena ini adalah permasalahan nasional maka diharapkan bukan hanya pemerintah yang memikirkan pemecahan masalah tersebut. Pihak swasta atau prifat sektor juga diharapkan mengambil peran untuk membantu pemerintah menekan angka kemiskinan dan pengangguran di negara ini. <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgarjaES3mtE3liF08LPZOYy42Jb4eYVMBV7V0pOklHw19L9hWud6JszS0Xxmnu-sjJkz75RUmHkIlQg-FbO6ZvhnyyJFNP9vLtk_LhC8cpRZEWMlyyPYLhCMrXA49BsGxq0b01G0yL_LML/s1600/r.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgarjaES3mtE3liF08LPZOYy42Jb4eYVMBV7V0pOklHw19L9hWud6JszS0Xxmnu-sjJkz75RUmHkIlQg-FbO6ZvhnyyJFNP9vLtk_LhC8cpRZEWMlyyPYLhCMrXA49BsGxq0b01G0yL_LML/s400/r.jpg" width="400" /></a><br />Dalam usaha untuk mengurangi kemiskinan, peran sektor swasta juga sangat dibutuhkan, oleh karena itu, pemerintah telah mengambil inisiatif untuk mendorong peran pihak swasta dengan diterbitkannya UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan UU No 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang mewajibkan perusahaan khususnya perusahaan yang memanfaatkan sumber daya alam untuk mengeluarkan dana tanggung jawab sosial perusahaan. Dengan peraturan ini, diharapkan sektor swasta terutama sektor atau industri yang menggunakan sumber daya alam dalam menjalankan usahanya agar dapat lebih meningkatkan perannya dalam mengatasi permasalahan sosial seperti kemiskinan dan pengangguran melalui kebijakan dana tanggung jawab sosial perusahaan terhadap karyawannya atau yang biasa disebut dengan Corporate Social Responsibility (CSR).<br />CST atau Corporate Social Responsibility adalah merupakan komitmen perusahaan untuk bertanggung jawab secara social dan lingkungan terhadap dampak yang timbul akibat beroperasinya perusahaan disuatu daerah. Tanggung jawab sosial perusahaan saat ini telah menjadi istilah yang kerap kita dengar dalam suatu perusahaan, walaupun banyak perdebatan tentang definisinya di antara para ilmuan, prktisi maupun akademisi. Hal ini disebabkan karena CST adalah konsep atau istilah yang berasal dari luar, permasalaha utamanya memang adalah memberikan pemaknaan atau arti yang sesuai dengan pemahaman orang Indonesia, karena kebanyakan hal atau istilah dari luar biasanya disalah artikan oleh masyarakat indonesia, sehingga tujuan konsep yang seharusnya malah melenceng dan berbeda dengan tujuan awalnya. <br />Pembahasan.<br />Peran pemerintah, sektor swasta dan masyarakat sangat dibutuhkan dalam usaha mengurangi kemiskinan, sehingga konsep pembangunan partisipatif bisa terealisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pembangunan partisipatif merupakan Perencanaan pembangunan partisipatif merupakan pola pendekatan perencanaan pembangunan yang melibatkan peran serta masyarakat pada umumnya bukan saja sebagai obyek tetapi sekaligus sebagai subyek pembangunan, sehingga nuansa yang dikembangkan dalam perencanaan pembangunan benar-benar dari bawah (bottom-up). <br /> Selama ini sektor swasta hanya dianggap sebagai pihak yang hanya mencari untung atau modal sendiri tanpa memperhatikan nasib masyarakat miskin, sementara masyarakat dianggap sebagai objek pembangunan yang tidak terlibat dalam proses pembangunan dan hanya menerima program yang diberikan tanpa adanya kesempatan untuk iktu dalam pembangunan tersebut. Sehingga pembangunan tidak memuaskan masyarakat dan kesenjangan antara si kaya dan si miskin malah semakin sulit untuk di satukan. Hal ini bisa kita lihat dalam realita kehidupan baik di desa ataupun di perkotaan. Pembangunan gedung-gedung, mal, pabrik dan lain sebagainya terkadang mengakibatkan penderitaan untuk masyarakat miskin misalnya melalui penggusuran lahan atau pemukiman masyarat dengan alih untuk pembangunan yang lebih baik, tapi kenyataannya malah memberikan kesengsaraan bagi warga miskin, apalagi mereka yang memang tidak memiliki tempat tinggal. <br />Banyak pandangan mengungkap pentingnya sektor swasta terlibat penanggulangan kemiskinan. Sebuah pandangan berpendapat, keterlibatan swasta dalam penanggulangan kemiskinan pada dasarnya diawali dengan adanya niat pemenuhan kebutuhan internal perusahaan. Artinya, meskipun sektor swasta berusaha untuk terjun dalam program pemerintah untuk mengatasi kemiskinan, paling tidak mereka hanya berharap mendapatkan modal yang banyak tanpa memperhatikan kualitas program yang dilakukan. <br />Prahalad dalam The Fortune at the Bottom of Pyramid melihat kebutuhan internal dalam perusahaan melalui kepentingan perusahaan dalam memperluas pasar melalui inovasi produk dan pemberdayaan mereka yang ada di bawah garis kemiskinan agar bisa menjadi konsumen. Prahalad berpendapat, dengan menjadi konsumen, peluang untuk meningkatkan kualitas kehidupan melalui aktivitas ekonomi residual menjadi lebih besar. <br />Survei McKinsey and Company hasil wawancara dengan hampir 400 pimpinan perusaha- an multinasional di seluruh dunia pada pertemuan UN Summit on Corporate Citizenship bertajuk "Shaping the New Rules of Competition" mempertegas pandangan itu. Survei menemukan prioritas sosial tertinggi yang menarik minat perusahaan: sektor edukasi dan ketenagakerjaan (50 persen) serta governance (44 persen). Aneka pilihan itu jelas terkait kebutuhan perusahaan atas ketersediaan tenaga terampil dan kepastian iklim usaha. <br />David Vogel dalam The Market for Virtue memberi perspektif berbeda, bahwa hakikat perusahaan sebagai entitas pencari keuntungan tidak dapat diganggu gugat. Dorongan untuk memupuk keuntungan dan memikirkan diri sendiri, akan membatasi sektor swasta agar selaras dengan yang diharapkan banyak pihak dalam penanggulangan kemiskinan. Sektor swasta akan selalu melakukan aneka pilihan yang aman untuk kelangsungan hidup perusahaan. <br />Karena itu, agar partisipasi sektor swasta relevan, dorongan eksternal untuk mengatur perilaku sektor swasta menjadi mutlak. Regulasi pemerintah yang mengatur aktivitas sosial perusahaan menjadi penting. Perluasan dari aturan-aturan hukum yang ada untuk memastikan perilaku bertanggung jawab dari sektor swasta, misalnya hukum tenaga kerja dan lingkungan hidup, harus diutamakan. Dengan adanya peran dari konsep CST atau Corporate Social Responsibility yang ada dalam perusahaan swasta, jika dimanfaatkan secara maksimal memang bisa berguna dan sedikit banyak bisa mempengaruhi pola perubahan kemiskinan di negara ini. CSR merupakan komitmen perusahaan untuk bertanggung jawab secara social dan lingkungan terhadap dampak yang timbul akibat beroperasinya perusahaan disuatu daerah. Bila sebelumnya perusahaan hanya memperhatikan Keuntungan (Profit), kedepan perusahaan juga harus memperhatikan masyarakat (People) dan Lingkungan (Planet). <br />Kombinasi ketiga hal tersebut dikenal dengan istilah 3P ataupun Triangle P. Salah satu implementasi konsep CSR adalah dengan menjalankan program Community Development (pengembangan masyarakat). Program Community development merupakan kegiatan pengembangan masyarakat yang dilakukan secara sistematis, terencana dan diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat guna mencapai kondisisi social ekonomi dan kehidupan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan kegiatan pembangunan sebelumnya (Budiamanta, 2002).<br />Implementasi CSR memiliki keuntungan bagi perusahaan dalam dua sisi. Disisi internal, implementasi CSR dapat mengurangi biaya produksi, menambah keuntungan,meningkatkan kepercayaan dan loyalitas konsumen dan mengurangi resiko. Dari sisi eksternal, penerapan CSR akan membentuk reputasi, kepercayaan publik dan membangun modal sosial. Penerapan konsep CSR yang baik membuat masyarakat sekitar akan merasa perusahaan tidak hanya mencari keuntungan semata tetapi juga peduli terhadap pemberdayaan masyarakat sekitar dan lingkungan.<br />Kegiatan kegiatan dari program community development seperti program kemitraan, pendampingan dan pemberian pinjaman lunak kepada kelompok usaha kecil menengah, pendampingan kelompok tani, pelatihan wirausaha, pelatihan ketrampilan kerja, pemberian beasiswa, dll diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mencapai kondisi ekonomi dan sosial yang lebih baik sehingga dapat menekan angka kemiskinan dan pengangguran di negeri ini. Kegiatan-kegiatan community development tersebut dapat membuka lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perlu diketahui bahwa bentuk dan model kegiatan dari program community development mungkin berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya.<br />Hal ini bergantung pada pola kehidupan masyarakat, kearifan lokal dan budaya dari masyarakat tersebut. Saat ini, model penyusunan program community development yang baik telah beralih dari Top-Down (program yang dibuat langsung oleh perusahaan), menjadi model Bottom-Up (program diusulkan oleh masyarakat dan dimediasi oleh CSR officer perusahaan). Model ini sangat bermanfaat karena program yang dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan maysarakat merasa memiliki program tersebut. Hal ini penting agar dana yang dikeluarkan perusahaan yang jumlahnya tidak kecil bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Saat ini sudah cukup banyak perusahaan yang menjalankan tanggung jawab sosialnya. Namun, kebanyakan hanya bersifat charity (bantuan atau amal) dan dampaknya hanya bersifat sementara karena dana yang digunakan tidak disesuaikan dengan kebutuhan dan peningkatan ekonomi masyarakat. Kedepan, diperlukan suatu standar penerapan CSR yang baik sehingga dana besar yang dikeluarkan tidak terkesan sia sia. <br />Namun, payung hukum tanggung jawab sosial perusahaan berupa UU yang telah disebutkan diatas belumlah cukup untuk mewajibkan perusahaan dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya. Setidaknya ada dua hal yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk mempertegas UU tersebut. Pertama, Dibutuhkan Peraturan Pemerintah untuk memperjelas besaran dana CSR yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Hal ini bertujuan agar perusahaan punya standar pengeluaran dana CSR sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. <br />Mantan wakil Presiden RI, Jusuf Kalla pernah menyatakan bahwa besarnya dana CSR yang harus dikeluarkan oleh perusahaan berkisar antara 2-3 % dari laba bersih perusahaan tersebut. Kedua, Peratuan pemerintah atau Keputusan Menteri dibutuhkan untuk implementasi, pengawasan dan rincian sanksi apabila ada perusahaan yang tidak mengeluarkan dana CSR yang telah ditetapkan besarannya. Sanksi ini berfungsi sebagai warning bagi perusahaan yang masih enggan menjalankan tanggung jawab sosialnya. Sanksi ini bisa berupa teguran dan bahkan sampai pada pemutusan kontrak karya perusahaan.<br />Para praktisi dan pemerhati CSR masih menunggu regulasi yang tegas dari pemerintah sebagai tindak lanjut dari UU tersebut . Regulasi ini termasuk kementerian apa yang mengawasi penerapan CSR. Saat ini belum ada kejelasan kementrian apa yang sebaiknya menjadi perpanjangan tangan pemerintah dalam penerapan CSR. Bila diperhatikan, beberapa kementrian saling klaim. Kemensos, kementrian LH, Kementrian Industri , kementrian BUMN adalah beberapa yang merasa memiliki hubungan erat dengan penerapan CSR.<br />Terlepas dari belum dikeluarkannya PP ada Kepmen, kita sepatutnya mengapresiasi inisiatif pemerintah yang telah mengeluarkan kebijakan yang mewajibkan penerapan CSR. Kita juga seharusnya memberi apresiasi kepada perusahaan perusahaan yang telah mengeluarkan dana CSR dan telah menerapkan konsep CSR dengan baik dan berkelanjutan jauh sebelum UU 25 dan UU 40 dibuat. Mereka secara konsisten menjalankan tangggung jawab sosialnya walaupun belum ada regulasi yang tegas dan pengawasan yang ketat dari pemerintah.<br />Pengentasan kemiskinan pada dasarnya tidak bisa dipisahkan dari program pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi. Suatu usaha hanya berhasil dinilai sebagai "pemberdayaan masyarakat" apabila kelompok komunitas atau masyarakat tersebut menjadi agen pembangunan atau dikenal juga sebagai subyek. Disini subyek merupakan motor penggerak, dan bukan penerima manfaat atau obyek saja. <br />Di Indonesia, kemiskinan merupakan salah satu masalah besar. Terutama meliahat kenyataan bahwa laju pengurangan jumlah orang miskin di tanah air berdasarkan garis kemiskinan yang berlaku jauh lebih lambat dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu sejak Pelita I hingga 1997 (sebelum krisis eknomi). Berdasarkan fakta ini selalu muncul pertanyaan, apakah memang laju pertumbuhan yang tinggi dapat mengurangi tingkat kemiskinan atau apakah memang terdapat suatu korelasi negatif yang signifikan antara tingkat pertumbuhan dan presentase jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan? Pada dasarnya, kemiskinan dapat disebabkan oleh beberapa Faktor yang berpengaruh pada tingkat kemiskinan:<br />1. Pertumbuhan<br />2. Tingkat Pendidikan<br />3. Struktur Ekonomi<br />Kita berharap niat baik pemerintah untuk mendorong sektor swasta dapat membantu mengatasi permasalahan nasional terutama kemiskinan dan pengangguran. Pada akhirnya, penerapan CSR yang baik dan berkelanjutan disertai pengawasan dari pemerintah diharapkan mampu berkontribusi maksimal untuk menekan angka kemiskinan dan pengangguran yang akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Bukankah dengan bergandengan tangan dan turut berkontribusi secara bersama-sama lebih memberikan dampak yang lebih besar dibanding implementasi yang parsial.<br />Sebenarnya yang dituntut masyarakat adalah peningkatan kesejahteraan. Hal ini bisa diterjemahkan peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan (growth and equity). Dalam konteks Indonesia ini berarti peningkatan laju investasi, pemberdayaan ekonomi pedesaan, peningkatan lapangan kerja, serta pemerataan pendapatan dan kualitas akses bagi masyarakat. Ada tuntutan atas penyelesaian kemiskinan melalui kebijakan yang terpadu dan menyeluruh. Temuan McKinsey memaparkan, minat perusahaan untuk melakukan investasi sosial ada di wilayah yang langsung menguntungkan perusahaan dan ironisnya ada pada wilayah berbeda dengan prioritas penanggulangan kemiskinan yang strategis.<br />Area seperti kualitas pendidikan dan pemerintahan bersih merupakan wilayah yang langsung memberi manfaat kepada perusahaan. Namun, sektor swasta akan secara voluntary terlibat pembangunan ekonomi pedesaan, pengembangan infrastruktur, dan peningkatan pemerataan. Jika kenyataan ini diabaikan, jelas ada disharmoni antara klaim penanggulangan kemiskinan yang dikembangkan sektor swasta dengan tuntutan penanggulangan kemiskinan secara terpadu yang diharapkan masyarakat. Jika hal ini diabaikan, jelas ada ketidak sefahaman antara pelaksanaan penanggulangan kemiskinan yang dikembangkan sektor swasta dengan tuntutan penanggulangan kemiskinan secara terpadu yang diharapkan oleh masyarakat masyarakat. <br />Kemiskinan memang menjadi problem yang sangat sulit untuk ditangani baik dinegara berkembang dan negara maju. Berkaitan dengan pengentasan kemiskinan ini, telah diadakan pertemuan yang dihadiri 100 orang jenius untuk membahas masalah pengentasan kemiskinan di Indonesia. Mereka adalah anggota perkumpulan, Mensa, sebuah klub yang berisikan orang-orang jenius. 100 Orang peserta pertemuan itu berasal dari 15 negara dari seluruh penjuru Dunia. Ketua Mensa Indonesia Sahat Simarmata, mengatakan pertemuan itu didasari atas keprihatinan Mensa terhadap kondisi masyarakat Indonesia miskin. Dia mengundang anggota perkumpulan dari seluruh dunia guna membahas langkah mengentaskan kemiskinan.<br />"Kami juga pada kesempatan ini memproklamirkan 'Deklarasi Bali', yakni suatu komitmen bersama untuk memberdayakan kemampuan otak masyarakat dan memberikan perhatian khusus bagi pengembangan potensi anak yang memiliki kemampuan intelektualnya tinggi," ujar Sahat di Nusa Dua Bali, Sabtu (22/9). Menurut Mensa, orang yang pintar akan lebih sukses daripada orang yang kuat secara fisik. Karena itu meningkatkan kemampuan otak masyarakat dinilai sebagai solusi yang efektif melawan kemiskinan.<br />Peran ketiga aktor antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat memang sangat diperlukan dalam usaha untuk mengurangi persentase kemiskinan di Indonesia. Pemerintah telah banyak mengeluarkan kebijakan-kebijakan tentang pengentasan kemiskinan dan peran ke tiga aktor tersebut dalam mengatasi kemiskinan, salah satunya adalah Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Dalam peraturan presiden ini, dikatakan bahwa Penanggulangan Kemiskinan adalah kebijakan dan program pemerintah dan pemerintah daerah yang dilakukan secara sistematis, terencana dan bersinergi dengan dunia usaha dan masyarakat untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dalam rangka meningkatkan derajat kesejahteraan rakyat. Program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha, serta masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi.<br />Sesuai dengan peratiran presiden no. 15 di atas, ternyata peran ketiga aktor tersebut sangat diharapkan mampu mengurangi jumlah kemiskinan, dengan tujuan untuk menignkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat dan lain sebagainya. Sesuai dengan hal diatas, pelaksanaan Program Pemberdayaan masyarakat yang berpusat pada manusia (people centered development) melandasi wawasan pengelolaan sumber daya lokal, yang merupakan mekanisme perencanaan yang menekankan pada teknologi pembelajaran sosial dan strategi perumusan program.<br />Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengaktualisasikan dirinya. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keberdayaan masyarakat terletak pada proses pengambilan keputusan sendiri untuk mengembangkan pilihan-pilihan adaptasi terhadap perubahan lingkungan dan sosial. Oleh karena itu, pemahaman mengenai proses adaptasi masyarakat terhadap lingkungannya merupakan informasi penting dalam pembangunan yang berorientasi pada manusia, yang melandasi wawasan pengelolaan sumber daya lokal.<br />Partisipasi masyarakat merupakan suatu proses teknis untuk memberikan kesempatan dan kewenangan yang lebih luas kepada masyarakat untuk secara bersama-sama memecahkan berbagai persoalan. Carter dalam Rustiningsih (2002) menyampaikan bahwa partisipasi masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat dalam upaya meningkatkan proses belajar masyarakat; mengarahkan masyarakat menuju masyarakat yang bertanggung jawab; mengeliminasi perasaan terasing sebagian masyarakat serta menimbulkan dukungan dan penerimaan dari pemerintah.<br />Dalam upaya mengatasi permasalahan kemiskinan pada masyarakat yang cukup kompleks, pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri mulai tahun 2008. Dalam kegiatan ini dirumuskan mengenai mekanisme pelibatan unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat miskin, dapat ditumbuhkembangkan sehingga masyarakat bukan lagi sebagai obyek melainkan sebagai subyek pembangunan.<br />Secara Nasional, pemerintah telah menetapkan indikator keberhasilan partisipasi masyarakat, yang diantaranya berupa kehadiran kaum miskin/rentan/perempuan dalam berbagai pertemuan pengambilan keputusan. Akan tetapi kondisi ini tidak serta merta menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat telah berhasil sebagaimana tujuan program ini. Hasil dari kegiatan program ini masih sangat dominan dari pemerintah. Indikasi awal mengenai kondisi partisipasi masyarakat dapat dilihat pada tingkat kehadiran masyarakat yang rendah. Akibat kurangnya antusiasme masyarakat dalam menghadiri kegiatan partisipatif tersebut, maka keterlatihan masyarakat dalam hal partisipasi juga menjadi bahan pertanyaan,. Hal ini berkaitan dengan sasaran kegiatan partisipatif ini dimana ingin dicapai “pembangunan infrastruktur partisipatif yang berkelanjutan”. selain representasi, keberhasilan pelaksanaan partisipasi masyarakat bergantung pada keefektifan komunikasi, peran fasilitator hingga kesesuaian proyek dengan kebutuhan masyarakat. Arnstein (1969) menyatakan bahwa partisipasi masyarakat paling optimal terjadi pada saat kontrol pembangunan berada ditangan masyarakat atau partisipasi aktif dan tidak ada campur tangan sedikitpun dari pemerintah.<br />Pendidikan partisipasi masyarakat yang aktif dan efektif akan dapat diwujudkan apabila dimulai dengan tingkat partisipasi yang tinggi dari masyarakat yang diinterpretasikan dengan tingkat kehadiran. Selanjutnya tingkat partisipasi akan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, status sosial, status ekonomi warga masyarakat sehingga masing-masing individu akan memberikan bentuk partisipasi yang berbeda-beda. Kegiatan partisipasi yang dilakukan adalah berbasis pada kegiatan penyumbangan ide, gagasan, pendapat, prakarsa, pengambilan keputusan, dan penyelesaian masalah yang semua itu akan efektif apabila masyarakat bisa aktif hadir dalam kegiatan-kegiatan tersebut.<br />Apabila tingkat partisipasi suatu daerah dikategorikan rendah, maka dengan sendirinya tujuan dan manfaat dari kegiatan partisipasi tersebut tidak akan tercapai secara optimal. Beberapa tujuan dan manfaat partisipasi masyarakat seperti peningkatan proses belajar masyarakat maupun mengarahkan masyarakat menuju masyarakat yang bertanggung jawab adalah bersifat abstrak sehingga tidak mudah untuk diidentifikasi keberhasilan pencapaiannya. Banyak faktor yang menjadi hambatan atau kendala dalam mendorong peran serta partisipasi masyarakat dalam proses pengentasan kemiskinan. Peran serta masyarakat dalam sistem perencanaan dan lain sebagainya dihadapkan pada berbagai persoalan, baik pada level negara bagian maupun lokal. Hambatan atau kendala dalam mendorong peran serta masyarakat yaitu :<br />1. Partisipasi dalam proses perencanaan lokal umumnya dimulai sangat terlambat, yaitu setelah rencana (the real planning directions) telah selesai disusun, sehingga masyarakat akhirnya hanya mempertanyakan hal-hal bersifat detail.<br />2. Partisipasi komunitas yang sungguh-sungguh sangat sedikit apalagi mengenai isu-isu besar seperti pertumbuhan dan pembangunan kota.<br /><br />3. Ketika partisipasi tersebut benar-benar diinginkan, terlalu sedikit masyarakat yang terorganisasi atau yang terstruktur secara mapan yang efektif mengajukan masukan dan komunitas.<br />4. Secara umum, komunitas tidak memiliki sumberdaya yang baik dalam hal waktu, keahlian atau ruang untuk membuat aspirasinya didengar secara efektif.<br />Sebagai kesimpulan dalam paper tentang relasi tiga aktor dalam pemberantasan kemiskinan ini, bahwasanya pemerintah telah banyak mengeluarkan peraturan baik perundang-undangan dan program-program terkait masalah pengentasan kemiskinan, akan tetapi follo up dan pelaksanaan program tersebut tidak jikerjakan secara efektif oleh pemerintah, oleh karena itu, peran sektor swasta atau prifat sektor juga sangat berpengaruh dalam hal ini. Dengan adanya peran dari konsep CST atau Corporate Social Responsibility yang ada dalam perusahaan swasta, jika dimanfaatkan secara maksimal memang bisa berguna dan sedikit banyak bisa mempengaruhi pola perubahan kemiskinan di negara ini. CSR merupakan komitmen perusahaan untuk bertanggung jawab secara social dan lingkungan terhadap dampak yang timbul akibat beroperasinya perusahaan disuatu daerah. Bila sebelumnya perusahaan hanya memperhatikan Keuntungan (Profit), kedepan perusahaan juga harus memperhatikan masyarakat (People) dan Lingkungan (Planet). Sedangkan masyarakat akan sangat berperan untuk mengatasi kemiskinan melalui proses pemberdayaan masyarakat dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan atau pelaksanaan program-program untuk meminimalisir masalah kemiskinan ini. <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />DAFTAR PUSTAKA <br />Abdurrahman, muliansyah. Bingkai Demokrasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2010.<br />Subandi. Sistem Ekonomi Indonesia. Bandung: Alfabeta, 2009.<br />Fakih, Mansour. Teori Pembangunan dan Globalisasi. Yogyakarta: Insist Press, 2001.<br />http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=8465&coid=4&caid=33&gid=2<br />http://www.merdeka.com/peristiwa/100-orang-jenius-bahas-pengentasan-kemiskinan-di-indonesia.html<br /></span></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10661280979405836890noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-254267578564623208.post-89722291906054882272013-05-03T19:07:00.001-07:002013-05-03T20:20:19.307-07:00Kepemimpinan dalam Pandangan MuhammadiyahAmanah Kepemimpinan dalam Muhammadiyah <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiLJxm4Bq9EVt34qpcsNLMXyx_xHsCCYvCJ1CZq_4ObPg5BwD5w23b8Sv5X-a971WVAaP_SyjlxPXpRITZ7aIM8ybam7r8EPXxoToj6Sn8WDIb7QFTHm1In-7CBfioX0sfVPks3ZXavXmQ/s1600/l.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="299" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiLJxm4Bq9EVt34qpcsNLMXyx_xHsCCYvCJ1CZq_4ObPg5BwD5w23b8Sv5X-a971WVAaP_SyjlxPXpRITZ7aIM8ybam7r8EPXxoToj6Sn8WDIb7QFTHm1In-7CBfioX0sfVPks3ZXavXmQ/s400/l.jpg" width="400" /></a></div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQTPu9BGg5BS5La0nyKwTvm7O4R6_3PcQ4J7uBiTQqfRoNaMgoGUwrntaLtBLLWDkDNS0j3AkqWksSjwq7Ct-4DxNEm8vm5XYDG9h-CBZ6S6yyg0SWRuGSzdSqK85vIsyzX8d81P6S6NrN/s1600/c.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="193" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQTPu9BGg5BS5La0nyKwTvm7O4R6_3PcQ4J7uBiTQqfRoNaMgoGUwrntaLtBLLWDkDNS0j3AkqWksSjwq7Ct-4DxNEm8vm5XYDG9h-CBZ6S6yyg0SWRuGSzdSqK85vIsyzX8d81P6S6NrN/s320/c.jpg" width="320" /></a> “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.” (An-Nisa :58)
Menurut Anang Rikza Masyhadi dalam buku “Hadits-Hadits Politik” terbitan Suara Muhammadiyah menyatakan bahwa ayat diatas secara tersirat mengajak kita untuk memilih pemimpin yang berkompeten untuk mengemban amanah.Kompeten berarti profesional dan cerdas dibidangnya.
Kita patut meneladani Rosululloh SAW karena beliau adalah orang yang amanah sehingga mendapat gelar al-amiin. Sifat Rosul sendiri kita telah mengetahuinya, yakni: Sidik (benar), Amanah (dapat dipercaya), Tabligh (menyampaikan), Fathonah (cerdas).
Masalah kepemimpinan,reorganisasi dan rotasi jabatan dalam sebuah lembaga adalah biasa. Menjadi pemimpin atau memangku jabatan adalah amanah yang bernilai ibadah bila dilaksanakan dengan baik dan akan menjadi jalan kebinasaan dan kehinaan bila tidak bisa mengemban tugas dengan amanah. Dalam hadits Bukhari Muslim Rosululloh pernah mengingatkan Abdurrahman bin Samurah R.A:
“Janganlah engkau meminta jabatan, sebab jika engkau memangku jabatan tanpa memintanya terlebih dahulu, engkau akan diberi pertolongan dalam mengembannya; sedang jika engkau memangku jabatan dan sebelumnya engkau memintanya, engkau akan terbebani dalam mengembannya. Jika engkau sudah bersumpah untuk melakukan/meninggalkan sesuatu, namun engkau lalu melihat ada sesuatu lain yang lebih baik, maka ambillah yang lebih baik itu dan tebuslah sumpahmu yang dulu”
Dalam Hadits Muslim yang diriwayat dari Abu Dzar R.A, bahwa ia berkata kepada Rosululloh: “Wahai Rosululloh, mengapa engkau tidak mengangkatku menjadi pejabat?” beliau pun lalu menepuk pundak Abu Dzar seraya bersabda: “Wahai Abu Dzar, sungguh menurutku engkau seorang yang lemah (dalam manajement), sementara jabatan itu merupakan suatu amanah; dan sungguh jabatan itu kelak pada hari kiamat akan menjadi sumber kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi orang yang memangkunya dengan benar dan mampu menunaikan apa yang telah menjadi kewajibannya.”
Dalam hadits Bukhari Muslim dari Ibnu Umar Rosululloh juga pernah bersabda: “Setiap kamu adalah pemimpin dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban.”
Karena akan dimintai pertanggungjawaban terutama dihadapan Alloh SWT, maka orang yang beriman akan senantiasa berhati-hati dalam menjalankan amanah. Ia akan berusaha menjalankan tugas dengan baik. Selain berhati-hati orang yang beriman juga memiliki pengharapan untuk mendapatkan surga yang diperuntukan seorang pemimpin yang adil dan menjalankan amanah dengan baik .
Dalam hadits Bukhari Muslim dari Abu Hurairoh Rosululloh bersabda: “Tujuh golongan yang kelak akan mendapatkan naungan Alloh pada hari yang tak ada naungan selain naungan-Nya adalah pemimpin yang adil,…..”
Senada dengan hadits diatas dihadits Muslim dari ‘Iyadh bin Himar Rosululloh pernah bersabda: “Tiga kriteria penghuni surga adalah pemimpin yang adil dan benar, orang yang bersifat kasih sayang dan berhati lembut kepada kaum kerabat dan sesama muslim, dan orang yang menanggung nafkah keluarga namun bisa menjaga diri dari rizki yang haram.”
Dalam Quran surat al-Mukminun ayat 8 dikatakan salah satu golongan yang beruntung yang akan mewarisi surga Firdaus adalah:
“dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya”
Inilah yang seharusnya menjadi salah satu motivasi untuk bisa mengemban amanah dengan baik. Dalam diskusi menggagas kepemimpinan Muhammadiyah di Banyumas yang diselenggarakan oleh AMM beberapa waktu di aula PDM. Prof. Dr. Daelami mengungkapkan, bahwa pemimpin yang baik itu disamping bener, kober juga memiliki semangat perjuangan-bodo sepetil ora papa- yang penting memiliki semangat atau motivasi, lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa semangat itu muncul dari jiwa yang memiliki idealisme yang ingin diperjuangkan.
Salah satu idealisme kita sebagai seorang guru Muhammadiyah adalah keinginan kita menjadikan sekolah kita maju dan bisa menjadi wadah bagi terbentuknya generasi Islam yang siap melanjutkan perjuangan Islam melalui pergerakan Muhammadiyah.
Terkait dengan hal tersebut guru muslim dan aktifis Muhammadiyah juga harus senantiasa termotivasi Surat Ali Imron ayat 104 yang sering menjadi rujukan ber-Muhammadiyah:
“dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
Jadi motivasi ketika kita bersedia ketika ditunjuk untuk mengemban amanah adalah karena tanggungjawab dakwah yang diemban oleh setiap muslim. Dalam sebuah hadits Rosululloh pernah bersabda bahwa jika kita melihat sebuah kemungkaran maka cegahlah dengan tangan kita, jika tidak bisa dengan lisan kita, jika tidak bisa dengan hati kita, namun inilah selemah-lemahnya iman. Tangan disini artinya kekuasaan dan kita memang akan lebih bisa mengubah sesuatu ketika kita memiliki kekuasaan.
Namun pemimpin/kepala sekolah janganlah menjadi ‘raja kecil’ yang merasa dirinya selalu benar ingin dituruti segala keinginannya dan bawahan harus menurut. Jangan Pemimpin yang baik harus siap menerima kritik dan saran dari bawahannya. Kita patut mencontoh perilaku Sahabat Rosululloh yang diangkat menjadi khalifah. Abu Bakar Ashiddiq r.a setelah diangkat menjadi khalifah berpidato:
“Sesungguhnya saya menjadi pemimpin kalian ini bukan berarti lebih baik dari kalian. Oleh karena itu, jika saya benar (dalam menjalankan amanah ini), maka bantulah! Dan seandainya saya salah (dan menyimpang), maka luruskanlah! Taatilah aku selama aku menaati Alloh, tetapi jika malah saya berbuat maksiat kepada-Nya, maka tidak ada kewajiban taat kepadaku.”
Khalifah Umar bin Khotob juga pernah mengatakan dalam pidatonya ”Barangsiapa melihat penyimpangan dalam diri saya, maka segeralah luruskan!”. Tiba-tiba seseorang dari yang hadir berdiri, dan mengatakan:”Seandainya nanti kami melihat penyimpangan dalam dirimu, maka kami akan meluruskannya dengan pedang kami.”. Dengan tersenyum Umar berkata: “Alhamdulillah, Maha Suci Alloh yang telah mengirimkan dalam umat ini orang yang akan meluruskan Umar dengan pedangnya.”
Maka control and balance dan system transparansi perlu dibangun, hal ini akan mempermudah proses keberlangsungan sebuah program ketika terjadi suksesi kepemimpinan. Bukan pemimpin yang baik apabila ia bersifat otoriter dan arogan. Seorang pemimpin harus dapat membangun kerjasama tim dan memiliki jaringan yang luas, serta bisa memaksimalkan berbagai potensi yang ada. Dalam sebuah sekolah ada siswa, guru, karyawan, orangtua, komite, yayasan, sarana prasarana, lingkungan harus dapat diberdayakan dan diperankan sesuai dengan kapasitasnya maka harus berusaha menyatukan visi serta diperlukan pembagian tugas (job description) yang jelas untuk mendukung proses pendidikan. <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQTPu9BGg5BS5La0nyKwTvm7O4R6_3PcQ4J7uBiTQqfRoNaMgoGUwrntaLtBLLWDkDNS0j3AkqWksSjwq7Ct-4DxNEm8vm5XYDG9h-CBZ6S6yyg0SWRuGSzdSqK85vIsyzX8d81P6S6NrN/s1600/c.jpg" imageanchor="1"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiLJxm4Bq9EVt34qpcsNLMXyx_xHsCCYvCJ1CZq_4ObPg5BwD5w23b8Sv5X-a971WVAaP_SyjlxPXpRITZ7aIM8ybam7r8EPXxoToj6Sn8WDIb7QFTHm1In-7CBfioX0sfVPks3ZXavXmQ/s1600/l.jpg" imageanchor="1"></a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10661280979405836890noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-254267578564623208.post-71054763402584798112013-05-03T06:00:00.002-07:002013-05-03T20:22:38.172-07:00Konsep Good Governance (Kepemerintahan yang Baik)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj61c0vd7YZy7q4jXx2L8gOybfJm9_-PYTvluy0-6sqxp1PPEhvGMQPI0sH6R_Bvx42n6DM0jbj7yIAzaO2MNYzFgh7RWiQUo9uch15dpZozBLBwc2aT8jezIAVpyiy9-kYsNWpeb4nFogp/s1600/goog.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj61c0vd7YZy7q4jXx2L8gOybfJm9_-PYTvluy0-6sqxp1PPEhvGMQPI0sH6R_Bvx42n6DM0jbj7yIAzaO2MNYzFgh7RWiQUo9uch15dpZozBLBwc2aT8jezIAVpyiy9-kYsNWpeb4nFogp/s1600/goog.jpg" /></a></div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkAd4j6eYa-57UW0L5N0eDI2v35uM0gvNjZODQ6vTsQBKdT92ArFvIpS3nqwMtApShVB4BhRhEtxQ0Jfi07EK5wB0PmYnshxo9vyvuKIhMLQ82btzWo0aQqqkQnTs7I5PoL7qO-eOfOzIR/s1600/g.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkAd4j6eYa-57UW0L5N0eDI2v35uM0gvNjZODQ6vTsQBKdT92ArFvIpS3nqwMtApShVB4BhRhEtxQ0Jfi07EK5wB0PmYnshxo9vyvuKIhMLQ82btzWo0aQqqkQnTs7I5PoL7qO-eOfOzIR/s1600/g.jpg" /></a>KONSEPSI KEPEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE)<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnBmvFaMrWLLuuZFcIBw4FCxTmLOUCbdXDzgLHG7VkRnbLAvpsFXC5iooPtQaUm_3qq2yVOBiv8N5JkuxdRhhYidp3WePAdcOSQ6LLbgu0pH0YQB1RTQMYbVHm5-Kt1hpoQVpnFVjFB15P/s1600/gov.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><br />
Kepemerintahan yang baik adalah issue yang menonjol dalam pengolahan administrasi publik yang muncul sekitar dua dasawarsa yang lalu. Tuntutan kepada pemerintah untuk melaksanakan penyelenggaraan pemerintah adalah sejalan dengan kemajuan tingkat pengetahuan serta pengaruh globalisasi. Pola lama penyelenggaraan pemerintah dianggap tidak sesuai lagi dengan tatanan masyarakat yang telah berubah, oleh karena itu tuntutan untuk melakukan perubahan ke arah penyelenggaraan pemerintahan yang baik sudah seharusnya mendapat respon positif dari msyarakat.<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnBmvFaMrWLLuuZFcIBw4FCxTmLOUCbdXDzgLHG7VkRnbLAvpsFXC5iooPtQaUm_3qq2yVOBiv8N5JkuxdRhhYidp3WePAdcOSQ6LLbgu0pH0YQB1RTQMYbVHm5-Kt1hpoQVpnFVjFB15P/s1600/gov.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><br />
Dari aspek fungsional, governance harus dilihat apakah pemerintah telah melaksanakan fungsinya secara efektif dan efesien dalam upaya mencapai tujuan yang telah digariskan? Bank dunia memberikan defenisi “ the way state power is used in managing economic and social resources for development of society” yang artinya cara kewenangan pemerintah digunakan dalam mengelola sumberdaya ekonomi dan social untuk pembangunan masyarakat. Sedangkan UNDP mendefinisikan sebagai “the exercise of political, economic, and administrative authority to manage a nation’s affair at all level” (artinya: penerapan kekuasaan politik, ekonomi dan administratif untuk mengelola urusan suatu bangsa pada semua tingkat). Dari definisi kedua tersebut, governance memiliki tiga penyangga, yaitu economic, social, dan administrative. Economic governance meliputi proses pembuatan keputusan (decision making process) yang memfasilitasi aktifitas ekonomi dalam negeri dan interaksi di antara penyelenggara ekonomi. Economic governance mempunyai implikasi terhadap equity, poverty dan quality of life (mewujudkan keadilan, mengentaskan kemiskinan, dan menciptakan kualitas hidup yang lebih baik). Plitical governance adalah proses pembuatan keputusan untuk formulasi kebijakan. Administrative governance adalah sistem implementasi proses kebijakan. Oleh karena itu, institusi dari governance meliputi tiga domain, yaitu state (negara atau pemerintahan), private sector (sektor swasta atau dunia usaha), daqn society (masyarakat) yang saling berinteraksi dan menjalankan fungsinya masing-masing. Institusi pemerintahan berfungsi untuk menciptakan lingkungan politikdan hukum yang kondusif sektor swasta menciptakan pekerjaan dan pendapatan, sedangkansociety berperan positif dalam interaksi sosial, ekonomi dan politik, termasuk mengajak kelompok-kelompok dalam masyarakat untuk berpartisipasi dalam aktifitas ekonomi,sosial, dan politik. <br />
Negara sebagai salah satu unsur governance, di dalamnya termasuk lembaga-lembaga politik dan lembaga-lembaga sektor publik. Sektor swasta meliputi perusahaan swasta yang bergerak di berbagai bidang dan sektor informal lain dipasar. Sektor swasta dapat dibedakan dengan masyarakat karena sektor swasta mempunyai dampak terhadap kebijakan-kebijakan sosial, politik dan ekonomi yang dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pasar dan perusahaan-perusahaan itu sendiri. Sedangkan masyarakat terdiri dari individu-individu maupun kelompok (baik yang terorganisasi maupun tidak) yang berinteraksi secara sosial, politik, dan ekonomi dengan aturan formal maupun tidak formal. Masyarakat meliputi lembaga-lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi dan lainnya.<br />
Arti good dalam good governance mengandung dua pengertian. Pertama, nilai-nilai yang menjunjung tinggi keinginan atau kehendak rakyat, dan nilai-nilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam pencapaian tujuan (nasional) kemandirian, pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial. Kedua, aspek-aspek fungsional dari pemerintahan yang efektif dan efisien dalam pelaksanaa tugasnya untuk mencapai tujuantujuan tersebut. Berdasarkan pengertian ini, good governance berorientasi pada, yaitu (1) orientasi ideal negara yang diarahkan pada pencapaian tujuan nasional, (2) pemerintahan yang berfungsi secara ideal, yaitu secara efektif dan efisien dalam melakukan upaya mencapai tujuan nasional.<br />
Orientasi pertama mengacu pada demokratisasi dalam kehidupan bernegara dengan elemen-elemen konstituennya seperti legitimacy (apakah pemerintah dipilih dan mendapat kepercayaan dari rakyatnya), accountability (akuntabilitas), securing of human rights, autonomy and devolution of power dan assurance of civilian control. Sedangkan orientasi kedua, tergantung pada sejauh mana pemerintahan mempunyai kompetensi, dan sejauh mana struktur serta mekanisme politik serta adminstratif berfungsi secara efektif dan efisien.<br />
KARAKTERISTIK GOOD GOVERNANCE<br />
Bank Dunia dan OECF mensinonimkan good governance dengan penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggungjawab yang sejalan dengan demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi yang langka, dan pencegahan korupsi, baik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal dan political frameworks (kerangka dasar hukum dan politik) bagi tumbuhnya aktivitas kewiraswastaan. Sedangkan UNDP sendiri memberikan definisi good governance sebagai hubungan yang sinergis dan konstruktifdi antara negara, sektor swasta dan masyarakat. Berdasarka hal ini. UNDP kemudian mengajukan karakteristik good governance sebagai berikut:<br />
1. Participation. Setiap warga negara mempunyai suara dalam pembuatan keputusan, baik secara langsung maupun melalui intermediasi institusi legitimasi yang mewakili kepentingannya. Partisipasi seperti ini dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi secara konstruktif.<br />
2. Rule of law. Kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu, terutama hukum hak azasi manusia (HAM).<br />
3. Transparancy. Dibangun atas dasar kebebasan arus informasi. Proses, lembaga dan informasi secara langsung dapat diterima oleh mereka yang membutuhkan. Informasi harus dapat dipahami dan dimonitor.<br />
4. Responsivensees. Lembga dan proses harus mencoba untuk melayani setiapstakeholder.<br />
5. Consensus orie4ntation. Good governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda untuk memperolehpilihan yang terbaik bagi kepentingan yang lebih luas, baik dalam kebijakan maupun dalam prosedur.<br />
6. Equity. Semua warga negara, baik laki-laki maupun perempuan, mempunyai kesempatan untuk meningkatkan atau menjaga kesejahteraan mereka.<br />
7. Effektifeness and efficiency. Proses dan lembaga menghasilkan sesuai dengan apa yang telah digariskan dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia sebaik mungkin.<br />
8. Accountability. Para pembuat keputusan dalam pemerintah, sektor swasta dan masyarakat(civil sosiety) bertanggung jawab lepaada publik dan lembaga-lembaga stakeholder, akuntabilitas ini tergantung pada organisasi dan sifat keputusan yang dibuat, apakah keputusan tersebut untuk kepentingan internal atau eksternal organisasi.<br />
9. Strategic vision. Para pemimpin dan publik harus mempunyai perspektif good governancedan pengembangan manusia yang luas jauh ke depan sejalan dengan apa yang diperlukan untuk pembangunan semacam ini.<br />
Kesembilan karakteristik tersebut di atas saling memperkuat dan tidak dapat berdiri sendiri. Atas dasar ketentuan di atas maka dapat disimpulkan bahwa wujud good governance adalah penyelenggaraan pemerintahan negara yang solid dan bertanggung jawab, serta efektif dan efisien, dengan menjaga kesinergikan yang konstruktif di antara domain-domaun negara,sektor swasta, dan masyarakat.<br />
Dari aspek pemerintahan good governance dapat dilihat dari aspek=aspek sebagai berikut:<br />
1. Hukum/kebijakan. Hukum/kebujakan ditujukan pada perlindungan kebebasab]n sosial,politik,dan ekonomi.<br />
2. Kompetensi administratif dan transparansi. Kemampuan menbuat perencanaan dan melakukan implementasi secara efisien, kemampuan melakukan penyederhanaan organisasi.<br />
3. Desentralisasi. Desentralisasi regional dan dekonsentrasi di dalam departemen.<br />
4. Penciptaan pasar yang kompetitif. Penyempurnaan mekanisme pasar, peningkatan peran pengusaha kecil dan segmen lain dalam sektor swasta,deregulasi, dan kemampuan pemerintah dalam mengelola kebijakan makro ekonomi.<br />
KEKELIRUAN DALAM MANAJEMEN PERUBAHAN<br />
Melalui reformas di segala bidang, memungkinkan melakukan langkah-langkah penyelamatan, pemuloihan, pemantapan, dan pengembangan pembangunana serta memperkuat rasa percaya diri.<br />
Terdapat dua hal yang peru ditekankan dalam manajemen perubahan, yaitu (1) mengapa perubahan gagal, dan (2) mengapa strategi perubahan tidak berhasil dilaksanakan dengan baik. Secara umum, selama lebih dari 30 tahun terakhir telah terjadi pasang surut perubahan yang berakhir dengan kegetiran dan kegagalan. Krisis multidimensi (tahun 1998) telah mendorong dimulainya revormasi di segala bidang.dengan demikian telah terjadi perubahan besar dalam kebijakan maupun kelembagaan termasuk manajemen organisasi (instansi pemerintah). Timbulnya isu negatif dari perubahan yang direncanakan dalam kebijakan, program dan kegiatan utama pembangunan dalam beberapa hal memang tidak dapat dihindarkan.selama ini telah terjadi kekeliruan antarqa lain sebagai berikut:<br />
1. Terlalu cepat puas.<br />
Revormasi telah menemui jalan buntu dan gagal mencapai misi dan tujuan, ketika di berbagai instansi dan lapisan masyarakat terdapat fenomena cepat puas diri. Mereka terlalu optimis untuk dapat mampu melaksanakan reformasi pada instansi pemerintah.mereka menganggap mudah untuk memotivasi aparatur negara untuk melaksanakan pembaharuan. Namun kenyataannya kemampuan aparatur negara sangat lemah, koordinasi external dan internal masih rendah, ketersediaan prasarana dan sarana terbatas, etos kerja masih rendah pula, sehingga menimbulkan resistensi terhadap perubahan yang didengungkan, karena tidak memiliki sense of urgency(kesadaran dan kepedulian akan urgensi dari langkah-langkah yang harus dilakukan). Akibatnya, kebujakan, program, dan aktivitas untuk mewujudkan tujuan dan sasaran instansi menjadi berkinerja rendah atau gagal.<br />
2. Konflik kepentingan dalam lingkungan instansi pemerintah.<br />
Perubahan besar dan pembaharuan hanya mungkin dilaksanakan oleh aparatur pemerintah yang proaktif dan visioner(memiliki visi dalam tercapainya kondisi yang lebih baik pada masa depan).konflik kepentingan yang eksplisit maupun yang terselubung di dalam lingkungan instansi pemerintah harus dihilangkan agar dapat mencapai kinerja yang tinggi.<br />
3. Tidak mempercayai kekuatan visi dan strategi.<br />
Visi adalah upaya meningkatkan komitmen dan berperan besar dalam melakukan perubahan, oleh karena itu visi mengarahkan dan memperbaiki inspirasi untuk bertindak baik dan benar. Visi, misi dan strategi pembangunan harus dipahami, dan diterapkan dengan baik dan benar untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.<br />
4. Merasa tidak berdaya menghadapi hambatan kuat.<br />
Insiatif melakukan perubahan seringkali kandas bilamana para pelakunya merasa tidak berdaya dan tidak percaya bahwa dirinya mampu menghadapi hambatan yang kuat.hambatan-hambatan itu adalah berupa: analisis dan uraian jabatan yang kurang sesuai, pengetahuan, keahlian dan sikap yang tidak kompeten, balas jasa kurang sepadan, pengembangan organisasi yang asal jadi, dan lain-lain.<br />
5. Gagal menciptakan sukses jangka pendek.<br />
Upaya melakukan perubahan membutuhkan waktu. Keberhasilan perubahan jangka panjang ditentukan oleh kesuksesan jangka pendek dan jangka menengah. Presiden,gubernur,bupati terpilih, mulai pemerintahannya dengan membuat program 100 hari ke depan, yang ingin memberitahukan kepada para pendukungnya mengenai capaian sasaran kinerja jangka pendek yang jelas.<br />
6. jangan terlqlu cepat mengatakan sukses.<br />
Menyatakan sukses adalah baik, tetapi bila menyatakan bahwa pekerjaan atau pembangunan dianggap sudah selesai dan sukses adalah merupakan suatu sikap yang tidak bijak, karena perubahan yang sedang dilakukan itu harus berakar kuat dan menjadi bydaya suatu instansi pemerintah.<br />
METODE REVORMASI DAN LANGKAH-LANGKAH PERUBAHAN.<br />
Kekeliruan yang dikemukakan di atas harus dihindari. Upaya untuk mengurangi kekeliruan tersebut adalah, faktor-faktor penyebab kelambanan perubahan, meningkatkan pemahaman tentang alasan penolakan perubahan, dan yang paling penting adalah bagaimana pemimpin perunahan instansi pemerintah yang bersangkutan memotivasi perubahan secara sehat dilihat dari sudut kehidupan berorganisasi dan kelembagaan lebih dari sekedar manajemen yang baik. Dengan demikian diharapkan akan terjadilebih banyak perubahan berskala besar dan terlaksana secara tepat. Metode reformasi yang bersifat fundamental dapat disebutkan, sebagai berikut:<br />
a. reformasi disegala bidang<br />
b. restrukturasi<br />
c. rekayasa ulang<br />
d. merumuskan visi dan misi yang tepat<br />
e. kebijakan, program dan kegiatan prioritas pembangunan yang terarah.<br />
f. Pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang terukur.<br />
g. Perubahan strategi yang berorientasi pada kebutuhan dan pencapaian sasaran.<br />
h. Perubahan budaya organisasi.<br />
Langkah-langkah yang digunakan dalam perubahan organisasi akan efektif bila dilandasi oleh wawasan yang mendasar, yaitu perubahan besar tidak akan terjadi dengan mudah dan sering gagal karena menghadapi hambatan (seperti struktur dan sistem organisasi yang menghambat, politik dan ideologi yang picik, tingkat kepercayaan diri yang kurang, kurangnya kerjasama, sikap yang arogan, kurangnya kepemimpinan yang visioner dan demokratis (partisipatif), tingkat manajemen menengah ke bawah yang tidak diberdayakan, dan ketakutan umum akan sesuatu yang tidak diketahui dan hanya dapat dirasakan).<br />
Agar supaya efektif, maka metode dan langkah-langkah perubahan organisasi (seperti perubahan budaya organisasi, perubahan strategi, restrukturisasi, rekayasa ulang dan total quality management (TQM)). Harus mampu mengatasi kegiatan-kegiatan yang dihadapi, harus dilakukan langkah-langkah perubahan sebagai berikut:<br />
a. Menetapkan makna urgensi perubahan.<br />
b. Mengembangkan dan mengomunikasikan visi dan strategi.<br />
c. Memberdayakan orang/organisasi/masyarakat untuk melakukan tindakan.<br />
d. Menghasilkan sukses jangka pendek.<br />
e. Mengonsolidasikan capaian kinerja dan menghasilkan lebih banyak lagi perubahan.<br />
f. Melembagakan rancangan (persiapan) baru dalam budaya organisasi.<br />
Langkah pertama, mampu merubah status quo yang sudah mapan. Empat langkah terakhir memperkenalkan rancangan baru, sedangkan yang terakhir adalah merupakan landasan perubahan dalam budaya organisasi. Perubahan organisasi akan terlaksana dengan baik apabila perubahan lingkungan adalah stabil dan tidak kompleks. Akan tetapi perubahan lingkungan makin cepat dan sangat kompleks, terutama pengaruh globalisasi dan persaingan pasar. Untuk membuat solusi yang rasional dan tepat diperlukan manajemen dan kepemimpinan yang aplikatif sebagai kekuatan pendorong perubahan. Manajemen dan kepemimpinan mempunyai perbedaan makna dilihat dari perspektif perubahan organisasi, seperti diperlihatkan berikut ini.<br />
Manajemen Vs Kepemimpinan<br />
MANAJEMEN KEPEMIMPINAN<br />
• Perencanaan dan penganggaran <br />
• Pengorganisasian dan penyusunan staf • Mengarahkan karyawan/staf<br />
• Pengendalian dan pemecahan masalah • Memberikan motivasi dan inspirasi<br />
• Menghasilkan suatu taraf fasilitasi peramalan dan keteraturan dan kemungkinan menghasilkan kinerja jangka pendek yang diharapkan oleh para pihak yang berkepentingan • Melakukan perubahan hingga taraf akhir dan kemungkinan perubahan yang sangat bermanfaat (reformasi yang berhasil)<br />
Sumber : lembaga administrasi negara dan badan pengawas keuangan dan pembangunan, akuntabilitas dan good governance, modul 1, tahun 2000<br />
Masalah perubahan organisasi tidak perlu dikhawatirkan, bilamana perubahan lingkungan adalah stabil dan tidak bersifat kompleks. Ternyata perubahan lingkungan terjadi makin cepat dan kompleks seiring dengan dampak globalisasi dan persaingan pasar yang makin intensif. Sebagai solusi yang harus ditempuh adalah disarankan untuk memperkuat manajemen dan kepemimpinan, dengan cara menekankan pada 6 (enam) langkah perubahan organisasi seperti dikemukakan di depan, yaitu mulai dari (a) menekankan makna urgensi perubahan sampai dengan (f) melembagakan ancangan baru dalam budaya organisasi. <br />
ORGANISASI MASA DEPAN<br />
Tingkat dan pencepatan perubahan organisasi pada masa yang akan datang tidak menurun, tetapi akan berlangsung secara cepat dan kompleks sebagai akibat globbalisasi maka struktur,sistem,strategi,kemampuan staf aparat, sikap dan gaya manajemen dan budaya organisasi serta aplikasinya akan menjadi bagian dari ancaman dan peluang yang harus diatasi secara efektif. Masa depan selalu penuh resiko, maka perlu dilakukan analisis masalah yang dihadapi terutama tentang aplikasinya.<br />
1. Memelihara kesadaran tinggi akan urgensi<br />
Kesadaran tinggi akan tingkat urgensi yaitu memahami hal-hal yang mendesak dan menempatkannya sebagai prioritas untuk deihadapinya akan sangat membantu proses mengatasi masalah dan perubahan-perubahan besar.<br />
2. Pengembangan organisasi instansi pemerintah<br />
Misi dan tujuan organisasi sektor publik adalah berupaya memberikan kepuasan kepada pihak yang berkepentingan melalui pelayanan publik yang baik (yang prima) dan mempertahankan kepercayaan publik.<br />
Perubahan kondisi pasar, tekhnologi, sistem sosial, regulasi, kepemerintahan yang baik, institusi pemerintah daerah dapat mempengaruhi pengembangan organisasi serta biaya proses langkah-langkah perubahan. Perlu dilakukan analisis manfaat dan biaya langsung dan tidak langsung, terutama pengaruh pelayanan publik prima dan pelestarian kepercayaan publik terhadap organisasi melalui perubahan yang strategik dan kultural, evaluasi dan pengukuran kinerja informasi dan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah.dengan demikian, pengembangan organisasi mencakup tiga unsur sebagai determinan utama terhadap keberhasilan dan gagalnya organisasi sebagai berikut:<br />
a. Sistem penetapan wewenang, tugas pokok dan fungsi serta langkah tanggung jawab.<br />
b. Sistem balas jasa yang sepadan.<br />
c. Sistem evaluasi indikator / pengukuran kinerja untuk individu dan unit organisasi.<br />
3. Perbandingan organisasi abad ke-20 dan abad ke-21<br />
Perkembangan dan kemajuan ekonomi dan sosial telah berpengaruh terhadap organisasi, yang meliputi struktur, sistem, dan budaya organisasi. Berikut ini akan ditampilkan perbandingan organisasi pada abad ke-20 dengan abad ke-21.<br />
Abad 20 Abad 21<br />
Struktur Struktur<br />
• Birokratik<br />
• Multilevel<br />
• Disorganisasi dengan harapan manajemen mengatur<br />
• Kebijakan, program dan prosedur yang saling ketergantungan internal yang ruwet • Non-birokratik, lebih sedikit aturan<br />
• Lebih sedikit level<br />
• Manajemen yang memimpin <br />
• Kebijakan, program dan prosedur yang menciptakan ketergantungan internal yang minimal yang dperlukan para pihak yang berkepentingan<br />
Sistem Sistem<br />
• Tergantung pada beberapa sistem informasi kinerja<br />
• Distribusi informasi terbatas pada para eksekutif<br />
• Memberikan pelatihan manajemen dan sistem dukungan hanya pada karyawan senior • Tergantung pada sistem informasi kinerja dan informasi penyebab kinerja<br />
• Distribusi informasi yang luas dalam dan luar organisasi<br />
• Memberikan pelatihan manajemen dan sistem dokumen pada karyawan<br />
Budaya organisasi Budaya organisasi<br />
• Orientasi kedalam<br />
• Tersentralisasi<br />
• Lambat mengambil keputusan<br />
• Realitas ideologi<br />
• Kurang berani mengambil risiko • Orientasi keluar<br />
• Memberdayakan<br />
• Kecepatan dalam mengambil keputusan<br />
• Terbuka dan beriontegrasi<br />
• Lebih berani mengambil risiko<br />
Sumber : lembaga administrasi negaradan badan pengawas keuangan dan pembangunan, modul 1, tahun 2000<br />
perubahan yang fundamental yang terjadi dalam organisasi pada abad ke-21 yaitu:<br />
1. Kesadaran yang tinggi akan urgensi<br />
2. Kerjasama tim dalam tataran manajemen puncak<br />
3. Dapat menciptakan visi yang efektif<br />
4. Pemberdayaan besar-besaran baik individu, organisasi dan masyarakat.<br />
5. Pendelegasian yang sangat baik kepada manajemen bawah untuk kinerja jangka pendek<br />
6. Tidak ada ketersalinggantungan yang tidak perlu<br />
7. Budaya organisasi yang adaptif dan penggunaan analisis kinerja (performance gap driven).<br />
KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DALAM KONTEKS OTONOMI DAERAH<br />
Gerakan reformasi muncul pada tahun 1998 sebagai reaksi terhadap pemerintahan yang menerapkan sistem pemerintahan sentralistik, yang dianggap sangat merugikan rayat, maka timbullah gerakan reaksioner untuk menggantikan dengan sistem yang desentralistik. Prinsip dasar gerakan reformasi adalah (1) demokrasi dan demokratisasi, (2) transparansi (keterbukaan), dan (3) akuntabilitas (pertanggungjawaban).<br />
Demokrasi atau demokratisasi dalam bidang pemerintahan dilakukan melalui sistem desentralisasi, yang berarti memberikan kewenangan kepada daerah otonom untuk mengurus dan mengatur daerahnya berdasarkan aspirasi masy total dan tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku.<br />
Dalam menjalankan tugas (fungsi) Otoda, pemerintahan daerah otonom. Melaksanakan : (1) pemerintahan daerah secara efektif dan efisien, (2) pembangunan daerah pembangunan yang merata ke seluruh bagian wilayah, dan (3) memberikan pelayanan kepada masy (publik) secara tepat, cepat, murah, dan bermutu.<br />
Melaksanakan sistem pemerintahan yang efektif dan efisien, dimaksudkan melaksanakan birokrasi secara benar dan baik, melaksanakan tugas kepemerintahan yang baik (good governance) mencakup aspek ekonomi, aspek administrasi, dan aspek politik. Aspek ekonomi meliputi upaya mewujudkan keadilan ekonomi (economic equity), pengentasan kemiskinan (poverty) dan meningkatkan standar kehidupan (higher standard of living). Aspek administrasi berkaitan dengan proses pengambilan keputusan dalam penyusunan kebijakan pembangunan daerah yang mengacu kepada pencapaian dan tujuan kepemerintahan daerah yang baik. Aspek politik menyangkut implementasi kebijakan pembangunan yang telah ditetapkan. <br />
Aspek pertama dari tugas pemerintahan yang baik adalah mewujudkan keadilan (equity) yang dimaksudkan adalah tidak pilih kasih, tidak isolatif, tidak menganaktirikan salah satu kelompok dalam masy, memperlakukan secara adil, sehingga terwujud keadilan dalam perlakuan terhadap tiap penduduk dan kelompok masy dalam setiap kegiatan pembangunan.<br />
Aspek kedu yaitu, daerah yang baik adalah mencapai efisiensi, dalam arti mengembangkan persaingan yang sehat, menciptakan iklim usahawan yang kondusif, tidak menimbulkan keborosan, melakukan penghematan, menggunakan input dalam tiap unit produksi dengan harga terendah untuk mencapai manfaat/keuntungan yang besar.<br />
Integrasi atau terpadu dimaksudkan bahwa masing-masing bagian dalam setiap SKPD dan antar SKPD, membuat perencanaan kerja dan kegiatan pembangunan dan implementasinya disusun secara komprehensif menjadi suatu sistem yang bulat, sehingga kinerja secara keseluruhan secara SKPD mencapai tingkat yang optimal.<br />
Sinkronisasi atau kesesuaian mempnuyai arti bahwa berbagai kegiatan pembangunan harus dilaksanakan sesuai dengan jenis dan sifat kegiatannya. Jangan melaksanakan investasi secara berlebihan atau kekurangan. Berlebihan berarti terjadi pemborosan dalam sumberdaya input yang digunakan. Bila dilakukan bersesuaian dengan kebutuhan, maka penyediaan input dengan output yang dihasilkan akan tepat dan serasi dengansasaran dan tujuan pembangunan yang diharapkan.<br />
Simplifikasi berarti penyederhanaan. Mekanisme pelaksanaan kegiatan pembangunan terlalau berbelit, menyusahkan dan menempuh prosedur yang panjang, maka harus diupayakan lebih sederhana, mudah, dan lancar.<br />
Secara konsepsional, prinsip KISS (Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan Simplifikasi) adalah sangat tepat dan sangat diperlukan dalam melaksanakan pembangunan daerah yang multi-dimensional, sedangakan sumber dana pembangunan yang tersedia relatif terbatas, sehingga perlu mencari cara produktif, efektif, efisien, cepat, tepat, dan bermutu. Namun dalamkenyataannya, masih jauh dari sempurna, maka diperlukan langkah dan upaya menciptakan mekanisme dan prosedur kerja yang lancar, struktur organisasi yang ramping tetapi efektif, kemampuan keuangan daerah yang berkapasitas, pengawasan yang efektif dan reguler, serta dukungan peraturan perundangan daerah dan iklim investasi (berusaha) yang kondusif.<br />
Agar dapat berjalan dengan baik, good governance didukung oleh 3 pilar utama, yaitu pemerintah, sektor swasta, dan masy. Ketiga pilar ini mempunyai interkasi yang sangat kuat antara satu dengan yang lainnya. Sektor pemerintah peranan sebagai regulator yang mengatur agar sumberdaya yang tidak dapat teralokasi secara optimal. Sektor swasta berperan mengeksplorasi dan memebrikan nilai tambah terhadap sumberdaya sehingga dapat dikonsumsi/dinikmati oleh masy. Disisi lain, masy selaku konsumen utama dari public goods mengharapkan agar sumberdaya dapat diperoleh dengan mudah dan dengan harga yang terjangkau.<br />
3 prinsip utama yang mendasari penerapan good governance adalah transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan efektifitas. Ketiga prinsip dasar ini merupakan prinsip dasar yang berlaku secara universal.<br />
• Transparansi<br />
Secara ringkas dapat diuraikan bahwa transparansi merupakan keterbukaan pemerintahan dalam memberikan info yang terkait dengan aktifitas pengelolaan sumberdaya publik kepada pihak-pihak yang membutuhkan info. Pemerintah berkewajiban memberikan info dan info lainnya yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik oleh pihak-pihak yang berkepentingan melalui info akuntansi yang salah satunya berupa laporan keuangan.<br />
• Akuntabilitas<br />
Tuntutan akuntabilitas merupakan fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia. Pada dasarnya, akuntabilitas publik adalah pemeberian info dan pengungkapan atas aktifitas dan kinerja financial pemerintah daerah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. <br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj61c0vd7YZy7q4jXx2L8gOybfJm9_-PYTvluy0-6sqxp1PPEhvGMQPI0sH6R_Bvx42n6DM0jbj7yIAzaO2MNYzFgh7RWiQUo9uch15dpZozBLBwc2aT8jezIAVpyiy9-kYsNWpeb4nFogp/s1600/goog.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnBmvFaMrWLLuuZFcIBw4FCxTmLOUCbdXDzgLHG7VkRnbLAvpsFXC5iooPtQaUm_3qq2yVOBiv8N5JkuxdRhhYidp3WePAdcOSQ6LLbgu0pH0YQB1RTQMYbVHm5-Kt1hpoQVpnFVjFB15P/s1600/gov.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkAd4j6eYa-57UW0L5N0eDI2v35uM0gvNjZODQ6vTsQBKdT92ArFvIpS3nqwMtApShVB4BhRhEtxQ0Jfi07EK5wB0PmYnshxo9vyvuKIhMLQ82btzWo0aQqqkQnTs7I5PoL7qO-eOfOzIR/s1600/g.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeMGAHIxukmXP-FYHJGIauBoT-xz91scLkewWhdDXXrvxL-AsHvgUpy_fOeGJCnFawFXEHX_7djt66YTbYBPHDO4LZb3s-9LV5LYAwEp0WM6Vl1bj0MsJGB2fOt0drT-2IS4pNxORaRQpH/s1600/f.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnR03xjrvf-LoEivpiWTnIhBg6WqvocyPzCf7pWcLrp2HC3syCJXdTCA-FlXBBlsXQ7fhFHxo67Wn7y7YCP8oAa3XqQl21nEN-cYU1B8a_udmLOpKfMBWtflQTfUm6UIm9wiWrN7Uu-dua/s1600/g.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWe8nnV2MgSPF7Ftb5LhPmpSDhVNgsOq-33oGdxJWrU-vpY9m_3pTn74-qwMsMwiiovkUbUY38ScO8hatEdAm245QSAObl2IYv0a7coCOjvfQpEb5Au6UO0S6FEEYCapbsX_GNsW3BIIn3/s1600/gov.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
• Menentukan arahAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/10661280979405836890noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-254267578564623208.post-87713893385663617962013-05-03T05:48:00.001-07:002013-05-03T20:25:35.743-07:00Eksistensi Ilmu Pemerintahan dalam Program Pemberdayaan<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYODPZdMqJTPXxLCMeFaqnCKAhv84zGWzA3GlD7psR1wC14xib2iXimqR78WxNRDG7YaUMnlrILgPZ_Tr-uFBsQO4PFaqoCT5t6etwUSPa2P84_ZRo37IhmipMh9a5-y5D_xtqNVSygG6M/s1600/CIMG0261.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYODPZdMqJTPXxLCMeFaqnCKAhv84zGWzA3GlD7psR1wC14xib2iXimqR78WxNRDG7YaUMnlrILgPZ_Tr-uFBsQO4PFaqoCT5t6etwUSPa2P84_ZRo37IhmipMh9a5-y5D_xtqNVSygG6M/s400/CIMG0261.JPG" width="400" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmeqgoDtk089yzhmWr0KRiHKMohJ_bcTyf_qqu-x3pZeWAuZp1MfNv9LWFZc0Xh1BFiUrn4oebQnGy9C4eQZpBwusk1M-s_ezrrLdjMtHhHVIBVDMdVaY-X-EfFaa2SJqB7fEybozkucXA/s1600/1.gif" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmeqgoDtk089yzhmWr0KRiHKMohJ_bcTyf_qqu-x3pZeWAuZp1MfNv9LWFZc0Xh1BFiUrn4oebQnGy9C4eQZpBwusk1M-s_ezrrLdjMtHhHVIBVDMdVaY-X-EfFaa2SJqB7fEybozkucXA/s1600/1.gif" /></a>Disampaikan pada Workhsop Penggalian Kompetensi <br />
Program Studi Ilmu Pemerintahan<br />
<br />
Seiring dengan pergeseran paradigma pembangunan di Indonesia di era reformasi yang dimulai tahun 1998, telah membuka ruang cukup lebar bagi masyarakat baik secara perorangan maupun dalam suatu kelompok untuk menunjukkan aktualisasi diri di lingkungannya. Aktualisasi yang dilakukan tidak hanya fokus di salah satu bidang tetapi juga lebih, bahkan dimungkinkan seseorang dapat berperan di semua bidang. Keterbukaan dan kebebasan berpendapat, berorganisasi dan aktualisasi diri, membawa dampak adanya kebutuhan pengetahuan yang bersifat generalis baik secara teoritis maupun terapannya.<br />
Dengan bergulirnya reformasi, Paradigma pembangunan juga mengalami pergeseran orientasi, sebagai berikut :<br />
1. Diawali dengan paradigma pembangunan yang berorientasi pada politik, yang menitikberatkannaa peran negara dalam pembangunan, salah satunya dengan pelibatan aparat negara (tentara/TNI) sebagai pilar pembangunan, paradigma ini pada suatu waktu mengalami kegagalan ;<br />
2. Paradigma pembangunan yang berorientasi ekonomi, yang menitikberatkan peran para pelaku ekonomi dalam pembangunan, salah satunya dengan pelibatan konglomerat dengan harapan keuntungan pelaku bisnis dapat didistribusikan ke masyarakat, namun kenyataannya tidak berhasil, bahkan memicu terjadinya KKN dan lain sebagainya ;<br />
3. Pasca krisis tahun 1998, terjadi pergeseran paradigma pembangunan yang berorientasi pada moral, yang menitikberatkan pada penerapan nilai-nilai moral dan membuka peluang semua pihak terlibat dalam pembangungan, salah satunya mendorong berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam semua aspek pembangunan. <br />
Pelaksanaan pembangunan mempunyai tujuan akhir untuk meningkatkan kesejahteraan, baik dalam perspektif individu maupun negara atau Pemerintahan. Dengan bergesernya paradigma pembangunan pada akhir-akhir ini, dimana isu pemberdayaan (empowering) menjadi aktor utama dalam semua program pembangunan, yang dimotori oleh penyelenggara negara (pemerintah) maupun Steakholders lainnya, membawa konsekuensi adanya perubahan pola pandang pelaku pembangunan. Inisiator program pembangunan mau tidak mau, harus dapat mengakomodasi berbagai kepentingan dalam mendesain suatu program, bahkan mempunyai kecenderungan mengarah kepada upaya mencari popularitas, guna mendukung kegiatan politik praktis. Bahkan dalam pelaksanaaan program, pelaksana kegiatan akan sangat dipengaruhi oleh berbagai kepentingan yang secara alamiah mempunyai kutub yang saling berlawanan tidak dapat dihindari. Berbagai hal tersebut, maka pelaku pembangunan yang berorientasi pemberdayaan baik berada di lingkaran penyelenggara negara maupun yang diluarnya, guna menjaga eksistensinya maka dituntut mempunyai kesiapan pengetahuan di segala bidang, baik secara teoritis maupun terapannya.<br />
Apabila dilihat dari perspektif perencanaan dan pelaksanaan pembangunan didaerah, di era sekarang perencanaan dan pelaksanaan pembangunan berorientasi dari, oleh dan untuk masyarakat. Mekanisme Perencanaan pembangunan merupakan gabungan dari jalur “top down planning” dan “bottom up planning”. Jalur Top down dilakukan dengan tujuan sebagai upaya mensinergikan antara substansi perencanaan daerah dengan substansi perencanaan pada tingkat lebih tinggi/luas (tingkat propinsi dan tingkat nasional) melalui Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah dan dalam upaya implementasi visi-misi Daerah kepala daerah terpilih yang menjadi bahan utama Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah yang selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Startegis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD). <br />
Sedangkan Jalur bottom up, bertujuan untuk mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan masyarakat secara umum dengan diawali penggalian potensi dan permasalahan yang dihadapi masyarakat, yang selanjutnya akan dirumuskan dalam forum musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) tingkat kelurahan dan tingkat kecamatan. Dalam jalur bottom up ini, juga mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan masyarakat yang berafiliasi politik praktis, melalui konstituen partai yang dibawa oleh para anggota legislatif daerah (DPRD). Pertemuan berbagai jalur ini terjadi pada forum musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) tingkat kota, yang selanjutnya akan menghasilkan Rencana Kegiatan Pembangunan Tahunan Tingkat Kota, sebagai awal penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), yang nantinya menjadi pijakan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. <br />
Dari uraian tersebut diatas, Program Studi Ilmu Pemerintahan dapat berperan dalam penyiapan pelaku pembangunan yang berorientasi pemberdayaan masyarakat. Untuk lebih memberikan gambaran kebutuhan kompetensi yang diharapkan dimiliki pelaku, berikut disampaikan sekilas mengenai pemberdayaan masyarakat yang mempunyai Pola 3-7-10. Tiga Hakekat Pemberdayaan masyarakat yang meliputi :<br />
1. Pengembangan kemampuan dan kemandirian, <br />
2. Mendayagunakan segala potensi dan sumber daya <br />
3. Mempertahankan & meningkatkan taraf kehidupan. <br />
Dalam mendesain Program pemberdayaan masyarakat harus memperhatikan 7 (tujuh) Prinsip sebagai berikut :<br />
1. Kesesuaian masalah, kebutuhan dan kondisi masyarakat.<br />
2. Bermanfaat langsung bagi masyarakat.<br />
3. Pendayagunaan segala potensi dan sumber daya setempat.<br />
4. Keterbukaan dan dapat dipertanggungjawabkan pengelolaan dan hasilnya.<br />
5. Keserasian, keselarasan & keterpaduan antara kegiatan yg ada kaitannya.<br />
6. Berkesinambungan dan berkelanjutan dari proses & hasil setiap kegiatan.<br />
7. Partisipasi masyarakat dan pihak-pihak yang berkaitan.<br />
Sedangkan dalam implementasi program pemberdayaan masyarakat, diharapkan melalui 10 langkah keswadayaan sebagai berikut :<br />
1. Penyiapan diri Pelaku (LPMK dan LK yg lain)<br />
2. Pendataan umum dan prioritas lokasi garapan<br />
3. Penyiapan masyarakat<br />
4. Pendataan bersama masyarakat<br />
5. Perencanaan pembangunan bersama masyarakat<br />
6. Penyusunan rencana pembangunan tingkat desa/kelurahan (Musyawarah Pembangunan)<br />
7. Pengorganisasian & penggerakan swadaya gotong royong.<br />
8. Pelaksanaan dan pembinaan kegiatan<br />
9. Penilaian dan pelaporan keberhasilan pembangunan<br />
10. Tindak lanjut hasil pembangunan<br />
Apabila dilihat dari manajemen, kesepuluh langkah tersebut terbagi menjadi 4 (empat) Tahap yakni Tahap Persiapan (langkah 1-3), Tahap Perencanaan (langkah 4-6), Tahap Pelaksanaan (langkah 7 dan 8) serta Tahap Penilaian dan Tindak Lanjut (langkah 9 dan 10).<br />
Dengan memperhatikan ilustrasi pernik-pernik pemberdayaan masyarakat di atas, maka dalam Pengembangan Kompetensi di Program Studi Ilmu Pemerintahan, dapat digali kebutuhan pengetahuan yang harus dimiliki oleh alumni program studi ini baik yang bersifat teori maupun terapannya. Para alumni diharapkan tidak hanya berorientasi menjadi penyelenggara negara (pemerintahan) tetapi juga berorientasi bidang lain yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat secara khusus atau program pembangunan secara luas. <br />
Keberadaan Ilmu pemerintahan dalam penyiapan pelaku penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan mempunyai peran cukup strategis. Seorang yang menguasai Ilmu pemerintahan diharapkan mempunyai kemampuan untuk berinteraksi dengan para pihak yang mempunyai disiplin ilmu yang lain bersifat teknis (Ilmu Bidang Hukum, pendidikan, kesehatan, teknik, politik, studi pembangunan dan lain sebagainya). Atau dengan kata lain Ilmu pemerintahan diharapkan mampu ”memaduserasikan” penerapan berbagai disiplin ilmu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan menuju tercapainya kesejahteraan masyarakat. Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10661280979405836890noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-254267578564623208.post-68680147743990486902013-05-03T05:16:00.002-07:002013-05-03T20:27:46.961-07:00Modernisasi dan Pertumbuhan Ekonomi<br />
<br />
KATA PENGANTAR <br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkUw3rZ0LLdAfDavLGzdgaTIlR7QDpR10ji0UAgpiW-kEdJ1A5ZkG-KvUQl8SEk0Oj8GIyzZqujICRaOoWKNbipT7XsoXlEdyXaAu1_y4RankjAVs8kHJn08dya2h7BdoR5a6dCDuupnp-/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="184" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkUw3rZ0LLdAfDavLGzdgaTIlR7QDpR10ji0UAgpiW-kEdJ1A5ZkG-KvUQl8SEk0Oj8GIyzZqujICRaOoWKNbipT7XsoXlEdyXaAu1_y4RankjAVs8kHJn08dya2h7BdoR5a6dCDuupnp-/s320/images.jpg" width="320" /></a>Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah “Pembangunan dan Perberdayaan Masyarakat” dengan judul “Modernisasi dan Pertumbuhan Ekonomi, suatu teori umum Pembangunan”.<br />
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat pada semester ganjil tahun 2012-2013 Jurusan Ilmu pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam makalah ini diuraikan tentang Pengaruh Modernisasi dan pertumbuhan Ekonomi terhadap pembangunan, apakah sebenarnya konsep Modernisasi dan pertumbuhan ekonomi itu sebenarnya, pengaruh modernisasi terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan dan lain sebagainya.<br />
Penyusun menyadari, penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, serta masih banyak kekurangan. Maka dari itu, mohon kritik dan saran dari rekan-rekan semua kearah kesempurnaan makalah ini.<br />
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Guru Mata Pelajaran Heru Mulyono, S.ip, MT, atas bimbingannya, dan juga kepada rekan-rekan yang terlibat didalamnya, sehingga makalah ini bisa tersusun.<br />
Akhirnya penyusun berharap, makalah ini bisa bermanfaat bagi diri kami sendiri ataupun semua pihak yang memerlukan.<br />
<br />
Malang, 6 Oktober 2012<br />
<br />
Tim Penyusun<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
BAB I<br />
PENDAHULUAN <br />
1.1 Latar Belakang.<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGM3QJOjjdEgPQey7yYIx2UyegP6GYC5f8MpVUCbD_fh9Z4qifK5_FU82uokcCe9Paho9r4408PuNkIv4NtYjyyUfUMfi_Y6d5fHZU6HqmPe_fNxtaIPCBNE63AwE0TAA3vbdAPofRsQU5/s1600/moder.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGM3QJOjjdEgPQey7yYIx2UyegP6GYC5f8MpVUCbD_fh9Z4qifK5_FU82uokcCe9Paho9r4408PuNkIv4NtYjyyUfUMfi_Y6d5fHZU6HqmPe_fNxtaIPCBNE63AwE0TAA3vbdAPofRsQU5/s1600/moder.jpg" /></a> Pembangunan bangsa Indonesia diberbagai bidang khususnya di bidang ekonomi yang sentralistik di masa lampau, mengakibatkan terjadinya krisis multi dimensi yang dialami bangsa Indonesia, khususnya krisis dalam bidang ekonomi itu sendiri. Krisis ekonomi yang terjadi merupakan akibat dari masalah fundamental dan keadaan khusus. Masalah tersebut merupakan tantangan internal berupa kesenjangan yang ditandai dengan adanya pengangguran dan kemiskinan, sedangkan tantangan eksternal adalah upaya meningkatkan daya saing menghadapi era perdagangan bebas. <br />
Sekarang ini, pemerintah memang telah berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan pembangunan dalam berbagai bidang. Termasuk dalam bidang ekonomi sendiri, pemerintah telah gencar-gencarnya mensosialisasikan program-program pembangunan seperti misalnya desentralisasi ekonomi, otonomi daerah, ekonomi kerakyatan, pemberdayaan UKM dan lain sebagainya. <br />
Akan tetapi, hingga saat ini belum ada kejelasan dari format dan bagaimana pelaksanaan dari program di atas masih belum terlalu jelas. Sehingga kemudian muncul suatu gagasan tentang modernisasi dan pertumbuhan ekonomi, suatu teori umum pembangunan. Menarika untuk kita telaah dan pelajari bersama, apa sebenarnya maksud dari gagasan tersebut, dan apakah memang benar bahwa modernisasi dan pertumbuhan ekonomi bisa digunakan dalam melakukan pembangunan?<br />
Menyadari hal tersebut, maka kami diberi tugas untuk membuat suatu tulisan dalam bentuk Makalah dengan judul “Modernisasi dan Pertumbuhan Ekonomi, Suatu Teori Umum Pembangunan” yang kemudian bisa dikaji secara menyeluruh agar bisa kita fahami lebih jauh tentang masalah tersebut di atas. <br />
<br />
1.2 Rumusan Masalah.<br />
1. Apa sebenarnya modernisasi dan pertumbuhan ekonomi itu?<br />
2. Apakah pengaruh modernisasi terhadap pertumbuhan ekonomi?<br />
3. Benarkah Konsep Modernisasi dan Pertumbuhan Ekonomi tepat untuk Pembangunan?<br />
1.3 Tujuan Penelitian.<br />
1. Untuk mengetahui apa sebenarnya modernisasi dan pertumbuhan ekonomi itu.<br />
2. Mengetahui sejauh mana pengaruh modernisasi terhadap pertumbuhan ekonomi.<br />
3. Untuk mengetahui apakah benar modernisasi dan pertumbuhan ekonomi tepat untuk pembangunan.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
BAB II<br />
PEMBAHASAN<br />
2.1. Konsep Modernisasi<br />
Modernization bermakna melakukan formulasi ulang sesuatu yang asalnya primitif atau tradisional, menuju kondisi yang lebih baik secara fisik. Pengertian ini menekankan adanya perubahan atau pertambahan bentuk fisik dari kondisi asalnya.<br />
Secara epistemologis, teori modernisasi merupakan campuran antara pemikiran fungsionalisme struktural dengan pemikiran behaviorisme kultural Parsonian. Para pendukungnya memandang bahwa masyarakat akan berubah secara linier, yaitu perubahan yang selaras, serasi dan seimbang dari unsur masyarakat paling kecil sampai ke perubahan masyarakat keseluruhan dari tradisisonal menuju modern. Pandangan teori modernisasi semacam itu diilhami oleh pengalaman sejarah Revolusi Industri di Inggris yang dianggap sebagai titik awal pertumbuhan ekonomi kapitalis modern dan Revolusi Perancis sebagai titik awal pertumbuhan sistem politik modern dan demokratis.<br />
Sementara itu, Latar Belakang Lahirnya Teori modernisasi sebagai peristiwa penting dunia setelah Perang Dunia Kedua.<br />
Pertama, setelah munculnya Amerika Serikat sebagai negara adikuasa dunia. Pada tahun 1950-an Amerika Serikat menjadi pemimpin dunia sejak pelaksanaan Marshall Plan yang diperlukan membangun kembali Eropa Barat setelah Perang Dunia Kedua.<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDdf4SHKH1uLYLswHhtMeU6FVyuEvcBDOsvnpfNHl270iU6zk9ywu0sg0uAkhjWMEKZwJbHem59lNLNM0VOuMcn0rzruyd6USwpsTecHJuIK3oqluaih7HLC1Qu9LiunDfh6KTCp6nFQGO/s1600/m.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDdf4SHKH1uLYLswHhtMeU6FVyuEvcBDOsvnpfNHl270iU6zk9ywu0sg0uAkhjWMEKZwJbHem59lNLNM0VOuMcn0rzruyd6USwpsTecHJuIK3oqluaih7HLC1Qu9LiunDfh6KTCp6nFQGO/s320/m.jpg" width="229" /></a>Kedua, pada saat yang sama terjadi perluasan komunisme di seantero jagad. Uni Soviet memperluas pengaruh politiknya sampai di Eropa Timur dan Asia, antara lain di Cina dan Korea. Hal ini mendorong Amerika Serikat untuk berusaha memperluas pengaruh politiknya selain Eropa Barat, sebagai salah satu usaha membendung penyuburan ideologi komunisme.<br />
Cyril E. Black dalam “Dinamics of Modernization” berpendapat bahwa secara historis modernisasi adalah proses perkembangan lembaga-lembaga secara perlahan disesuaikan dengan perubahan fungsi secara cepat dan menimbulkan peningkatan yang belum pernah dicapai sebelumnya dalam hal pengetahuan manusia. Dengan pengetahuan tersebut, akan memungkinkan manusia untuk menguasai lingkungannya dan melakukan revolusi ilmiah.<br />
Pada dasarnya, modernisasi memiliki cirri-ciri tertentu yaitu :<br />
1. tingkat pertumbuhan ekonomi yang terus berlanjut<br />
2. kadar partisipasi rakyat dalam pemerintahan yang memadai<br />
3. difusi norma-norma sekuleer-rasional dalam kebudayaan<br />
4. peningkatan mobilitas dalam masyarakat<br />
5. transformasi kepribadian individu<br />
Walaupun konsep modernisasi masih relatif baru, akan tetapi para ahli yang menyusun teori mengenai modernisasi kebanyakan telah dipengaruhi oleh perspektif evolusi dan fungsional-struktural. Mereka menggolongkan teori modernisasi ke dalam dua tipe :<br />
1. Teori variabel kritis<br />
Mencakup sejenis perubahan tunggal seperti rasionalisasi atau industrialisasi dan istilah modernisasi menjadi sama artinya dengan variabel kritis.<br />
2. Teori dikotomi<br />
Mencakup proses transformasi masyarakat tradisional menjadi modern.<br />
2.2. Konsep Pertumbuhan Ekonomi.<br />
Pertumbuhan ekonomi tidak dapat dipisahkan dengan pembangunan Artinya, ketika berbicara tentang pembangunan, maka tidak dapat dilepaskan dari peningkatan kemampuan ekonomi dari manusia yang menjadi pelaku pembangunan itu sendiri. Muara dari economic growth adalah kemakmuran yang juga dapat menjadi tanda bahwa pembangunan telah berhasil dilakukan.<br />
Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Oleh karena itu, suatu Negara diakatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di Negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. <br />
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.<br />
2.3. Pengaruh Modernisasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi<br />
Di atas telah kita paparkan apa yang dimaksud dengan modernisasi dan pertumbuhan ekonomi, pertanyaan yang timbul selanjutnya adalah apa hubungan atau pengaruh modernisasi terhadap pertumbuhan ekonomi itu sendiri. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, Walt Whitman Rostow kemudian memberikan penjelasan tentang Teori Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi yang diklasifikasikan sebagai teori modernisasi. Rostow memaparkan sebuah ide sederhana bahwa transformasi ekonomi setiap negara dapat ditelisik dari aspek sejarah pertumbuhan ekonominya hanya dalam tiga tahap: tahap prekondisi tinggal landas (yang membutuhkan waktu berabad-abad lamanya), tahap tinggal landas (20-30 tahun), dan tahap kemandirian ekonomi yang terjadi secara terus-menerus. <br />
Rostow kemudian mengembangkan ide tentang perspektif identifikasi dimensi ekonomi tersebut menjadi lima tahap kategori dalam bukunya The Stages of Economic Growth: A Non-Communist Manifesto yang diterbitkan pada tahun 1960. Ia meluncurkan teorinya sebagai ‘sebuah manifesto anti-komunis’ sebagaimana tertulis dalam bentuk subjudul. Rostow menjadikan teorinya sebagai alternatif bagi teori Karl Marx mengenai sejarah modern. Fokusnya pada peningkatan pendapatan per kapita, Buku itu kemudian mengalami pengembangan dan variasi pada tahun 1978 dan 1980.<br />
Dalam hal prekondisi untuk meningkatkan ekonomi suatu negara, penekanannya terdapat pada keseluruhan proses di mana masyarakat berkembang dari suatu tahap ke tahap yang lain. Tahap-tahap yang berbeda ini ditujukan untuk mengidentifikasi variabel-variabel kritis atau strategis yang dianggap mengangkat kondisi-kondisi yang cukup dan perlu untuk perubahan dan transisi menuju tahapan baru yang berkualitas. Teori ini secara mendasar bersifat unilinear dan universal, serta dianggap bersifat permanen.<br />
Pembangunan, dalam arti proses, diartikan sebagai modernisasi yakni pergerakan dari masyarakat pertanian berbudaya tradisional ke arah ekonomi yang berfokus pada rasional, industri, dan jasa. Untuk menekankan sifat alami ‘pembangunan’ sebagai sebuah proses, Rostow menggunakan analogi dari sebuah pesawat terbang yang bergerak sepanjang lintasan terbang hingga pesawat itu dapat lepas landas dan kemudian melayang di angkasa.<br />
Pembangunan, dalam arti tujuan, dianggap sebagai kondisi suatu negara yang ditandai dengan adanya: a)Kemampuan konsumsi yang besar pada sebagian besar masyarakat, b)Sebagian besar non-pertanian, dan c)Sangat berbasis perkotaan.<br />
Sebagai bagian teori modernisasi, teori ini mengkonsepsikan pembangunan sebagai modernisasi yang dicapai dengan mengikuti model kesuksesan Barat. Para pakar ekonomi menganggap bahwa teori tahap-tahap pertumbuhan ekonomi ini merupakan contoh terbaik dari apa yang diistilahkan sebagai ‘teori modernisasi.<br />
Menjelaskan tentang masalah pertumbuhan ekonomi dan modernisasi, Rostow kemudian menjelaskan tentang adanya tahap-tahap linear pertumbuhan ekonomi. Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi yang linear (mono-economic approach) inilah yang menjadi syarat pembangunan untuk mencapai ‘status lebih maju’. Rostow membagi proses pembangunan ke dalam lima tahapan yaitu:<br />
1. Tahap masyarakat tradisional (the traditional society), dengan karakteristiknya:<br />
a. Pertanian padat tenaga kerja;<br />
b. Belum mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi (era Newton);<br />
c. Ekonomi mata pencaharian;<br />
d. Hasil-hasil tidak disimpan atau diperdagangkan; dan<br />
e. Adanya sistem barter.<br />
2. Tahap pembentukan prasyarat tinggal landas (the preconditions for takeoff),<br />
yang ditandai dengan:<br />
a. Pendirian industri-industri pertambangan;<br />
b. Peningkatan penggunaan modal dalam pertanian;<br />
c. Perlunya pendanaan asing;<br />
d. Tabungan dan investasi meningkat;<br />
e. Terdapat lembaga dan organisasi tingkat nasional;<br />
f. Adanya elit-elit baru;<br />
g. Perubahan seringkali dipicu oleh gangguan dari luar.<br />
3. Tahap tinggal landas (the take-off), yaitu ditandai dengan:<br />
a. Industrialisasi meningkat;<br />
b. Tabungan dan investasi semakin meningkat;<br />
c. Peningkatan pertumbuhan regional;<br />
d. Tenaga kerja di sektor pertanian menurun;<br />
e. Stimulus ekonomi berupa revolusi politik,<br />
f. Inovasi teknologi,<br />
g. Perubahan ekonomi internasional,<br />
h. Laju investasi dan tabungan meningkat 5 – 10 persen dari<br />
i. Pendapatan nasional,<br />
j. Sektor usaha pengolahan (manufaktur),<br />
k. Pengaturan kelembagaan (misalnya sistem perbankan).<br />
4. Tahap pergerakan menuju kematangan ekonomi (the drive to maturity), ciri-cirinya:<br />
a. Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan;<br />
b. Diversifikasi industri;<br />
c. Penggunaan teknologi secara meluas;<br />
d. Pembangunan di sektor-sektor baru;<br />
e. Investasi dan tabungan meningkat 10 – 20 persen dari pendapatan nasional.<br />
5. Tahap era konsumsi-massal tingkat tinggi (the age of high mass-consumption) dengan:<br />
a. Proporsi ketenagakerjaan yang tinggi di bidang jasa;<br />
b. Meluasnya konsumsi atas barang-barang yang tahan lama dan jasa;<br />
c. Peningkatan atas belanja jasa-jasa kemakmuran<br />
Menurut Rostow, dalam hal mengenai perubahan dari tahap tradisional ke arah industrial sebagai syarat pembangunan dan kemajuan, pembangunan ekonomi atau proses transformasi masyarakat dari tahap tradisional menjadi masyarakat modern merupakan suatu proses yang multi-dimensional. Pembangunan ekonomi bukan berarti perubahan struktur ekonomi suatu negara yang ditunjukkan oleh menurunnya peranan sektor pertanian dan meningkatnya peran sektor industri saja.<br />
2.4. Modernisasi, Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan<br />
Konsep modernisasi pertumbuhan ekonomi (Pembangunan) menjadi penuh kontroversial dalam teori-teori sosial dan poskolonial kontemporer. Sebelumnya, hampir semua teori sosial klasik abad 19 mempertentangkan masyarakat modern dan pra-modern. Durkheim pada perbedaan antara solidaritas organis dan mekanis, Weber menteorikan perkembangan rasionalisasi, dan Max mengkaji transisi feodalisme ke kapitalisme. <br />
Masing-masing ahli teori sosial tersebut menggunakan model pembangunan linear. Misalnya, transisi masyarakat pedesaan ke masyarakat urban, dari feodal ke kapitalis, dari agraris ke industri, dari irasional ke rasional, dan dari tradisi ke modern. Masalah yang muncul adalah pada bayangan negara berkembang tentang masa depan mereka yang mengacu pada modernisasi Barat/Eropa.<br />
<br />
Model linear ini “diresmikan” pasca-1945, ketika era kekaisaran runtuh dan teori sosial ideologis berhasrat untuk menghindarkan penyebaran komunisme. Beberapa teori sosial yang muncul waktu itu secara eksplisit berhubungan dengan pembangunan. Pembangunan diteorikan sebagai proses di mana masyarakat terbelakang Dunia Ketiga akan mencapai kemajuan sebagaimana di Barat melalui proses modernisasi.<br />
Sehingga, modernisasi dan pembangunan dua hal yang berkaitan erat. Beberapa tokoh ilmu sosial menjelaskan tahapan modernitas Barat melalui teori modernisasi, misalnya Walt Rostow, Shmuel Eisenstadt, David McClelland, dan Bert Hoselitz. Teori-teori sosial tersebut didominasi oleh pemikiran sosiologi Barat pada tahun 1950-an dan awal 1960-an.<br />
Namun, ada pula yang berbeda pandangan mengenai proses modernisasi tersebut. Mengikuti argumen Marx, Andre Gunder Frank dan Immanuel Wallerstein berpendapat, kegagalan modernisasi dan pembangunan di Dunia Ketiga merupakan dampak dari tindakan negara-negara maju. Tetapi, teori sistem dunia dan negara terbelakang juga memiliki persoalan, di mana asal-usul pembagian antara pusat dan pinggiran tidak dijelaskan dengan baik. Sebaliknya, ketika teori-teori tersebut membicarakan persoalan pusat dan pinggiran, pembahasan selalu mengarah pada persoalan ekonomi-politik dan eksploitasi terhadap negara berkembang serta pemusatan konsentrasi perdagangan dan investasi di negara maju yang berdampak pada marginalisasi negara-negara pinggiran. <br />
Namun, teori-teori sosial kontemporer justru berpandangan pesimis ketika dikatakan bahwa modernisasi dan pembangunan memperlihatkan kemajuan. Dasar beberapa teori ini mengacu pada teori sosial klasik, misalnya rasionalisasi Weber, Anomi, dan alienasi. Teori sosial kontemporer melihat bahwa modernisasi memunculkan Eropasentrisme dalam pembangunan dam ilmu pengetahuan. Beberapa persoalan yang muncul oleh dampak modernisasi dan pembangunan menjadikan alasan mengapa tema modernisasi dan pembangunan menjadi signifikan dalam ilmu sosial kontemporer sekarang ini.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
BAB III<br />
PENUTUP<br />
3.1 Kesimpulan. <br />
Modernisasi dalam ilmu sosial merujuk pada sebuah bentuk perubahan dari keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan masyarakat yang lebih maju, berkembang, dan makmur. Modernisasi merupakan hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang sekarang ini. , pembangunan ekonomi atau proses perubahan masyarakat dari tahap tradisional menjadi masyarakat modern merupakan suatu proses yang multi-dimensional. Pembangunan ekonomi adalah meningkatnya peranan sektor industri dari pada sektor pertanian.<br />
3.2 Saran.<br />
Modernisasi perlu bagi setiap Negara karena modernisasi mempunyai dampak positif perubahan sikap dan cara berfikir masyarakat yang sebelumnya irasional menjadi rasional. Karena dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pula yang membentuk masa modernisasi yang terus kian berkembang dan maju di waktu sekarang ini.<br />
Tapi kita juga harus bisa menghindari dampak buruk modernisasi itu Perkembangan teknologi industri yang sudah modern dan semakin pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk menkonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada, sesuai dengan kebutuhan masing – masing.<br />
• Sikap Individualistik <br />
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitas. Padahal manusia diciptakan sebagai makhluk sosial.<br />
• Gaya Hidup Kebarat-baratan <br />
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.<br />
<br />
<br />
<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
Nawai, Ismail, 2002. Pembangunan dan Problema Masyarakat. Surabaya: ITS Press.<br />
Rudianto, 2009, Perencanaan Pembangunan Nasional dan Regional. Malang: Cakrawala Media Publisher.<br />
Ghazali, Adeng. 2004. Civic Education. Bandung : Benang Merah Press.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10661280979405836890noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-254267578564623208.post-11008723392720759272013-05-03T04:40:00.000-07:002013-05-03T20:24:44.855-07:00Implementasi Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di Kota Malang<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiTaQ0o-eg0KzkUbwXLAukS3IWhZpXRkzdin2cjS5CrBzWyJD-lmpPwq-M0KYSgXmaxAnbkvOX4cxPAcUqo-1oAVtiwJIYOiMVa2LDQuoGJkUi8CNDQE5y_kjdPvIZvfeckvE76M9i8Mis/s1600/PNPM+m.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="205" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiTaQ0o-eg0KzkUbwXLAukS3IWhZpXRkzdin2cjS5CrBzWyJD-lmpPwq-M0KYSgXmaxAnbkvOX4cxPAcUqo-1oAVtiwJIYOiMVa2LDQuoGJkUi8CNDQE5y_kjdPvIZvfeckvE76M9i8Mis/s320/PNPM+m.jpg" width="320" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7R38i80v7FSuXABFExBXcF3Egxbtw7JE3U0b_LbeMnbrP0sjWSlINjExqQIHYGLFaiXYGos0tHgTFMAzecxTod0U7PdSoHuDYVCcjy8gb_eZ8tIzV31rGnX72V3BLgqSWuh1HaYbesV43/s1600/pnpm_kota_logo.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<br />
<br />
KATA PENGANTAR<br />
<br />
<br />
<br />
Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T atas limpahan Rahmat, Taufiq, Hidayah dan Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Kebijakan Publik ini dengan judul: “Evaluasi Implementasi Kebijakan PNPM Mandiri Perkotaan” yang dapat terselesaikan tepat pada waktunya.<br />
<br />
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada jujungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang yaitu Islam.<br />
<br />
Penutup dari kata pengantar penelitian ini semoga hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan juga rekemondasi bagi instansi pemerintahan terkait hasil penelitian ini dan juga sumbangan pemikiran bagi BKBPM Kota Malang tentang proses berjalannya program PNPM Mandiri Perkotaan oleh masyarakat Kota Malang.<br />
<br />
<br />
<br />
Malang, 18 Desember 2012<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
DAFTAR ISI<br />
<br />
<br />
<br />
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. 1<br />
<br />
KATA PENGANTAR............................................................................................ 2<br />
<br />
DAFTAR ISI........................................................................................................... 3<br />
<br />
ISI<br />
<br />
A. Latar Belakang........................................................................................ 4<br />
<br />
B. Rumusan Masalah................................................................................... 5<br />
<br />
C. Tujuan Penelitian..................................................................................... 5<br />
<br />
D. Manfaat Penelitian.................................................................................. 5<br />
<br />
E. Deskripsi Institusi.................................................................................... 6<br />
<br />
F. Hasil dan Analisa..................................................................................... 6<br />
<br />
G. Penutup................................................................................................... 9<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
A. Latar Belakang<br />
<br />
Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan partisipasi dari berbagai pihak secara bersama-sama dan koordinasi dengan baik. Namun, pemecahan permasalahan tersebut selama ini cenderung tidak berkelanjutan. Peranan dari masyarakat juga belum maksimal. Partisipasi masyarakat yang dapat menjadi sumber penting dalam pemberdayaan dan pemecahan masalah kemiskinan juga mulai luntur. untuk itu diperlukan perubahan yang menyeluruh dalam upaya penanggulangan kemiskinan.<br />
<br />
Untuk meningkatkan efektifitas penanggulangan kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja, pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri) mulai tahun 2007. Melalui PNPM-Mandiri dirumuskan kembali berbagai upaya penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan kegiatan hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses partisipatif, pembentukan kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat miskin agar dapat diberdayakan sehingga mereka bukan sebagai obyek melainkan subyek penanggulangan kemiskinan.<br />
<br />
Dengan adanya berbagai program pemberdayaan masyarakat dalam kebijakan PNPM-Mandiri, pembangunan diharapkan dapat diperluas ke daerah-daerah terpencil. Proses pemberdayaan pada umumnya membutuhkan waktu 5-6 tahun, maka PNPM-Mandiri akan dilaksanakan sekurang-kurangnya hingga tahun 2015. Hal ini sejalan dengan target waktu pencapaian PNPM-Mandiri itu sendiri. Pelaksanaan PNPM-Mandiri yang berdasar pada indikator-indikator keberhasilan yang terukur akan membantu indonesia mencapai target-target tersebut.<br />
<br />
Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak untuk ditangani. Salah satu ciri umum dari kondisi fisik masyarakat miskin adalah tidak memiliki akses ke sarana dan prasarana dasar lingkungan yang memadai, dengan kualitas perumahan dan permukiman yang jauh dibawah standar kelayakan, serta mata pencaharian yang tidak menentu.<br />
<br />
Peranan pemberian pinjaman dana bergulir terhadap pendapatan masyarakat dinilai sangat penting bagi masyarakat, maka perlu pengkajian dari bebagai aspek yang mempengaruhi keberhasilan dari usaha ekonomi produktif masyarakat. Karena dengan keberhasilan usaha ekonomi produktifnya akan meningkatkan pendapatan bagi masyarakat sehingga masyarakat dapat keluar dari masalah kemiskinan dan akan terwujudnya masyarakat madani yang maju, mandiri dan sejahtera.<br />
<br />
Dengan demikian, peneliti tertarik mengambil judul “Evaluasi Implementasi Kebijakan PNPM Mandiri Pedesaan” karena saat ini banyak desa-desa yang sedang berkembang belum bisa memanfaatkan dan memberdayakan potensi masyarakatnya dengan baik, sehingga disini kita melihat dan tentu dengan literatur dengan melakukan dialog dengan beberapa orang dalam perangkat desa tersebut dan masyarakat yang tentunya menjadi pelaku untuk upaya tersebut. Sehingga dengan literatur tersebut menurut kami Pemerintah dapat memaksimalkan pelaksanaan program – programnya.<br />
<br />
<br />
<br />
B. Rumusan Masalah<br />
<br />
Berdasarkan apa yang telah diuraikan dalam latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan bagaimanakah pelaksanaan PNPM-Mandiri Pedesaan di Desa Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten Malang.<br />
<br />
<br />
<br />
C. Tujuan Penelitian<br />
<br />
Dari rumusan masalah dan latar belakang di atas, yang menjadi tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pelaksanaan PNPM-Mandiri Pedesaan di Desa Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten Malang.<br />
<br />
<br />
<br />
D. Manfaat Penelitian<br />
<br />
1. Secara Teoritis<br />
<br />
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk menambah referensi dalam bentuk informasi dan pengetahuan, terutama bagi mereka yang tertarik terhadap permasalahan penanggulangan kemiskinan serta program dan upaya pemerintah dalam menanggulangi permasalahan kemiskinan.<br />
<br />
2. Secara Praktis<br />
<br />
Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan kontribusi bagi Kepala Desa Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten Malang tentang langkah-langkah strategis dalam melaksanakan fungsinya untuk dapat mensejahterakan warganya melalui PNPM-Mandiri.<br />
<br />
<br />
<br />
E. Deskripsi Institusi<br />
<br />
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian dilakukan, untuk mendapatkan informasi serta data-data yang diperlukan oleh peneliti untuk menunjang penelitian. Penelitian ini dilakukan di Desa Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten Malang yang terletak di perbatasan antara kota Malang dan kota Batu. Lokasi penelitian ini digunakan oleh peneliti dengan pertimbangan kemudahan akses informasi data dan subyek utama penelitian dilakukan.<br />
<br />
<br />
<br />
F. Hasil dan Analisa<br />
<br />
Pelaksanaan PNPM-Mandiri tahun 2007 dimulai dengan dua program pemberdayaan masyarakat, yaitu Program Pengembangan Kecamatan (PPK) sebagai dasar pemberdayaan masyarakat di pedesaan dan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) sebagai dasar bagi pengembangan pemberdayaan masyarakat di perkotaan. Mulai tahun 2008 PNPM-Mandiri diperluas dengan melibatkan Program Pengembangan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) untuk pengembangan daerah tertinggal, pasca bencana dan konflik, dan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) untuk mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah sekitarnya. PNPM juga diperkuat dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh berbagai sektor.<br />
<br />
Program Penanggulangan Kemiskinan dilaksanakan sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dalam menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan. Program ini sangat strategis karena menyiapkan landasan kemandirian masyarakat berupa lembaga kepemimpinan masyarakat yang representative, mengakar dan kondusif bagi perkembangan modal sosial masyarakat mendatang serta menyiapkan program masyarakat jangka menengah dalam penanggulangan kemiskinan yang menjadi kemitraan masyarakat dengan pemerintah dan kelompok peduli setempat.<br />
<br />
Penanggulangan kemiskinan membutuhkan penanganan yang menyeluruh, maka PNPM-Mandiri memberikan bantuan untuk masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk pendampingan dan bantuan dana. Bantuan pendampingan ini diwujudkan dalam penugasan konsultan dan fasilitator beserta dukungan dana operasioanal untuk mendampingi dan memberdayakan masyarakat agar mampu merencanakan dan melaksanakan program masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan di desa/kelurahan masing-masing. Di dalam proses pendampingan akan ada pelatihan yang akan dilakukan kepada masyarakat untuk menambah ketrampilan dan pelaksanaan kerja. Untuk melihat efektivitas program pelatihan masyarakat, konsultan dan fasilitator PNPM-Mandiri perlu melakukan penilain terhadap perubahan sikap dan ketrampilan masyarakat, baik sebelum maupun sesudah mengikuti pelatihan. Persoalan yang sering timbul dalam pelatihan yang dilakukan PNPM-Mandiri seringkali masyarakat belum mengerti arti penting dari pelatihan dalam mengelola ekonomi rumah tangga. Dengan memahami pengelolaan ekonomi keuangan rumah tangga dengan baik sebuah keluarga akan mudah untuk mengatur kebutuhannya, karena ia akan memperhitungkan setiap rupiah yang dikeluarkannya. Sedangkan bantuan dana akan diberikan dalam bentuk Bantuan Langsung Masyrakat (BLM). BLM ini bersifat stimulant dan sengaja disediakan untuk memberi kesempatan kepada masyarakat untuk berlatih dengan mencoba melaksanakan rencana kegiatan penanggulangan kemiskinan yang telah direncanakan.<br />
<br />
Pada dasarnya penggunaan dana BLM dapat digunakan secara luwes dengan berpedoman kepada PJM Pronangkis (perencanaan jangka menengah program penanggulangan kemiskinan), pemberdayaan aspek tridaya dan kesepakatan serta kearifan warga sehingga hasilnya dapat benar-benar memberikan manfaat berkurangnya kemiskinan di kelurahan/ desa yang bersangkutan. Penggunaan dana BLM digunakan untuk kegiatan tridaya yang terdiri dari komponen kegiatan lingkungan, komponen kegiatan sosial dan komponen kegiatan ekonomi yang didalamnya terdapat pemberian pinjaman bergulir kepada masyarakat.<br />
<br />
Pemberian pinjaman bergulir kepada masyarakat miskin merupakan salah satu upaya dalam PNPM-Mandiri untuk meningkatkan pendapatan masyarakat miskin agar bisa terlepas dari kemiskinannya. Pinjaman bergulir diberikan untuk membantu kegiatan yang bersifat produktif dalam rangka menciptakan peluang usaha dan kesempatan kerja. Pinjaman dapat juga dugunakan untuk memulai usaha baru yang tidak bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan, kesopanan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemberian pinjaman dana bergulir kepada masyarakat miskin diberikan langsung kepada masyarakat melalui badan keswadayaan masyarakat (BKM) di masing-masing desa. Pemberian pinjaman bergulir tidak diberikan kepada setiap keluarga yang ada di setiap desa tapi BKM dan Unit Pengelola Keuangan (UPK) yang ada di masing-masing desa yang menilai layak atau tidaknya masyarakat tersebut diberi pinjaman dengan melakukan analisis terhadap faktor-faktor budaya, pribadi, sosial, dan psikologis masyarakat.<br />
<br />
Besar pinjaman mula-mula ditentukan maksimal Rp. 500.000,- per orang, namun disesuaikan dengan kemampuan membayar kembali peminjam. Artinya bahwa besar pinjaman pertama tersebut bisa lebih rendah dari Rp. 500.000,- apabila berdasarkan penilaian kemampuan membayar kembali yang bersangkutan memang hanya sebesar itu. pinjaman berikutnya tergantung pada catatan pembayaran kembali dan kemampuan dana UPK, dapat diberikan pinajaman yang lebih besar, memperoleh pinjaman kembali lebih cepat dari daftar tunggu yang lain karena pembayaran kembalinya lebih baik atau diberi pinjaman yang sama dengan jasa pinjaman yang lebih rendah. Kebijakan ini diatur oleh BKM.<br />
<br />
Pemberian pinjaman dana bergulir kepada masyarakat masih dianggap oleh masyarakat seperti pemberian-pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang sering dianggap hangus oleh masyarakat dan masyarakat juga tidak perlu membuat laporan pembukuan dalam usaha ekonomi produktifnya, maka akan sulit untuk mengukur keberhasilan pinjaman dana bergulir tersebut.<br />
<br />
<br />
<br />
G. Penutup<br />
<br />
1. Kesimpulan<br />
<br />
Dengan adanya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat sangat bermanfaat bagi warga di Desa Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Dengan bantuan pinjaman dana bergulir dari pemerintah yang awalnya sebesar Rp. 500.000 dapat menambah penghasilan pendapatan warga di desa tersebut. Dana bergulir dari pemerintah banyak digunakan warga sebagai modal dalam berwirausaha.<br />
<br />
Program ini sangat strategis karena menyiapkan landasan kemandirian masyarakat berupa lembaga kepemimpinan masyarakat yang representative, mengakar dan kondusif bagi perkembangan modal sosial masyarakat.<br />
<br />
2. Saran<br />
<br />
Pemberian pinjaman tentu saja tidak cukup untuk meningkatkan pendapatan masyarakat maka dari itu perlu diadakan pelatihan yang bermanfaat bagi masyarakat agar dana yang dipinjam dapat memaksimalkan hasil usaha dan meningkatkan pendapatan masyarakat.<br />
<br />
Pemerintah juga perlu menyiapkan adanya fasilitator yang secara langsung berhadapan dengan permasalahan yang dihadapi oleh penerima dana dari PNPM-Mandiri, dan juga adanya konsultan yang dapat memberikan arahan kepada masyarakat yang menerima bantuan tersebut sehingga program ini benar-benar berjalan dengan efektif dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten Malang.<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10661280979405836890noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-254267578564623208.post-28981405416830456112013-05-02T22:29:00.000-07:002013-05-03T20:18:35.763-07:00Bio Data<br />
Wahyuddin Al-Arasy, saya memulai hidup di dunia ini dengan nama itu. Seuju atau tidak, hal itu menunjukan betapa cerdasnya kedua orang tuaku. Tapi, satu hal yang pasti bahwa nama adalah doa dan harapan orang tua untuk anak-anaknya betul tidak..?? Oleh karena itu, semoga nama yang menjadi indentitas sekaligus amanah saya ini bisa sesuai dengan perilaku saya di dunia ini. amin..<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqp4kE36_ZwiI0IX0rNtK2J5EQ6FHbWgAhQdsZ9cefJ_0jwk39_QC09ivvT4V2v0BdQS920IYP1nooaolUenmNJNfCFuWHKL1zUtAmQnL0PvzoKQH_DyFfGLn6tK4KqcIitm4-jh_sJhAs/s1600/CIMG0036.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqp4kE36_ZwiI0IX0rNtK2J5EQ6FHbWgAhQdsZ9cefJ_0jwk39_QC09ivvT4V2v0BdQS920IYP1nooaolUenmNJNfCFuWHKL1zUtAmQnL0PvzoKQH_DyFfGLn6tK4KqcIitm4-jh_sJhAs/s320/CIMG0036.JPG" width="320" /></a></div>
<br />
Tanggal 9 Januari 1993 tepatnya hari sabtu jam 05.00 pagi saya dilahirkan di dunia ini (kata saksi mata yang ada di lokasi kejadian hehehe). saya lahir di sebuah kawasan di daerah pegunungan, KASAMBI itulah nama daerah tersebut, desa yang pas berada di kaki gunung Bambapuang, gunung yang menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat desa. wilayah ini berada di kabupaten Enrekang provinsi Sulawesi Selatan. Salah satu kabupaten yang terkenal dengan keindahan alam pegunungan dan hasil pertanian yang berkualitas. <br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnxQooK4VG03MNSUWDnTHQiOTEpqocEpQY7XWuwaL7wSgoGbwuEx1RAdBi1BUUBgL2Apxdk0vcvOU9ebi6KVNEFSkAlxpAwBwKQvLmYsCDBCjitXXXvbbxMNOKzfV6GU1ZTsuqRFQ6Fo_J/s1600/CIMG0065.JPG" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="263" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnxQooK4VG03MNSUWDnTHQiOTEpqocEpQY7XWuwaL7wSgoGbwuEx1RAdBi1BUUBgL2Apxdk0vcvOU9ebi6KVNEFSkAlxpAwBwKQvLmYsCDBCjitXXXvbbxMNOKzfV6GU1ZTsuqRFQ6Fo_J/s400/CIMG0065.JPG" width="400" /></a></div>
Sekarang adalah tahun 2013, tak terasa umur saya sudah 20 Tahun. 20 tahun berlalu dengan warna-warni kehidupan yang silih berganti. 20 tahun hidup saya dihabiskan untuk mengenyam pendidikan mulai bangku SD sampai Perguruan Tinggi.<br />
<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiS5Y5izXQ0Ql8s1-Exo_lt98DfsD3bqtj7JXQ7FZyX9FFkpoatXG2kDvfOQuAHL8tRkRpdXR5LFpN07khOZ8taDKOYfDWZLa3sQCisD-j0Le0QqGdo2bPVRJEIqyBAlYDdJ3n3uIZjltyJ/s1600/CIMG0099.JPG" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxWHXOl3P32LT3uy2aBbd3oj7b2C-wZIWanJvbddxBzFfpsxpNGsw4r9tn8Dk9pLYdXI6Xu7_j1ZeSkE9zVhyphenhyphenrYq4phHOmdjyWYUx_9XJ-zsvq0XTtJyKje7j8y6bBHQvlnadpsMjnWz7E/s1600/DSC03381.JPG" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxWHXOl3P32LT3uy2aBbd3oj7b2C-wZIWanJvbddxBzFfpsxpNGsw4r9tn8Dk9pLYdXI6Xu7_j1ZeSkE9zVhyphenhyphenrYq4phHOmdjyWYUx_9XJ-zsvq0XTtJyKje7j8y6bBHQvlnadpsMjnWz7E/s320/DSC03381.JPG" width="320" /></a>Sekolah Dasar saya lalui dengan canda ta dan tangis ala anak-anak usia 7-12 tahunan, da semua itu beerlalu dengan cepat. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP) saya lalui di sebuah Pondok Pesantren di Kawaan Maroangin Kab Enrekang (PPM Rahmatul Asri) ya... itulah nama lembaga islami itu. 3 tahun saya mengenyam ilmu agama dan umum di tempat itu, namun ternyata hal itu masih kurang bagi saya sehingga saya putuskan untuk melanjutkan SMA di tempat itu juga, 6 tahun lamanya saya bergelut dan menikmati indahnya hidup dalam sebuah lingkungan pesantren yang penuh dengan nuansa islami. akhirnya.. saat ini saya telah berstatus sebagai seorang mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan di Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur. Tak pernah terbayangkan memang, Seorang Wahyuddin Al-Arasy bisa melanjutkan kuliah di luar Provinsi. ada satu hal yang cukup briliant dalam jejak pendidikan yang saya tempuh yaitu, saya selalu belajar di lembaga-lembaga luar negeri.. saya katakan demikian karena kebetulan Pondok Pesatren Modern Rahmatul Asri dan Universitas Muhammadiyah Malang adalah lembaga pendidikan swasta dan bukan negeri hehehe...<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10661280979405836890noreply@blogger.com0